TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Belum Kamu Ketahui Tentang Kota Auckland Selandia Baru

Ayo sambangi salah satu kota ternyaman di dunia ini

Doc. Pribadi

Auckland, kota terbesar dan terpadat penduduknya di New Zealand ini memang menarik untuk dibahas. Auckland bukanlah ibukota New Zealand saat ini, karena sejak tahun 1865 ibukota dipindahkan ke Wellington. Selama sebulan di sini, melihat dengan mata langsung, menghirup udaranya, menyusuri jalan-jalannya, merasakan “denyut nadi”-nya, memang kota ini memberi kesan yang berbeda. Apa saja tentang kota Auckland, bagaimana perbandingannya dengan Jakarta atau Osaka?

1. Metropolitan tapi nyaman ditinggali

Doc. Pribadi

Auckland memang kota metropolitan, tapi sebenarnya tidak sesibuk Osaka atau Jakarta. Penduduk Selandia Baru hanya sekitar 4,4 juta jiwa, dan 1,4 jutanya tinggal di Auckland. Meskipun demikian, kota ini tetap nyaman ditinggali. Rumah-rumah di sini memiliki halaman yang luas dan jalanan yang lebar.

Selain menyediakan tempat perbelanjaan, restoran dan bar, uniknya kota ini masih memiliki pemandangan alami yang masih bisa ditemukan dengan mudah, misal mau hiking bisa ke Mount Eden, mau nyoba bungi jumping bisa di jembatan pelabuhan, mau BBQ bisa di One Tree Hill, atau menikmati pantai di sekitar Devonport juga bisa. Nah, kalau mau keluar kota misal ke Hobbiton, Rotorua, atau Bay of Islands, kunjungi informasi turis i-Site di bawah City Tower. Atau kalau mau pakai tour, Kiwiana Tours bisa dipercaya karena lebih murah.

2. Termasuk salah satu kota yang mahal

Doc. Pribadi

Suatu situs merangking bahwa Kota Auckland masuk dalam 23 besar kota termahal di dunia. Memang benar, untuk sekali makan siang sekitar 13 NZD atau sekitar 120.000 rupiah. Biaya homestay (kost) sekitar 200-300 dollar per minggu, tapi sudah termasuk makan malam, laundry, dan semuanya. Jadi, bagaimana nih biar bisa tetap bertahan hidup?

Pengalaman saya beli Indomie Goreng yang banyak, bisa dibeli di Countdown (supermaketnya NZ), sepuluh bungkus harga sekitar 5 dollar. Cara ini cukup ampuh untuk menyelamatkan uang saku yang terbatas untuk dialihkan jalan-jalan ke kota lainnya.

3. Sarana transportasi memadai

Doc. Pribadi

Transportasi utama di kota ini adalah bus, jalurnya menjangkau semua kota. Jangan lupa beli AT HOP Card, semacam kartu yang bisa di tag ke bus, kereta api, atau kapal untuk bayar tiket. Beli 10 dollar sudah terisi 5 dollar, dan bisa diisi ulang kapan saja di berbagai minimarket dan stasiun. Kalo pakai kartu ini biaya lebih murah 1,8 dollar dibanding beli tiket langsung.

Ngomongin bus, di sini agak unik karena busnya ga berhenti di halte kalo ga ada “lambaian tangan” penumpang. Jadi kudu waspada kalo sudah deket-deket jam kedatangan bus, pantengin nomor bus, dan berikan lambaian mesra ke sopir. Meleng dikit, bus bablas dan kudu nunggu 30 menit atau sejam lagi. Untuk kereta api, enak dan nyaman, jadwal lebih padat tapi tidak bisa merangkul semua wilayah karena trayeknya terbatas. Stasiun terbesar di kota ini adalah Stasiun Britomart, yang terletak dekat dengan pelabuhan.

4. Toko-toko yang sudah tutup di sore hari

Doc. Pribadi

Sedih sekali sewaktu kepala pusing dan keabisan persediaan Panadol dan apotek sudah pada tutup. Jadi harus balik ke pusat kota lagi karena di Queen Street (jalan utama di Auckland) toko-toko buka lebih lama. Mengapa mereka pada tutup toko gasik ya, padahal matahari terbenam baru pukul 20.30? (kala itu musim summer). Ini karena anjuran dari pemerintah, supaya banyak waktu bisa untuk keluarga. Wah keren sekali, di Jakarta jam 5 sore mah masih kayak siang karena toko tutupnya jam 12 malam.

Writer

Mokoapt

menebar ilmu pengetahuan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya