Hampir setiap wilayah di Indonesia punya tuak. Salah satunya Lombok. Tuak Lombok dihasilkan dari bunga aren.
Pengerjaannya dilakukan di tengah hutan, dekat pohon-pohonnya. Pohon aren memang banyak ditanam di kawasan hutan. Butuh waktu semalaman untuk mengolahnya. Mulai dari menunggu sari-sari bunga keluar, hingga airnya mengalir memenuhi cawan atau ember penampung.
Air yang keluar itulah yang disebut sebagai sari bunga aren. Kemudian, sari bunga aren dicampur akar pohon bujur yang sudah dipotong-potong. Akar bujur memberi efek warna merah muda. Juga berperan meningkatkan kadar alkohol. Kadar alkohol tuak yang baru jadi berkisar 8 persen.
Setiap hari, pagi-pagi benar, para penjaja datang membawa jerigen kosong. Tuak dalam ember dipindah-lokasikan ke jeriken. Sampai di rumah, tuak akan disuling. Maksudnya supaya alkohol bereaksi meningkat.
Nantinya, tuak dijual dalam kemasan botol air mineral berukuran 1,5 liter. Per botolnya dihargai Rp 15-17 ribu. Tuak, bagi masyarakat setempat juga menjadi sebuah simbol kekerabatan. Dihidangkan untuk menjamu tamu atau diminum ketika berkumpul bersama kerabat.