7 Fakta Tentang Tradisi Sisemba, Pertarungan Adu Kaki dari Toraja

Terkesan brutal tapi seru dan menarik untuk ditonton!

Adu kaki merupakan salah satu tradisi orang Toraja yang cukup unik dan mungkin hanya satu-satunya di Indonesia bahkan dunia.

Biar gak salah paham, yuk kenali 5 fakta tentang Sisemba atau tradisi dimana orang saling tendang menendang secara bebas, legal, dan dilakukan secara massal!

1. Diadakan tiap pesta panen raya

7 Fakta Tentang Tradisi Sisemba, Pertarungan Adu Kaki dari TorajaCulturetoraja.blogspot.com

Tradisi sisemba diadakan pada saat pesta perayaan panen raya. Lokasi yang digunakan biasanya diarea persawahan yang baru selesai dipanen, atau dilapangan yang cukup luas dan berlumpur.

Tradisi sisemba dalam perayaan pesta panen bukan hanya sekedar permainan adu kaki atau sebagai hiburan semata, tapi juga diyakini dapat mengantisipasi gagal panen serta dapat meningkatkan hasil pertanian pada tahun berikutnya.

2. Dilakukan secara massal, dari anak-anak hingga dewasa

7 Fakta Tentang Tradisi Sisemba, Pertarungan Adu Kaki dari TorajaInstagram.com/visit_sulsel

Tradisi adu kaki biasanya dimulai oleh pertarungan antar kelompok yang terdiri dari anak-anak usia 10 hingga 15 tahun. Setelah mereka selesai dan menyingkir, para petarung remaja dan orang dewasa mulai berkumpul dan mengambil alih arena permainan.

Peserta adu kaki ini selalu membludak karena memang dilakukan secara massal namun hanya dilakukan oleh kaum pria. Permainannya pun lumayan keras dan terlihat brutal sehingga resiko mengalami cedera cukup tinggi. Meski demikian, kecelakaan yang serius jarang terjadi dalam permainan ini.

3. Peserta wajib berpasangan dan tidak diperbolehkan menggunakan tangan

7 Fakta Tentang Tradisi Sisemba, Pertarungan Adu Kaki dari TorajaInstagram.com/fhykarahmatsaniyah

Permainan adu kaki atau sisemba dimainkan oleh dua kubu atau dua kelompok petarung yang berbeda. Biasanya antara warga kampung yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan pesta panen versus warga dari kampung tetangga.

Karena permainan ini hanya melibatkan kaki, maka para petarung dari setiap kubu wajib berpasangan dengan cara bergandengan tangan, baik ketika menyerang lawan maupun dalam posisi bertahan. Tidak diperbolehkan menyerang lawan menggunakan tangan seperti menampar atau memukul.

Baca Juga: Tradisi Unik di Bali, Perang Air Suwat Untuk Melawan Energi Buruk

4. Tidak boleh menyerang lawan yang telah terjatuh

7 Fakta Tentang Tradisi Sisemba, Pertarungan Adu Kaki dari TorajaInstagram.com/mambrodilto

Peserta yang terjatuh atau terlepas dari genggaman tangan pasangannya tidak boleh diserang oleh kubu lawan, asal segera mengangkat kedua tangannya pertanda tidak siap menerima serangan.

Agar pertarungan ini berlangsung aman dan sportif, maka para tokoh adat atau warga yang dituakan akan berjaga-jaga di sekitar petarung. Mereka juga bertindak sebagai wasit untuk mengawasi dan memisahkan peserta yang dianggap telalu kasar atau berlebihan.

5. Tidak boleh ada dendam setelah permainan adu kaki berakhir

7 Fakta Tentang Tradisi Sisemba, Pertarungan Adu Kaki dari TorajaInstagram.com/torajastreetphotography

Tradisi sisemba tidak hanya mengandalkan kelincahan kaki dan kekuatan fisik para petarung, tapi juga keberanian mental dan tentunya melibatkan emosi antar pemain di sepanjang jalannya pertarungan.

Menariknya, emosi para petarung hanya ada dalam arena dan sepanjang pertarungan berlangsung. Setelah pertarungan berakhir, mereka kembali berdamai dan tidak membawa dendam keluar arena karena selain sebagai tradisi, pertarungan adu kaki ini juga dianggap sebagai ajang hiburan semata.

6. Cedera hingga kematian tidak akan dimintai pertanggung jawaban dari siapapun

7 Fakta Tentang Tradisi Sisemba, Pertarungan Adu Kaki dari Torajatravlr.com

Namanya adu kaki, tentu setiap orang yang ikut dalam permainan ini bisa saja mengalami cidera. Dari yang sekedar terluka, patah tulang, hingga meninggal dunia. Bila hal tersebut menimpa seorang petarung, tidak ada seorangpun yang akan dimintai pertanggungjawaban.

Bahkan jika seorang petarung sampai meninggal dunia, maka kematiannya malah akan dianggap sia-sia dan diistilahkan sebagai  'mati karena diinjak kerbau'. Oleh karena itu, di setiap permainan Sisemba, akan selalu ada orang yang akan bertindak sebagai pelerai untuk menghindari segala resiko yang tidak diinginkan.

7. Peserta menggunakan mantra untuk menghindari rasa sakit

7 Fakta Tentang Tradisi Sisemba, Pertarungan Adu Kaki dari TorajaInstagram.com/toraja_id

Setiap petarung sama-sama mengandalkan kekuatan kaki dan kelincahan gerak tubuh kala menendang, juga kekuatan fisik sewaktu menerima serangan dari pihak lawan. Tapi buat sebagian petarung, mengandalkan kekuatan fisik belumlah cukup tanpa menggunakan panimbolo' sebagai pelindung.

Panimbolo' sendiri adalah mantra-mantra yang terdiri dari bermacam bentuk dan cara. Bisa berupa benda maupun bacaan-bacaan tertentu. Namun sebagai petarung yang tangguh dan sportif, tidak semua petarung menggunakan panimbolo' dan murni hanya mengandalkan kekuatan fisik semata.

Gimana, tertarik untuk datang ke Tana Toraja dan menyaksikan tradisi seru ini?

Baca Juga: 5 Tradisi Unik Suku Toraja yang Digemari Wisatawan Asing

Agustina Randa Photo Verified Writer Agustina Randa

Terimakasih sudah membaca artikel saya. GBU...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya