TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kebiasaan Buruk Ini Bikin Liburan Bareng Selalu Berakhir Wacana

Siapa yang suka jadi korban PHP liburan?

Unsplash.com/Matheus Ferrero

Traveling bareng teman-teman satu geng biasanya masuk salah satu resolusi tahun kemarin yang gak kesampaian. Dan pengin diwujudkan kembali tahun ini. Padahal waktu ketemuan, keinginan untuk sekadar jalan-jalan bareng sangat menggebu-gebu. Tapi rencana yang sudah matang sekali pun bisa saja cancel di saat-saat terakhir sebelum hari-H.

Ayo ngaku, siapa yang masalahnya sama? Coba deh kamu ingat-ingat lagi. Bisa jadi alasan di balik gagalnya rencana traveling justru karena 6 hal di bawah ini.

1. Tidak komitmen dengan waktu

Unsplash.com/rawpixel.com

Hambatan yang paling sering terjadi adalah perkara waktu dan mencocokkan jadwal masing-masing personal. Sudah disepakati tanggal sekian, pasti masih ada saja yang bentrok dengan urusan lain, utamanya pekerjaan.

Apalagi kalau anggota yang diajak traveling banyak. Menentukan tanggal saja bisa jadi urusan yang menguras hati dan emosi. Sekali-kali kamu memang butuh "egois" dengan prioritas. 

Menempatkan liburan bersama kawan lama dalam list paling atas tak ada salahnya kok. Kalau perlu ajukan cuti dari jauh-jauh hari, supaya komitmen terhadap rencana semakin teguh, bukannya malah berpikir "Nanti saja deh, siapa tahu tiba-tiba gak jadi."

2. Tunggu-tungguan

Unsplash.com/Ben Duchac

Dalam sebuah kelompok pertemanan, kaum hawa memang lebih suka stick to each other. Susahnya kalau hal ini berlanjut ke urusan lain, seperti membuat janji untuk traveling bersama.

Biasanya satu orang tidak berani memberikan kepastian karena menunggu orang lain melempar "umpan" terlebih dahulu. Sedangkan si "umpan" yang diharapkan juga menunggu orang lain melakukan hal sama.

"Nanti deh nunggu si A" atau "Kalau si B ikut, aku baru bilang ikut deh." Nah, gak kelar-kelar deh!

Baca juga: 31 Potret Terkini Kebun Binatang Surabaya, Makin Keren Gak Ya?

3. Wacana yang terlalu "muluk"

Unsplash.com/jens johnsson

Karena sudah lama gak bersua, keinginan untuk super quality time bakal muncul secara natural. Hal ini biasanya bakal memicu wacana-wacana yang terlalu muluk dan berakhir dengan dua hal: liburan tak sesuai ekspektasi atau justru gagal liburan.

Padahal niatnya cuma pengin kumpul dan bermalam di daerah berhawa sejuk. Tapi rencananya jadi melebar seperti camping ceria di gunung, liburan ke Bedugul Bali sekalian main di pantai, dan lain sebagainya.

Ada baiknya tak memaksakan banyak agenda kunjungan dalam sekali berangkat. Lebih baik ke satu tempat tapi berkualitas daripada banyak tujuan tapi tidak puas, ya kan?

4. Terlalu banyak pertimbangan

Unsplash.com/Daniel Monteiro

Beberapa faktor baiknya kamu pertimbangkan sebelum melempar wacana. Seperti berapa banyak waktu luang yang kalian punya, jarak destinasi, hingga jumlah akomodasi. Namun di luar itu, jangan dibikin insecure sendiri.

Biasanya pertimbangan-pertimbangan "iseng" akan muncul di benak kita yang bikin rugi kalau makin dipikirkan. Misal kalian sudah sepakat akan pergi ke pantai, maka buang spekulasi seperti:

"Nanti kalau kulit gosong gimana?"

"Pasti abis kena air laut jadi lengket dan gak nyaman."

"Kalau kecapekan susah tempat istirahatnya. Hotelnya kok biasa aja?"

"Kalau pantai mending sekalian ke Bali gak, sih?"

5. Sayang untuk keluar modal

Unsplash.com/Christine Roy

Traveling memang gak harus mahal, tapi palsu namanya kalau sama sekali tak keluar modal. Betul gak? Sebagian dari kita pasti merasa sayang merogoh kocek besar untuk jalan-jalan yang bisa habis hanya dalam sekejap. 

Untuk mengantisipasinya, kamu bisa mulai mencicil atau menyisihkan pendapatan untuk budget berlibur dari jauh hari. Hal ini juga bisa mencegah kamu boros selama perjalanan, karena sudah ada jatah tersendiri untuk liburan yang tak mencampuri budget kebutuhan lainnya.

Baca juga: Takjub! Ini 5 Pesona Filipina yang Bisa Bikin Kamu Gak Mau Pulang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya