3 Sifat Padan Liu' Burung, Sosok Panutan Masyarakat Dayak Lundayeh

Filosofi yang terus mengakar antar generasi

Setiap budaya tidak lepas dari folk atau legenda rakyat yang terus diceritakan secara turun-temurun, hingga menjadi karakter yang melekat pada individu masyarakat. Dalam sebuah folk, masyarakat menciptakan cerita maupun seorang tokoh. Seperti Padan Liu' Burung, seorang tokoh yang hingga saat ini masih eksis di tengah modernisasi masyarakat Dayak Lundayeh dan menjadi ikon Kabupaten Malinau.

Chairil Anwar, Rivai dan Asrul pernah menulis dalam karyanya Tiga Menguak Takdir, "Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri." Padan Liu' Burung, meskipun berasal dari sebuah etnik, tetapi nilai yang dianut patut dicontoh oleh seluruh masyarakat. Tiga sifat Padan Liu' Burung, sosok folk panutan masyarakat Dayak Lundayeh dapat menjadi bekal kita dalam menghadapi kondisi sosial yang semakin tidak menentu.

1. Lun do' niat

3 Sifat Padan Liu' Burung, Sosok Panutan Masyarakat Dayak Lundayehpotret sambutan perempuan Dayak Lundayeh (jadesta.kemenparekraf.go.id)

Lun do' niat memiliki arti sangat terbuka. Padan Liu' Burung digambarkan sebagai sosok pemimpin yang terbuka dengan orang lain. Ia mampu memberikan pandangan hidup, nasehat dan saran yang bijaksana. Tujuannya agar masyarakat Dayak Lundayeh terbuka pada hal-hal baru dan memilahnya secara bijak.

Menilik masyarakat Dayak Lundayeh saat ini, mereka selalu menerima pendatang baru dengan hati terbuka. Tidak membedakan suku atau agama, merangkul sebagai saudara dan selalu memandang positif terhadap orang lain. Lun do' niat juga diterapkan oleh suku Dayak lainnya dalam istilah yang berbeda. 

Baca Juga: Tanpa Penyedap, 5 Makanan Khas Dayak Lundayeh Ini Bikin Ketagihan

2. Lun mesangit

3 Sifat Padan Liu' Burung, Sosok Panutan Masyarakat Dayak Lundayehpotret generasi muda Lundayeh (commons.wikimedia.org/jessicasyrena)

Dahulu masyarakat Dayak Lundayeh hidup di area pegunungan yang terpencil, sangat jauh dari kota. Kehidupan masyarakat diisi dengan rutinitas berladang dan berkebun. Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai berani keluar dari lingkungannya untuk mencari sumber kehidupan yang lebih baik bagi generasi selanjutnya.

Lun mesangit, menggambarkan karakter penerus Dayak Lundayeh yang pemberani, kuat, lincah dan pantang menyerah. Banyak generasi muda yang menyadari pentingnya pendidikan tinggi dan karier yang mapan. Demi mengejar kehidupan yang lebih baik, mereka merantau dan kembali untuk membangun serta memberdayakan daerahnya. Akhirnya, Dayak tidak lagi dipandang sebagai primitif, tetapi masyarakat yang madani.

3. Lun do' ngimer kuran

3 Sifat Padan Liu' Burung, Sosok Panutan Masyarakat Dayak Lundayehpotret keharmonisan masyarakat Dayak Lundayeh (ytprayeh.com)

Kemajuan masyarakat Dayak Lundayeh juga diimbangi oleh Lun do' ngimer kuran, yaitu bertanggung jawab, amanah, harmonis dan dapat dipercaya. Meninggalkan tanah kelahiran tentu besar tanggung jawabnya. Mereka harus membawa hasil dari perjuangannya agar tidak menjadi sia-sia. Sebelum merantau, tetua selalu berpesan agar menjaga keharmonisan dengan penduduk sekitar, di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung.

Dalam melakukan pekerjaan pun mereka tidak pamrih dan curang. Mereka melakukan segala pekerjaan dengan telaten, tidak serakah, hingga pada titik tertinggi kesuksesan yang dapat diraih. Apabila mengalami perselisihan, masyarakatnya sangat terbuka untuk diskusi dan mencari solusi yang paling bijak. Bisa dikatakan, masyarakat Dayak Lundayeh memiliki karakter yang tenang dan bijaksana.

Tiga sifat Padan Liu' Burung terus menjadi panutan bagi generasi penerus masyarakat Dayak Lundayeh. Saat ini, Padan Liu' Burung menjadi sebutan bagi sosok folk yang dituakan atau pemimpin tertinggi yang dipercaya masyarakat. Untuk melestarikannya, Pemerintah Kabupaten Malinau juga membangun panggung budaya yang bertuliskan "Padan Liu' Burung", dengan harapan dapat membawa makna filosofisnya ke dalam setiap kegiatan masyarakat. Begitulah cara mereka untuk mewariskan budayanya.

Baca Juga: Senjata Tradisional Mandau Asli Dayak

Andintia Fitdya Photo Writer Andintia Fitdya

A day dreamer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya