Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan Belanda

Foto-foto syantik sekaligus belajar menghargai sejarah

Selain Kampung Warna Jodipan, Malang masih punya banyak kampung wisata yang worth to visit, lho. Pernah dengar soal Kampoeng Heritage Kajoetangan di Malang?

Destinasi yang satu ini memang hitungannya masih baru, karena baru dibuka pada April 2018 lalu. Nah, kali ini IDN Times berkesempatan jalan-jalan ke sana dan menyusuri kampung lawas yang terkenal dengan rumah kuno sejak zaman Belanda itu. Kira-kira ada apa saja di dalamnya?

1. Rute dan tarif masuk

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Kalau kamu cari di Google Maps, lokasi yang muncul di Jalan Jenderal Basuki Rachmat Gang IV, Kauman, Klojen, Malang, Jawa Timur. Namun, kamu bisa masuk melalui beberapa titik, salah satunya lewat Jalan Semeru, Jalan Arif Rahman Hakim gang 2 (gapura utama), dan Jalan Dorowati.

Setiap pintu masuk akan punya rute berbeda, tapi seluruh kawasan bisa diakses lewat jalur mana pun.

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Kampoeng Heritage dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat. Dengan biaya masuk Rp5.000, kamu sudah bisa eksplor ke semua tempat, plus dapat peta rute wisata dan post card bernuansa vintage.

2. Ada sekitar 30 spot wisata yang bisa kamu jelajahi

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Kampoeng Heritage melingkupi tiga RW yakni RW 01, RW 09, dan RW 10. Jadi memang luas banget. Menurut peta, terdapat sekitar 30 titik wisata yang bisa kamu temui, tapi tak semua rumah merupakan rumah kuno. Tempatnya tersebar ke beberapa area dengan nuansa berbeda. 

"Karena banyak rumah lama peninggalan landa inilah, pemerintah kota menjadikannya sebagai wisata. Ini bakal terus dikembangkan, terutama fasilitas dan kebersihannya," ujarnya.

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Seperti areal kampung yang kami kunjungi via Jalan Jenderal Basuki Rachmat ini. Lokasi ini terdiri dari rumah-rumah kuno yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan terawat baik hingga sekarang. Paling hanya dilakukan sedikit restorasi pada rumah-rumah tersebut, supaya keadaannya tetap terawat meski dimakan usia.

3. Rumah tua dan dinding bermural jadi primadona

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Terdapat lebih dari 10 rumah kuno di kawasan ini. Setiap rumah punya nama lengkap beserta penjelasannya. Seperti di antaranya Rumah Penghulu yang sudah ada sejak 1920, Rumah Jengki, hingga rumah paling tua yang sudah berdiri sejak 1870.

"Perbandingannya 50:50 antara rumah lama dan rumah baru. Ada makam peninggalan Mataram juga, tapi kebanyakan sudah diubah," kata Ketua RT 01 RW 09, Syaifullah, 61 tahun kepada IDN Times, akhir pekan lalu.

Rata-rata rumah tersebut masih bergaya arsitektur Belanda dengan atap pelana dan atap perisai. Gak cuma itu, di sekitar rumah terdapat tembok-tembok yang telah disulap jadi spot foto selfie dengan mural. 

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Masih di kawasan yang sama, ada juga Taman Dolanan yang membuatmu bernostalgia dengan masa kecil. Kalau pergi bareng beramai-ramai, bisa tuh sekalian coba permainan tradisional, seperti engklek, dam-daman, congklak, dan gobak sodor. Di atas jalan berpaving ada garis pemandu untuk tiap permainan.

4. Mulai lelah? Santai dulu di rumah makan atau warung kopi!

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Gak perlu takut kecapekan atau kelaparan, kamu bisa mampir ke beberapa tempat makan atau warung kopi di setiap gangnya. Satu hal yang bikin bahagia, harga makanan dan minumannya murah banget.

Seporsi mie ayam saja masih bisa kamu tebus dengan harga Rp8.000. Rasanya enak pula.

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Salah satu pemilik kedai, Yanti Setiowati, mengatakan pengembangan Kampoeng Heritage sebagai destinasi wisata belum memberikan peningkatan yang signifikan terhadap usahanya. "Mungkin karena masih baru juga ya. Ya semoga ke depannya makin ramai dan perekonomian masyarakat bisa terdampak positif," kata wanita 60 tahun itu.

Banyak pula warung es yang menjual jajanan lawas. Melihat makanan ringan, permen, dan cokelat yang dijajakan, seketika jadi kangen masa kecil, ya gak sih?

5. Perjalanan menuju pintu keluar dipenuhi mural dinding yang estetik

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Salah satu pintu keluar terdekat dari sini adalah ke arah Jalan Dorowati. Kamu tinggal mengikuti jalan setapak hingga melewati Tangga Seribu.

Sebenarnya tangga ini jumlahnya gak benar-benar seribu kok, mungkin puluhan saja. Tapi anak tangganya dilukis dengan pola geometris yang lagi-lagi kelihatan artsy.

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Di samping itu, kamu juga bakal disambut oleh dinding-dinding bergambar unik di sepanjang jalan menuju ke luar. Tempat ini juga sering jadi spot foto favorit pengunjung. Ada yang paham bahasa Ngalam (Malang) gak, nih?

Baca Juga: Review The Onsen, Potongan Negeri Sakura di Kota Batu

6. Kalau belum capek, kamu harus lanjut ke Rumah Foto dan Barang Antik

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaInstagram.com/suefyein

Nah, kalau dari Tangga Seribu, kamu tinggal belok kiri dan mengikuti jalur hingga sampai ke kawasan ini. Bisa juga masuk lewat Jalan Arif Rahman Hakim gang 2 yang merupakan gapura utama.

Tempat ini bisa dibilang "surganya" penggemar barang antik, sekaligus yang doyan foto-foto ala vintage. Di deretan depan saja, kamu sudah bisa menemukan Rumah Foto dan Barang Antik yang tampak Instagramable banget!

Sesuai namanya, di sana tersusun rapi barang-barang kuno, mulai dari TV, radio, pemutar piringan hitam, vespa, perabotan, koper, koleksi jam weker, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Gak sedikit dari mereka yang membawa outfit satu tema biar hasil fotonya makin paripurna. Galeri lukisan milik salah satu seniman lukisan 3D juga bisa kamu temukan di sana.

7. Wisata religi ke makam pendiri Kampung Kayutangan

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Kami sempat melewati makam Mbah Honggo Kusumo yang ternyata penemu Kampung Kayutangan. Dia lah salah satu yang babat alas  di daerah ini, sehingga dimakamkan pula di sini.  Ada satu lagi area makam selain milik Mbah Honggo, yakni Kuburan Tandak, tempat persemayaman prajurit dan sahabatnya.

8. Jangan segan bertanya!

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Kamu mungkin butuh waktu sekitar dua jam untuk menyusuri setiap sudut Kampoeng Heritage Kajoetangan, termasuk menuju kawasan Rumah Selfie. Di beberapa titik terpasang papan penunjuk jalan yang seharusnya bisa memudahkan.

Namun, sesuai pengalaman kami, rute yang ada tidak terlalu jelas, walaupun sudah memegang peta. Mungkin karena melebur jadi satu dengan area perkampungan umum, jadi ada banyak gang dan persimpangan. Jadi, kamu gak perlu sungkan bertanya kepada penduduk sekitar soal rute dan tujuanmu. 

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Hal ini jadi penting, karena gak semua bangunan tua yang berdiri di sana kosong. Ada juga beberapa rumah yang tetap dihuni oleh generasi penerusnya. Jadi, kamu harus menyapa dan meminta izin terlebih dahulu kepada pemilik.

Bisa juga janjian dengan pengurus Kampoeng Heritage Kajoetangan untuk menemani berkeliling atau sekadar bertemu. Karena mereka lebih banyak tahu info soal tempat ini lebih dari sekadar rute lokasi.

Jelajah Kampoeng Heritage Malang, Kompleks Vintage Peninggalan BelandaIDN Times/Reza Iqbal

Sejauh ini, perjalanan ke Kampoeng Heritage cukup menyenangkan, selain dapat foto bagus buat feed Instagram, bisa sekalian kenalan sama salah satu cagar budaya di Malang.

Karena lokasinya outdoor, lebih baik datang sejak pagi atau sekalian sore supaya gak terganggu sengatan terik matahari. 

Nah, kamu sendiri sudah pernah ke sini, belum? Ceritakan pengalamanmu di kolom komentar ya! 

Baca Juga: 8 Pantai Tersembunyi di Malang, Cocok untuk Mengusir Penat dan Stres

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya