De Djawatan Banyuwangi (instagram.com/chriswicaksana)
Dalam kolom komentar, sejumlah warganet juga mengaku pernah mengalami kejadian serupa dan ikut lega, karena ada yang menyuarakannya.
Pemilik akun @enchante_bee mengatakan, "Tolonglah De Djawatan Forest dibenahi kembali para delmannya, pengalaman mbak ini juga saya rasakan." Hal serupa diungkapkan akun @racun_nison, "Ahirnya ada yg mengutarakan unek-unekkuuu😩."
Pernyataan yang sama diungkapkan Faikhotul, "Ternyata ada yang speakup. Lega, deh, akhirnya."
Namun, ada pula yang menyayangkan video tersebut, karena harga delman yang terbilang murah. Mereka berharap wisatawan tak perlu membesar-besarkan masalah. Tak sedikit juga yang berharap sikap dan pelayanan kurang baik yang dilakukan oknum pelaku wisata lokal bisa dievaluasi pengelola.
Pengelola wisata hutan De Djawatan Banyuwangi pun angkat bicara soal viralnya video tersebut. Pemilik akun Instagram Mino menuturkan hal lain. "Destinasi wisata menurut saya wajar, ya, sama dengan art biayanya worthit atau gak, tergantung perspektif masing-masing. Salahnya adalah gak nyari tahu dulu informasi terkait hal tersebut," katanya.
Pengelola wisata De Djawatan, Andhi Bekti, pun meminta maaf dan keluhan para wisatawan sudah ditindaklanjuti. Ia mengaku telah mengumpulkan semua kusir delman untuk diberi pengarahan.
Pihaknya menjelaskan mengenai tarif delman di De Djawatan memang seharga Rp50 ribu, tapi tidak terbatas jumlah pengunjung yang naik, asalkan muat dan nyaman dinaiki. Untuk masalah terburu-buru, pihaknya sudah meminta keterangan dari kusir yang bersangkutan. Menurutnya, kusir takut kehilangan pengunjung lain yang telah menunggu untuk giliran naik delman selanjutnya.
Demi meningkatkan pelayanan, pihak pengelola telah memberi ketentuan kepada belasan delman yang beroperasi di wisata De Djawatan, yakni membawa pengunjung keliling di wisata minimal selama 30 menit. Termasuk juga mengikuti permintaan pengunjung untuk pengambilan gambar.
Selain naik delman, para wisatawan juga bisa mencoba motor ATV untuk berkeliling hutan pohon trembesi seluas sembilan hektare ini. Perlu diketahui, jalur tengah De Djawatan tidak boleh dilalui kendaraan apapun, kecuali sudah memiliki izin khusus dari pengelola.
Dengan langkah-langkah tersebut, pihak pengelola berharap agar De Djawatan bisa terus menjadi destinasi wisata favorit yang aman dan nyaman bagi wisatawan, khususnya di Banyuwangi.
Sedikit tips untuk kamu yang akan mencoba jasa serupa di wisata mana pun, termasuk De Djawatan. Ada baiknya untuk menanyakan terlebih dahulu biaya, durasi, dan fasilitas yang akan diterima. Jadi, kamu tak akan merasa tertipu dan bisa mempertimbangkan apakah jasa tersebut worthit atau tidak.
Apabila ternyata fasilitas dan durasinya tidak sesuai dengan penjelasan di awal, kamu bisa meminta hakmu atau melaporkan pada pihak pengelola.