ilustrasi perempuan kulit tan berjemur di pantai (pexels.com/mikhail-nilov)
Ternyata, stereotip bule juga mempengaruhi keinginan mereka untuk berjemur di pantai. Stereotip tersebut muncul di kalangan orang Amerika dan Eropa sejak puluhan tahun lalu. Mereka menganggap bahwa kulit cokelat merupakan kulit yang sehat.
Seperti yang diungkapkan Sarah Johnson, Youtuber asal Amerika yang mahir berbahasa Indonesia dan sempat tinggal di Indonesia. Sebelum abad ke-20, orang Eropa dan Amerika menganggap orang berkulit cokelat identik dengan kelas bawah. Mereka beranggapan bahwa orang berkulit cokelat, bekerja di luar ruangan dan bawah sinar matahari.
Pada awal abad ke-20, mereka sadar bahwa ada sisi baik dari sinar matahari, yakni vitamin D. Ditambah lagi adanya sejumlah pesohor Eropa yang berkulit cokelat. Masyarakat Barat pun memiliki stereotip bahwa, orang berkulit cokelat itu sehat, memiliki banyak waktu dan uang untuk berlibur serta bersantai.
Sampai saat ini, masih banyak bule yang menyukai kulit tan alias sawo matang. Makanya, mereka rela berjemur dan berlama-lama di pantai untuk membuat kulitnya menjadi cokelat. Selain itu, kulit cokelat juga memberikan kesan seksi dan eksotis di mata bule.