Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbelanja saat traveling (pexels.com/Loifotos)

Traveling memang seru! Selain menjelajahi tempat baru, kamu juga bisa merasakan sensasi berbelanja di tempat tersebut. Tapi, tahukah kamu bahwa ada beberapa etika yang perlu kamu perhatikan saat berbelanja saat traveling?

Mematuhi etika ini bukan hanya menunjukkan rasa hormat kepada budaya lokal, tetapi juga membantu kamu mendapatkan pengalaman berbelanja yang lebih menyenangkan. Penting untuk memahami etika yang tepat agar kamu bisa berbelanja dengan bertanggung jawab dan memberikan dampak positif terhadap komunitas pengrajin lokal hingga lingkungan di sekitar.

Yuk, simak lima etika berbelanja saat traveling yang wajib kamu tahu berikut ini!

1. Hormati budaya dan tradisi lokal

ilustrasi berbelanja saat traveling (pexels.com/Sajal Shrestha)

Penting untuk selalu menghormati budaya dan tradisi lokal saat berbelanja di destinasi wisata. Saat membeli suvenir atau barang dari tempat yang memiliki nilai budaya yang tinggi, seperti kain tradisional, kerajinan tangan, atau perhiasan etnis, penting untuk memahami makna di balik produk tersebut.

Misalnya, di Bali, Indonesia, batik dan songket adalah kain tradisional yang memiliki motif-motif khas dengan simbolisme tertentu. Sebelum membeli, luangkan waktu untuk memahami arti motif-motif ini dan bagaimana kain-kain tersebut diproduksi secara tradisional oleh pengrajin lokal.

Selain itu, berinteraksi dengan penjual atau pengrajin lokal dengan sikap hormat juga penting. Ajukan pertanyaan tentang produk mereka dengan sopan, dan dengarkan cerita di balik karya mereka. Menunjukkan minat dan apresiasi terhadap budaya dan tradisi lokal akan memberikan penghormatan yang layak terhadap warisan budaya yang dijaga oleh masyarakat setempat.

Contoh lainnya adalah saat berada di destinasi yang kaya akan seni dan kerajinan, seperti Ubud di Bali atau Chiang Mai di Thailand. Saat membeli lukisan, patung, atau kerajinan tangan lainnya, berbicaralah dengan seniman atau pengrajin tentang inspirasi mereka dan teknik pembuatan karya seni tersebut.

2. Prioritaskan pembelian dari pengusaha lokal

ilustrasi berbelanja saat traveling (pexels.com/cottonbro studio)

Sebagai wisatawan yang bertanggung jawab, berbelanja dari pengusaha lokal adalah salah satu cara terbaik untuk mendukung ekonomi lokal dan memperkaya pengalaman wisatamu. Saat mengunjungi destinasi wisata, luangkan waktu untuk menjelajahi toko-toko kecil, pasar tradisional, atau koperasi lokal daripada memilih untuk berbelanja di rantai toko besar atau merek internasional yang lebih dikenal.

Memilih untuk membeli dari pengusaha lokal memberikan dampak yang positif pada komunitas setempat. Pendapatan dari penjualan akan langsung mengalir kembali ke dalam perekonomian lokal dan membantu mempertahankan keberlangsungan usaha kecil. Selain itu, berbelanja dari pengusaha lokal juga memberimu kesempatan untuk menemukan produk unik dan khas yang mungkin tidak akan kamu temukan di tempat lain.

Misalnya saja saat kamu mengunjungi daerah pedesaan di Italia, di mana kamu bisa membeli produk-produk kuliner lokal seperti keju, anggur, atau minyak zaitun langsung dari petani atau produsen lokal. Tidak hanya kamu mendapatkan kualitas yang lebih baik, tetapi juga memberikan dukungan langsung pada orang-orang yang berjuang untuk mempertahankan tradisi dan keahlian mereka.

Dengan memprioritaskan pembelian dari pengusaha lokal, kamu juga membantu mempromosikan keberlanjutan ekonomi kreatif di destinasi wisata. Hal ini berarti lebih banyak lapangan kerja lokal yang tercipta dan warisan budaya yang terjaga dengan baik.

3. Pahami dampak lingkungan dari pembelianmu

ilustrasi berbelanja saat traveling (pexels.com/Lara Jameson)

Saat berwisata dan berbelanja, penting untuk memahami dampak lingkungan dari setiap pembelian yang kamu lakukan. Beberapa produk mungkin menggunakan bahan-bahan yang merusak lingkungan atau memiliki jejak karbon tinggi dalam proses produksinya. Sebagai contoh, produk-produk yang menggunakan plastik sekali pakai atau bahan kimia berbahaya dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kehidupan laut.

Dalam konteks berbelanja yang bertanggung jawab, pilihan produk yang ramah lingkungan dapat membantu menjaga keindahan alam di destinasi wisata. Kamu bisa memilih produk organik, daur ulang, atau yang memiliki label ramah lingkungan. Misalnya, memilih baju yang terbuat dari bahan organik atau menggunakan kantong belanja yang dapat digunakan berulang kali daripada kantong plastik sekali pakai.

Selain itu, kamu juga bisa mendukung produk-produk lokal yang diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan. Pilihlah produk dari produsen yang memiliki komitmen untuk mengurangi limbah atau menggunakan sumber daya secara berkelanjutan.

4. Tawar dengan bijaksana dan hormat

ilustrasi berbelanja saat traveling (pexels.com/Salomon V)

Di banyak destinasi wisata, proses tawar-menawar merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman berbelanja. Namun, penting untuk tetap menjaga sikap yang sopan dan menghormati penjual. Hindari menawar harga yang terlalu rendah sehingga membuat penjual merasa tidak dihargai atau merugi. Saat menawar, tunjukkan senyum dan bicaralah dengan sopan. Jika kamu merasa harga yang ditawarkan sudah adil, jangan ragu untuk menyetujui penawaran tersebut.

Tawar-menawar yang dilakukan dengan hormat akan menciptakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan dan berkesan bagi kedua belah pihak.

Contoh dari sikap tawar-menawar yang bijaksana adalah menawar dengan harga yang masuk akal, tetapi juga bersikap fleksibel dan terbuka untuk mencapai kesepakatan yang adil bagi kedua belah pihak. Misalnya, saat berada di pasar tradisional di Maroko, kamu dapat menawar harga sebuah kerajinan tangan dengan menghargai keterampilan pengrajinnya dan menunjukkan apresiasi terhadap produk tersebut.

Dengan berbicara secara sopan dan menawar dengan bijaksana, kamu dapat membangun hubungan yang baik dengan penjual dan merasa puas dengan pembelianmu.

5. Berbelanja dengan kesadaran akan dampak sosial

ilustrasi berbelanja saat traveling (pexels.com/Israel Torres)

Penting untuk memahami bahwa setiap pembelianmu memiliki dampak sosial yang lebih luas di baliknya. Saat berbelanja di destinasi wisata, hindarilah produk-produk yang terlibat dalam eksploitasi manusia atau memiliki jejak kerja yang tidak etis. Sebagai contoh, dalam industri tekstil, banyak merek yang terlibat dalam praktik kerja paksa atau tidak memberikan upah yang layak kepada pekerjanya.

Dengan memilih untuk mendukung merek-merek yang mematuhi standar kerja yang adil dan memberikan perlindungan kepada pekerja, kamu dapat berkontribusi pada perbaikan kondisi sosial di tingkat global.

Selain itu, berbelanja dengan kesadaran sosial juga melibatkan memilih produk-produk fair trade atau dari merek-merek yang memiliki komitmen terhadap kesejahteraan pekerja. Fair trade memastikan bahwa para pekerja mendapatkan upah yang layak dan bekerja dalam kondisi yang aman dan manusiawi.

Berbelanja dengan kesadaran akan dampak sosial juga berarti memperhatikan aspek-aspek seperti keberlanjutan produksi, keadilan gender, dan hak asasi manusia dalam rantai pasokan produk. Dengan menjadi konsumen yang bertanggung jawab dan kritis terhadap produk-produk yang kamu beli, kamu turut berperan dalam mempromosikan nilai-nilai keadilan sosial dan keberlanjutan dalam industri perdagangan global.

Etika berbelanja saat traveling adalah aspek penting dari pengalaman wisata yang bertanggung jawab. Dengan menerapkan sejumlah hal di atas, kamu dapat memberikan kontribusi positif pada destinasi wisata yang kamu kunjungi.

Selain itu, mempraktikkan etika berbelanja yang baik juga akan meningkatkan pengalaman traveling dengan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya dan kehidupan sehari-hari di tempat tujuan. Jadi, meskipun terkesan sepele mohon agar lebih mindful ketika berbelanja saat traveling, ya!

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team