Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menikmati spot liburan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Intinya sih...

  • Destinasi sepi memberi ketenangan dan fokus tanpa distraksi dunia luar, memberikan efek positif pada suasana hati.

  • Liburan di tempat sepi membuat aktivitas lebih fleksibel, tanpa antrian atau tekanan orang lain.

  • Tempat sepi memberi pengalaman otentik dan personal dengan harga lebih terjangkau, memberikan nilai emosional yang kaya secara batin.

Di tengah hiruk pikuk kota dan kesibukan digital yang tak pernah tidur, liburan bukan lagi sekadar agenda jalan-jalan. Kini, banyak yang mencari ketenangan, keheningan, dan ruang pribadi untuk memulihkan energi yang terkuras.

Liburan ke tempat sepi mulai dilirik sebagai alternatif yang memberi pengalaman lebih dalam. Bukan hanya dari sisi fisik, tapi juga emosional. Tanpa keramaian, tanpa jadwal padat, liburan bisa terasa lebih intim dan bermakna. Berikut adalah lima alasan kenapa destinasi yang tenang justru bikin lebih bahagia.

1. Jauh dari hiruk pikuk keramaian

ilustrasi pria sedang bersantai (unsplash.com/Enes Küp)

Berada di tempat yang jauh dari keramaian memberi ruang untuk bernapas lebih lega, baik secara harfiah maupun emosional. Tanpa suara klakson, kerumunan, atau jadwal yang menuntut, pikiran jadi lebih tenang dan fokus.

Lingkungan yang sepi membantu memutus sejenak dari distraksi dunia luar. Detak waktu terasa melambat, memberikan kesempatan untuk menyadari momen kecil yang biasanya terlewat. Otak bisa beristirahat dari overstimulasi, memberi efek positif pada suasana hati. Tak heran jika ketenangan seperti ini terasa seperti bentuk kebahagiaan yang jarang ditemui.

2. Bebas antrian, bebas ribet

ilustrasi mengabadikan momen liburan (unsplash.com/Babak Habibi)

Di destinasi sepi, semuanya berjalan lebih lancar. Tidak perlu berebut tempat makan, antre masuk lokasi wisata, atau bersaing mendapatkan spot foto terbaik.

Rasanya seperti punya tempat itu sendiri. Setiap aktivitas jadi lebih fleksibel, tidak terikat waktu atau tekanan orang lain. Hal ini membuat liburan terasa benar-benar milik sendiri, tanpa kompromi. Dengan suasana yang rileks, waktu liburan pun bisa digunakan secara maksimal.

3. Lebih banyak waktu untuk aktivitas yang disukai

ilustrasi menikmati keindahan alam (unsplash.com/Sergey Isakhanyan)

Tempat sepi memberi kebebasan untuk menjalani liburan sesuai keinginan. Mau bangun siang, membaca buku berjam-jam, atau sekadar menikmati langit sore—semuanya bisa tanpa gangguan.

Jadwal tidak padat, jadi waktu bisa dimaksimalkan untuk hal-hal yang benar-benar membawa kebahagiaan. Ini membuka ruang untuk lebih mengenali diri sendiri, mengeksplorasi hobi, atau mencoba hal baru. Di tengah kesunyian, justru kreativitas sering muncul tanpa disangka. Bahkan hal sederhana seperti menikmati secangkir kopi di teras bisa terasa lebih berarti.

4. Pengalaman lebih otentik dan personal

ilustrasi melihat peta (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak destinasi sepi belum tersentuh oleh pariwisata massal. Suasana alamnya masih alami, budaya lokalnya masih kental, dan interaksi dengan warga terasa lebih hangat.

Karena belum dikomersialisasi, setiap momen terasa lebih jujur dan nyata. Tak ada dekorasi berlebihan atau atraksi yang dibuat-buat. Yang ada hanyalah pengalaman murni yang melekat lebih lama dalam ingatan. Liburan seperti ini sering kali memberi perspektif baru tentang cara hidup yang lebih sederhana, namun bermakna.

5. Biaya lebih terjangkau

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Eric Sanman)

Tempat yang jauh dari pusat wisata biasanya punya harga lebih bersahabat. Mulai dari penginapan, makanan, hingga transportasi lokal, semuanya cenderung lebih murah.

Namun, justru di sinilah letak nilai emosionalnya. Meski tak mahal secara materi, pengalaman yang diberikan sangat kaya secara batin. Dengan anggaran terbatas pun, liburan tetap bisa terasa mewah dalam bentuk ketenangan dan kedekatan. Ini membuktikan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal yang mahal, tapi dari pengalaman yang berkesan.

Liburan ke tempat sepi bukan berarti membosankan, melainkan cara untuk terhubung lebih dalam dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dalam keheningan, justru ada ruang untuk menyadari apa yang benar-benar penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian