5 Wisata Sejarah di Ternate, Semuanya Indah dan Gak Bikin Bosan

Dibangun pada 1607, Benteng Oranje adalah benteng pertama yang dibangun Belanda di Indonesia. Bukan hanya sebagai tempat perlindungan, di bagian dalam benteng, kamu juga akan menemukan rumah dinas mantan gubernur jenderal Belanda.

Rumah bergaya Belanda ini masih berdiri kokoh, tetapi fungsinya sudah berubah menjadi Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate sekaligus Museum Rempah. Di beberapa bagian benteng, kamu juga bisa menemukan meriam asli peninggalan penjajah.

Lokasi: Jalan Hasan Boesoeri, Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, Ternate, Maluku Utara

Jam operasional: Senin sampai Jumat pukul 07.45-16.30 WIT

Harga: Rp10.000

Tempat wisata bersejarah selanjutnya adalah Museum Kedaton Sultan Ternate. Tempat ini dibangun pada 1813 oleh Sultan Ternate bernama Muhammad Ali. Ini merupakan tempat tinggal keluarga Kesultanan Ternate hingga hari ini.

Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, Kedaton Sultan Ternate juga digunakan sebagai museum. Pengunjung bisa melihat berbagai peninggalan bersejarah milik kesultanan, termasuk mahkota emas berusia 500 tahun. Konon, mahkota ini memiliki rambut yang tumbuh dengan sendirinya, lho!

Lokasi: Jalan Sultan Khairun, Sao-Sio, Kecamatan Ternate Utara, Ternate, Maluku Utara

Jam operasional: Selasa sampai Minggu pukul 08.00-14.00 WIT 

Harga: Rp20.000

Kalau Benteng Oranje dibangun oleh Belanda, maka Benteng Tolukko yang dibangun pada 1540 ini adalah peninggalan Portugis. Salah satu hal yang membuat Benteng Tolukko jadi menarik adalah lokasinya yang berada di atas bukit.

Jika naik ke puncak benteng, kamu bisa menikmati pemandangan Ternate dari ketinggian. Ditambah lagi sekeliling benteng juga dihiasi oleh taman yang membuat pemandangan di benteng jadi semakin elok dipandang.

Lokasi: Sangaji Utara, Kecamatan Kota Ternate Utara, Ternate, Maluku Utara

Jam operasional: setiap hari pukul 08.00-16.00 WIT

Harga: Rp5.000

Meski nama aslinya Benteng Kalamata, tetapi penduduk sekitar menyebutnya dengan nama Kayu Merah. Nama ini diambil karena bangunan benteng yang berwarna merah.

Seumuran dengan benteng sebelumnya, Benteng Kalamata juga dibangun oleh Portugis pada 1540. Makanya gak heran kalau arsitektur bangunan ini berbeda sekali dengan kebanyakan benteng lain yang ada di Ternate.

Dari benteng, kamu akan disuguhi panorama laut dengan Pulau Maitara dan Tidore di kejauhan. Panorama yang cantik sekali, apalagi kalau hari sedang cerah.

Lokasi: Desa Kayu Merah, Kecamatan Ternate Selatan, Ternate, Maluku Utara

Jam operasional: setiap hari pukul 08.00-18.00 WIT

Harga: Rp5.000

Berbeda dengan benteng lainnya, Benteng Kastela hanya tersisa setengahnya. Dibangun pada 1521-1540, benteng buatan Portugis ini merupakan saksi bisu perjuangan rakyat melawan Portugis yang ingin menguasai wilayahnya.

Hari ini, Benteng Kastela hanya tersisa setengahnya, sedangkan sisanya sudah diubah menjadi taman oleh pemerintah. Namun, meski tidak sekokoh benteng lain, Benteng Kastela tetap layak masuk dalam daftar wisata yang akan kamu kunjungi selama di Ternate.

Lokasi: Desa Kastela, Kecamatan Pulau Ternate, Ternate, Maluku Utara

Jam operasional: setiap hari, 24 jam 

Harga: Rp5.000

Di masa lalu, Ternate menjadi salah satu wilayah yang menjadi rebutan banyak penjajah. Mulai dari Portugis, Spanyol, Inggris, hingga Belanda, semuanya berebut ingin menguasai pulau ini karena ingin mendapatkan cengkih berkualitas.

Namun di sisi lain, Ternate juga menjadi salah satu wilayah yang sulit ditaklukkan karena perlawanan rakyatnya yang luar biasa. Dengan sejarahnya yang panjang, gak heran kalau sekarang kita bisa menemukan banyak tempat bersejarah di pulau cantik satu ini.