Patut Dicoba! Ini 5 Cara Anti Mainstream Jalan-Jalan di Bandung
Selain berbelanja dan wisata kuliner, apa yang biasa kalian lakukan ketika berlibur di Bandung?
Bandung merupakan salah satu kota tujuan wisata populer di Indonesia, namun banyak orang ke Bandung hanya menghabiskan waktu dan fokus pada wisata belanja dan kuliner saja. Padahal banyak hal-hal menarik yang bisa kalian temukan dan kalian lakukan di kota ini seperti misalnya berjalan-jalan menjelajahi Kota Bandung dengan cara yang anti mainstream.
Selain menghabiskan waktu untuk sekadar berbelanja dan berfoto, ada baiknya kalian cari cara baru menikmati Bandung. Kota ini menyimpan banyak hidden gems yang mungkin kalian atau warga Bandung sendiri banyak yang tidak tahu.
Berikut ini rekomendasi alternatif cara jalan-jalan baru dan anti mainstream yang bisa kalian lakukan untuk menjelajahi kota berjuluk Paris van Java ini.
1. Keliling Bandung naik Bandros
Bagi sebagian orang yang belum tahu, mendengar 'Bandros' pasti akan langsung teringat makanan tradisional yang terbuat dari campuran tepung, parutan kelapa, dan santan.
Namun kalian jangan salah paham dulu, 'Bandros' di sini merupakan singkatan dari Bandung Tour on Bus. Bus Bandros merupakan bus wisata yang mengajak kalian berkeliling kota disertai pemanduan oleh seorang pemandu yang akan menjelaskan tempat-tempat yang dilewati.
Bus Bandros memiliki beberapa rute yang dibedakan berdasarkan warna dan di waktu-waktu tertentu juga tersedia rute-rute tematik yang menarik. Jika kalian tertarik menggunakan bus wisata ini, kalian hanya perlu membayar Rp20.000 yang bisa kalian beli di tempat dan untuk naik bus ini bisa naik dari Alun-Alun dan seberang Museum Geologi.
2. Ngaleut bersama Komunitas Aleut
Ngaleut merupakan salah satu kegiatan dari Komunitas Aleut yang merupakan salah satu komunitas pencinta sejarah yang ada di Bandung. Nama aleut sendiri berasal dari Bahasa Sunda yang berarti jalan beriringan dan ngaleut berarti bermaksud kegiatan berjalan secara beriringan.
Seperti namanya, kalian akan diajak berjalan kaki menyusuri rute-rute yang sudah disesuaikan dengan tema ngaleut. Rute ini bisa berbeda-beda setiap minggunya dan dengan mengikuti kegiatan ini kalian bisa dapat banyak mendapatkan informasi mengenai sejarah tempat-tempat yang kita lewati baik itu berdasarkan literatur atau bahkan penduduk sekitar.
Bukan hanya berjalan kaki dan berkegiatan di dalam kota, terkadang komunitas ini juga mengadakan ngaleut menggunakan motor ke beberapa tempat di luar Bandung atau naik kereta ke stasiun-stasiun di sekitar Bandung yang terbuka untuk umum. Di waktu-waktu tertentu, komunitas ini juga melakukan kegiatan menarik seperti misalnya tur Urban Legend di malam hari dan kegiatan spesial lain yang bisa kalian ikuti.
Jika kalian tertarik dengan kegiatan komunitas ini, kalian bisa cek sosial media mereka untuk dapatkan informasi mengenai agenda Aleut setiap minggunya.
3. Ikut walking tour bersama cerita Bandung
Di akhir pekan, kalian bisa mengikuti kegiatan walking tour yang diselenggarakan oleh Cerita Bandung. Ada banyak rute menarik yang bisa kalian ikuti bersama Cerita Bandung mulai dari menjelajahi sejarah Kota Bandung, menyusuri kuliner legendaris, hingga mengunjungi Kerkof Pandu, dan masih banyak lagi rute-rute menarik.
Bahkan Cerita Bandung juga kini membuka rute-rute ke pinggiran kota. Rute-rute ini berganti-ganti setiap minggu dan terkadang terdapat beberapa rute tur yang dibuka dalam hari yang sama.
Kalian yang tertarik ikut kegiatan ini bisa memeriksa jadwal mereka setiap bulan di website atau media sosial Cerita Bandung dan bisa langsung mendaftar dengan mengisi formulir terlebih dahulu. Pastikan kalian mendaftar sejak jauh-jauh hari karena peminatnya cukup banyak terutama di rute-rute menarik.
Uniknya, Cerita Bandung menerapkan sistem pay as you wish di mana kalian bisa memberikan bayaran secara sukarela.
4. Jalan-Jalan keliling Bandung pakai Boseh
Capek berjalan kaki? Kalian juga bisa menjelajahi Bandung menggunakan sepeda yang bernama Boseh. Secara harfiah 'boseh' dalam Bahasa Sunda bermaksud gowes, namun boseh yang dimaksud di sini adalah singkatan dari Bike on Street Everybody Happy. Ini merupakan sistem penyewaan sepeda atau bike sharing yang bisa kalian temukan di Bandung.
Bukan hanya sepeda manual, saat ini Boseh juga mempunyai unit sepeda listrik dan skuter listrik yang bisa kalian temukan di beberapa shelter. Saat ini terdapat puluhan shelter Boseh yang tersebar di Kota Bandung yang bisa kalian cek di sosial media Boseh. Tarif menggunakan sepeda manual adalah Rp1.000 untuk satu jam pertama dan Rp2.000 di jam berikutnya sedangkan sepeda listrik dan skuter listrik adalah Rp15.000 per jam.
Bagi yang pertama kali menggunakan layanan ini, kalian harus melakukan registrasi terlebih dahulu di beberapa shelter utama seperti Alun-Alun, Taman Cibeunying, dan seberang Museum Geologi dengan membawa identitas diri dan uang elektronik (e-money). Registrasi ini hanya dilakukan sekali dan setelahnya kalian bebas meminjam dan menyimpan sepeda Boseh di shelter manapun.
Jika kalian bingung jalan-jalan ke mana, kalian juga bisa ikuti beberapa rekomendasi rute bersepeda yang ada di media sosial Boseh.
5. Walking tour bersama Bandung Good Guide
Buat kalian yang suka jalan-jalan kalian bisa ikut kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Bandung Good Guide. BGG merupakan salah satu bagian dari serial Good Guide yang juga bisa kalian temukan di Jakarta, Yogyakarta, dan Palembang. Mereka bisa mengajak kalian dalam kegiatan mereka seperti walking tour, cycling tour, hingga trekking tour.
Bandung Good Guide mengadakan kegiatan tur reguler rutin di akhir pekan dengan tema rute yang berbeda-beda yang bisa kalian ikuti. Sama seperti kegiatan walking tour sebelumnya, BGG juga menerapkan sistem pay as you wish dalam kegiatan tur regular mereka yang dilakukan di akhir pekan.
Namun terkadang BGG juga melakukan kegiatan tur spesial berbayar yang tentunya menarik untuk kalian ikuti juga. Buat kalian yang ingin private tour, kalian juga bisa berdiskusi dengan BGG.
Kalian yang tertarik mengikuti kegiatan BGG kalian bisa mengunjungi website dan media sosial mereka untuk melihat agenda serta kegiatan mereka setiap bulan dan mendaftarkan diri terlebih dulu karena peserta dalam setiap rute dibatasi maksimal 20 orang saja.
Nah, itulah beberapa rekomendasi cara baru jalan-jalan di Bandung yang anti mainstream untuk kalian coba. Kalian tertarik coba yang mana terlebih dulu?
