Menjelajahi Eksotisme Pulau Sumba, Bikin Nggak Mau Pulang!

Setelah itu kami menyewa mobil pribadi yang berfungsi sebagai taksi disana. Kami menuju Sumba Tengah, jadi perjalanan lumayan lama yaitu sekitar 3-4 jam sampai di lokasi. Jalannya sangat indah berkelok-kelok, sayangnya pada saat itu Sumba Timur terlihat sangat kering karena belum banyak hujan. Namun, eksotisme dari alam Sumba tidak bisa ditutupi dan tetap terlihat indah. Kami berhenti sejenak didekat sungai kecil setelah satu jam perjalanan. Perjalanan itu dilanjutkan lagi sampai akhirnya tiba di lokasi yang dituju sekitar pukul 05.00 sore.

Rasanya masih butuh waktu lebih lama untuk mengeksplor eksotisme Pulau Sumba. Sayangnya, kami hanya bermalam selama tujuh hari menikmati eksotisme pulau ini yang tak ada habisnya. Pantainya terlihat sangat indah dan jarang dikunjungi orang. Kami camping di dekat pantai dan jalan di hutan. Kami juga memasak sayuran dari bahan yang dibawa teman-teman dan membakar ikan yang didapat dari memancing di laut.

Setelah 3 hari 2 malam camping dengan teman-teman di pantai, kami semua melanjutkan perjalanan menuju ke Sumba Barat. Kami pun meminjam sepeda motor. Kami berkeliling Sumba, merasakan segarnya udara di Sumba. Kami sempat berhenti disungai yang ada dibawah jembatan untuk beristirahat dan minum.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan lagi hingga akhirnya kami sampai di pelabuhan dimana teman-teman kami akan berangkat esok harinya. Kami tinggal di sebuah resort yang ada di Sumba Timur. Resortnya sangat indah dengan pantai didepannya yang seakan-akan seperti pantai pribadi dengan pemandangan birunya laut yang luas dan menakjubkan. Tidur dan berayun-ayun di hammock sambil membaca buku sangat wajib dilakukan.

Di hari berikutnya, kami sudah ditinggal oleh teman-teman kami yang akan menyeberang dengan kapal menuju ke Sumbawa dan kembali ke Bali. Kami memutuskan untuk pergi menuju pantai Perlo yang katanya sangat terkenal di Brazil. Jadi nggak heran kalau namanya juga seperti nama-nama Brazil. Pantainya sangat indah dan banyak perahu nelayan untuk mencari ikan dan turis-turis yang pergi berselancar.

Saat berada diperjalanan naik motor, kami benar-benar menikmati alam Sumba yang indah dengan bukit-bukitnya dan pemandangan setiap rumah yang memiliki bangunan yang terbuat dari batu. Fungsinya untuk mengubur kerabat mereka yang telah meninggal. Hal itu menambah keunikan sendiri dari Pulau Sumba. Selain itu, banyak pemandangan hutan Jati dan jambu mete yang luas. Banyak juga kuda dan sapi yang dilepaskan secara bebas. Rasanya ingin naik kuda di Sumba, tapi sayang kami tak berkesempatan melakukannya.

Hari berikutnya kami memutuskan untuk tinggal di resort dan membaca buku serta berenang dipantai. Hari berikutnya juga sama yaitu berenang dan mencari ikan dengan menggunakan speargun. Makanan yang dimasak resort sangat enak. Resort tersebut dimiliki oleh pasangan orang lokal dan Jerman. Mereka mengelola resort tersebut sendiri dibantu oleh beberapa orang lokal. Rasanya senang sekali bisa mendapat penginapan yang tidak terlalu mahal sekitar Rp 700 ribu per harinya dan memiliki pemandangan yang sangat indah.

Sampai akhirnya tiba hari terakhir kami di sana dan kami harus pulang untuk kembali ke Ypgyakarta. Kami memutuskan naik pesawat dari Bandara Tambolaka yang ada di Sumba Barat Daya. Petualangan di Sumba berakhir dengan indah. Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan kami tiba di Bandara Ngurah Rai, Denpasar dan hanya transit selama 2 jam untuk kembali ke Yogyakarta. Sampai jumpa lagi Sumba!

Gimana menurutmu? Apakah kamu juga ingin menjelajahi eksotismenya Pulau Sumba? Jangan lupa tuliskan komentarmu dibawah ini ya!