5 Wisata Sejarah di Kota Lama Semarang yang Instagramable

Gereja Blenduk atau Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel dibangun pada 1742. Johannes Wilhelmus Swemmelaar menjadi pendeta pertama pada masanya. Nama "Blenduk" sendiri adalah julukan dari masyarakat setempat yang merujuk pada bentuk kubahnya yang besar dan cembung.

Meskipun menyandang status cagar budaya dan menjadi daya tarik wisata, Gereja Blenduk masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah hingga saat ini. Kehadirannya menjadi simbol toleransi dan keberagaman di Kota Semarang.

Museum Kota Lama adalah tempat wisata yang wajib dikunjungi jika kamu ingin mengetahui sejarah Semarang secara mendalam. Museum ini tidak hanya memaparkan informasi, tetapi juga menggunakan teknologi imersif untuk menciptakan pengalaman unik.

Melalui teknologi tersebut, pengunjung bisa merasakan langsung bagaimana Kota Semarang berkembang sejak 1547. Museum Kota Lama berhasil menggabungkan dunia digital dan nyata, sehingga membuat sejarah terasa lebih hidup dan menarik bagi semua orang.

Taman Srigunting merupakan ruang terbuka hijau yang menyegarkan di tengah arsitektur kuno Kota Lama Semarang. Tempat ini juga menjadi saksi bisu perkembangan Kota Semarang dari masa kolonial Belanda hingga saat ini.

Taman Srigunting dulu dikenal sebagai Paradeplein yang sering digunakan tentara Belanda untuk melakukan latihan militer. Selain menjadi tempat bersantai, taman ini juga menjadi panggung bagi para seniman jalanan yang kerap menampilkan pertunjukan musik, pantomim, dan atraksi lainnya, sehingga menambah semarak suasana terutama di sore dan malam hari.

Bagi para wisatawan, mengunjungi Pasar Klitikan menjadi sebuah petualangan tersendiri. Setiap lapak dan kios menawarkan perjalanan visual ke masa lampau.

Aktivitas tawar-menawar pun menjadi seni tersendiri yang menambah keseruan berbelanja. Di pasar ini, tersedia berbagai barang antik mulai dari abad ke-13 sebelum Masehi, seperti uang kuno, keris, telepon tahun 70-an, buku-buku kuno, mangkuk, dan guci yang usianya sudah berabad-abad.

Bangunan Pabrik Rokok Praoe Lajar menyimpan jejak panjang sejarah industri sekaligus arsitektur kolonial di Semarang. Berawal dari kantor N.V. Het Semarang Veem pada 1955, lalu sempat menjadi markas perusahaan Maintz & Co., gedung ini tetap mempertahankan bentuk aslinya dengan hanya sedikit penyesuaian pada bagian bawah akibat peninggian lantai.

Pabrik Rokok Praoe Lajar masih beroperasi dengan proses linting kretek secara manual. Wisatawan juga dapat menyaksikan langsung aktivitas para pelinting yang telaten dan cekatan menjaga warisan budaya tembakau ini.

Menjelajahi Kota Lama Semarang tidak hanya memberikan pengalaman wisata yang penuh sejarah, tetapi juga menawarkan sudut-sudut yang begitu cantik. Bagi kamu yang gemar berburu foto unik sekaligus ingin merasakan nuansa tempo dulu, Kota Lama Semarang adalah pilihan liburan yang tepat.