Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret tiket kereta di Jepang
Potret tiket kereta di Jepang (unsplash.com/Evelyn Liow)

Apakah kamu sedang merencanakan liburan ke Jepang? Selain menyiapkan tiket pesawat dan itinerary, kamu juga perlu memikirkan transportasi selama di sana.

Salah satu moda transportasi favorit wisatawan adalah Shinkansen. Kereta peluru supercepat yang menghubungkan berbagai kota besar di Jepang dengan nyaman, tepat waktu, dan efisien.

Menariknya, kamu bisa menggunakan dua opsi berbeda saat naik Shinkansen, yakni tiket Shinkansen reguler dan JR Pass. Keduanya sama-sama memudahkan perjalanan, tetapi sering bikin bingung. Apalagi bagi yang baru pertama kali ke Jepang.

Lantas, apakah JR Pass dan tiket Shinkansen itu sama? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini, agar kamu bisa pilih yang paling sesuai dengan kebutuhanmu!

1. Kelebihan

Kelebihan tiket Shinkansen reguler.

  1. Cocok digunakan jika kamu hanya ingin melakukan 1-2 kali perjalanan naik Shinkansen.

  2. Lebih mudah digunakan, karena bisa masuk hanya dengan QR code.

  3. Bisa memilih preferensi kursi saat kamu melakukan pemesanan tiket.

  4. Tiket bisa dipesan sampai 1 jam sebelum jadwal keberangkatan.

Kelebihan JR Pass.

  1. Cocok digunakan jika kamu akan ingin naik Shinkansen berulang kali dan jaraknya jauh. Misalnya perjalaan pulang-pergi ke Tokyo-Osaka.

  2. JR Pass lebih fleksibel, karena bisa untuk semua perjalanan. Jadi, kamu gak perlu membeli atau menghitung tiket setiap rute.

  3. JR Pass juga bisa digunakan untuk transportasi lainnya, seperti kereta lokal JR atau kereta Narita Express.

2. Kekurangan

Potret membeli tiket kereta di Jepang (unsplash.com/@christianchen)

Kekurangan tiket Shinkansen reguler.

  1. Kamu harus membeli tiket berkali-kali, jika akan sering menempuh perjalanan naik Shinkansen.

  2. Bisa memakan waktu lebih lama dan harus mengantre, apalagi saat peak season.

  3. Tidak fleksibel untuk naik kereta lokal JR lainnya. Terutama kalau ingin pindah-pindah menggunakan kereta JR lain, maka harus membeli tiket tambahan.

Kekurangan JR Pass.

  1. Dari segi harga kurang ekonomis, terutama jika kamu tidak naik Shinkansen jarak jauh lebih dari tiga kali.

  2. Harus pesan tiket dari jauh-jauh hari, karena kertas Exchange Order harus dikirim pos ke alamat di Indonesia, lalu dibawa ke Jepang untuk ditukarkan menjadi JR Pass.

  3. JR Pass hanya memiliki paket untuk 7, 14, atau 21 hari. Kalau perjalananmu gak padat atau banyak waktu senggang, tiket ini bisa jadi kurang menguntungkan.

3. Tarif

Jika kamu membeli tiket Shinkansen reguler, maka biayanya dihitung per perjalanan. Misalnya rute Tokyo-Kyoto sekitar 14.170 Yen atau setara dengan Rp1,5 jutaan. Kalau kamu cuma berencana melakukan 1-2 kali perjalanan, membeli tiket reguler bisa lebih hemat, lho.

Untuk JR Pass, kamu bisa naik kereta JR berkali-kali selama masa berlaku. Tarifnya berbeda-beda, tergantung masa berlaku perjalanan. Jika kamu akan melakukan beberapa kali perjalanan pulang-pergi, tarif JR Pass lebih hemat dibandingkan membeli tiket reguler satu per satu.

  1. Durasi 7 hari: 50.000 Yen atau Rp5,3 jutaan (JR Pass Ordinary) dan 70.000 Yen atau Rp7,4 jutaan (JR Pass Green).

  2. Durasi 14 hari: 80.000 Yen atau Rp8,5 jutaan (JR Pass Ordinary) dan 110.000 Yen atau Rp11,7 jutaan (JR Pass Green).

  3. Durasi 21 hari: 100.000 atau Rp10 jutaan (JR Pass Ordinary) dan 140.000 Yen atau Rp14 jutaan (JR Pass Green).

Jadi, keduanya memiliki fungsi yang berbeda dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan traveling masing-masing. Pilih yang paling sesuai dengan rencana perjalananmu, biar liburan ke Jepang semakin praktis, nyaman, dan bebas ribet!

Editorial Team