Wisata Religi Makam Gus Dur di Jombang Segera Dibuka untuk Umum

Sementara itu, Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengungkapkan pihaknya telah menerima masukan dari pengurus Ponpes Tebuireng dan Kepala Desa Cukir, Kecamatan Diwek terkait pembukaan kembali akses peziarah ke makam Gus Dur. Mundjidah mengaku akan berkoordinasi terlebih dulu dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), seperi Polri dan TNI.

“Saya tidak bisa memutuskan sendiri. Makanya harus koordinasi dulu dengan Forkopimda, terutama Polres Jombang. Karena soal keamanan itu harus koordinasi dengan TNI-Polri. Kalau semua sepakat, kita kirim surat ke pengurus Ponpes Tebuireng,” kata Mundjidah, Jumat (22/10/2021).

Mundjidah mengungkapkan, saat ini Kabupaten Jombang sudah masuk PPKM level 1. Artinya, wisata religi sudah boleh dibuka, dengan syarat diwajibkan menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran virus corona. Selain wajib memakai masker dan cuci tangan, peziarah yang masuk dibatasi jumlahnya untuk memastikan mereka bisa menjaga jarak selama ziarah.

“Kapasitas peziarah yang masuk dibatasi 50 persen, bergilir. Peziarah juga wajib mentaati disiplin prokes. Yakni, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, serta menjaga jarak," ujarnya.

Makam Gus Dur berada berada di dalam kawasan pesantren di sisi barat kompleks Pondok Pesantren Tebuireng bersebelahan dengan makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussekh KH. Hasyim Asy'ari, yang juga kakek dari Gus Dur. Di dalam kompleks makam itu juga terdapat makam ayahnya, KH Wahid Hasyim, serta makam adiknya, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah).

Sebelum pandemik COVID-19 melanda, ribuan orang dari berbagai daerah memadati kawasan makam untuk berziarah. Akibat pandemik itu, akses peziarah umum ke makam Gus Dur ditutup sementara sejak 16 Maret 2020 lalu sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan sebagai bentuk kewaspadaan terkait penularan COVID-19. Penutupan itu sesuai dengan surat Pengasuh Pesantren Tebuireng Nomor 1524/I/HM 00 01/PENG/2020 tanggal 14 Maret 2020.