Cerita Seru Menjelajah Desa Setulang Bersama Hutan Itu Indonesia
Wow, di Setulang ada internet dari langit!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malinau, IDN Times - Sekira pukul 01.00 WIB dini hari, saya tiba di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Dengan penuh semangat, saya memanggul sebuah carrier dan tas kecil. Tak lupa bersepatu gunung dan memakai jaket merah kesayangan.
Ya, sebuah perjalanan yang saya tunggu-tunggu akhirnya telah tiba: menjelajah hutan di Malinau, Kalimantan Utara. Kalimantan adalah satu dari sekian banyak tempat yang ingin kujelajahi!
Beberapa waktu lalu, saya menerima pesan berantai dari grup WhatsApp. Isinya tentang ajakan mengenal lebih dekat hutan-hutan di Indonesia melalui kegiatan Ekspedisi Forest Camp. Diselenggarakan oleh gerakan Hutan itu Indonesia (HII), kegiatan tersebut terbuka bagi siapa pun, asal telah lolos tahap seleksi.
Calon peserta dapat mengirimkan karya bertema hutan, bisa berupa tulisan, foto, vlog, atau karya lainnya. Nah, saya adalah perwakilan dari IDN Times. Dalam perjalanan kali ini, kami ditempatkan di Desa Wisata Setulang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara selama 5 hari 4 malam, yaitu 29 November hingga 3 Desember 2018. Kami satu tim terdiri dari dua anggota HII (Diyah dan Marwan), dua anak media (saya dan Dea dari Republika), satu influencer (Fabi), dan dua fotografer (Irfan dan Candra).
"HII adalah gerakan terbuka yang percaya akan kekuatan pesan-pesan positif untuk menumbuhkan rasa cinta kepada hutan Indonesia yang sangat berpengaruh pada kehidupan kita. Kami percaya semua orang bisa berkontribusi untuk menjaga hutan, dan dengan kolaborasi, kita bisa mendorong adanya perlindungan hutan yang lebih baik untuk kita dan masa depan Indonesia," kira-kira begitulah penjelasan Diyah, salah satu koordinator HII saat briefing dua hari sebelum keberangkatan.
Dalam briefing tersebut, kami juga diingatkan untuk membawa 'peralatan tempur' seperti sleeping bag, jaket, baju ganti, sepatu gunung, sandal, obat-obatan pribadi, jas hujan, tumbler, dan senter. Selain itu, persiapan fisik juga sangat diperlukan untuk menjelajah hutan.
Nah, seperti apa sih keseruan perjalanan kami? Simak terus, ya!
1. Menempuh perjalanan panjang Jakarta-Tarakan-Malinau
Kami berangkat dari Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 03.00 WIB dan tiba di Bandara Tarakan pukul 06.30 WITA. Sesampainya di sana, kami langsung keluar menuju salah satu restoran untuk sarapan. Cuaca pagi itu tampak kurang baik. Tarakan diselimuti awan gelap. Pertanda hujan akan segera datang.
Saya masih ingat betul, saat di dalam pesawat saya berulang kali merapal doa lantaran pesawat berguncang-guncang. Salah satu pramugari mengatakan bahwa kami sedang melewati cuaca buruk. Alhamdulillah, kami masih diberikan kesempatan menghirup udara pagi itu.
Guys, menunggu pesawat di Bandara Tarakan rupa-rupanya bikin kami mati gaya. Tubuh lelah, mengantuk, tapi tak bisa tidur lelap. Hingga pukul 11.30 WITA, pesawat yang akan kami tumpangi tak kunjung datang. Kami hanya tersenyum pahit saat menerima pemberitahuan bahwa pesawat mengalami keterlambatan kurang lebih 1,5 jam. Pukul 13.00 WITA, barulah kami terbang menuju Malinau.
Wuuuss, kami mengudara hanya setengah jam saja. Hmmm, lebih lama nunggunya, ya!
Baca Juga: 8 Wisata Alam di Sambas yang Memesona, Surga Dunia di Ujung Kalimantan
Baca Juga: Selain Derawan, 5 Hal Ini Juga Terkenal Loh di Kalimantan, Udah Tau?