Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hidden gem di salah satu desa Bali (pexels.com/Guillaume Meurice)
ilustrasi hidden gem di salah satu desa Bali (pexels.com/Guillaume Meurice)

Micro tourism merupakan konsep berwisata dalam lingkup kecil, baik dari segi jarak, durasi, dan aktivitas. Terlihat sederhana, konsep ini membuat wisatawan lebih menikmati suasana lebih intim, tanpa tergesa-gesa.

Selain hemat waktu dan biaya, micro tourism juga lebih ramah lingkungan karena meminimalkan mobilitas jarak jauh. Supaya liburan jadi lebih maksimal, simak yuk tips menikmati micro tourism di desa.

1. Pilih destinasi yang dekat

ilustrasi seorang nelayan sedang berlayar mencari ikan (pexels.com/Nick Wehrli)

Gak harus ke luar kota atau tempat yang viral, kamu bisa mulai dari tempat wisata hidden gem di daerah tempat tinggalmu, seperti desa wisata, kampung tematik, sungai yang jernih, hingga kebun buah. Terkadang destinasi tersebut justru ada di radius 1-2 jam dari rumah.

Mencari tempat rekreasi bukan hanya sekadar indah, tetapi juga punya identitas budaya atau cerita menarik. Jangan lupa abadikan momen terbaik untuk dibagikan kepada kerabat dan teman-teman supaya mereka juga tertarik untuk mengunjunginya.

2. Cari pengalaman, bukan hanya mengambil foto

ilustrasi warga lokal sedang memanen sayuran (pexels.com/setengah lima sore)

Jangan datang ke tempat wisata hanya untuk berfoto, lalu pulang. Cobalah menikmati kehidupan warga lokal dengan ikut kegiatan, seperti belajar menenun, memasak, menanam, memanen, atau aktivitas lainnya.

Interaksi dengan warga lokal akan memberi kesan mendalam. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan cerita seru yang tak akan pernah ditemukan di media sosial.

3. Gunakan transportasi ramah lingkungan

ilustrasi wisatawan sedang menikmati pemandangan desa dengan bersepeda (pexels.com/Masood Aslami)

Kalau jaraknya dekat, lebih baik gunakan sepeda, transportasi umum, atau berjalan kaki saat menjelajahi kawasan wisata kecil. Wisatawan lebih santai menikmati perjalanan dan membantu menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi emisi kendaraan.

Kamu bisa menemukan tempat singgah, seperti kedai makan yang tidak berada di maps. Selain itu, bisa bertemu warga lokal yang ramah dan melihat pemandangan lebih intens.

4. Terlibat langsung dengan komunitas kecil

ilustrasi sebuah komunitas sedang melakukan bazar (pexels.com/Ahmad Shakir Shamsulbadri)

Kunjungi pasar tradisional, bazar komunitas, atau festival kecil yang diselenggarakan oleh warga. Di sana wisatawan bisa menikmati makanan khas, membeli produk lokal, sekaligus berinteraksi langsung dengan penduduk setempat.

Kamu bisa menginap di rumah warga atau tinggal di homestay untuk beberapa waktu. Selain menghemat biaya, hal ini juga dapat mempererat ikatan supaya lebih dekat dengan warga lokal.

5. Hargai budaya dan privasi warga lokal

ilustrasi hidden gem di salah satu desa Bali (pexels.com/Guillaume Meurice)

Meskipun masih berada di satu daerah tempat tinggalmu, tetap hargai privasi mereka. Pastikan untuk selalu bersikap sopan, tidak memaksakan diri, dan meminta izin sebelum memotret orang atau lingkungan sekitar.

Sikap kecil seperti menyapa warga, ikut menjaga kebersihan, dan berterima kasih akan memberikan kesan yang baik. Bahkan, mereka merasa senang dan siap menyambut kedatanganmu di lain waktu.

Micro tourism memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah mendapatkan pengalaman seru selama liburan. Konsep ini sedang banyak dibicarakan karena lebih efisien dan hemat biaya. Gimana, kamu tertarik untuk melakukan micro tourism? Ajak teman atau kerabatmu supaya kegiatan ini jadi semakin seru!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team