9 Culture Shock saat Liburan ke Bali Pertama Kali, Kamu Merasakannya?

Setibanya di Bali, kamu akan melihat pemandangan berupa banyaknya patung dan pura di berbagai lokasi. Pulau Dewata ini memang menjadikan patung sebagai kekayaan budaya yang berkembang dan terjaga baik di masyarakat. Sedangkan, pura menunjukkan bahwa Hindu menjadi agama mayoritas yang dianut warga Bali.

Masih berhubungan dengan kepercayaan, kamu bakal menemukan banyak canang atau sesaji di berbagai tempat. Tidak sebatas tempat-tempat yang disakralkan, kamu juga akan menemukannya di depan rumah, di sekitar perempatan jalan, dan bahkan di tempat umum lainnya. Tujuannya sebagai bentuk syukur, perlindungan, dan persembahan kepada para Dewa dan Dewi.

Tahukah kamu kalau Bali memiliki hari libur lebih banyak dibanding daerah lainnya? Bali punya kebijakan hari libur lokal, supaya masyarakat dapat melaksanakan upacara keagamaan sesuai dengan swadharma atau kewajiban mereka. Misalnya Hari Raya Saraswati, Hari Raya Suci Kuningan, Ngembak Geni, dan Galungan.

Kalau di Turki terkenal dengan ramah kucing, Bali bisa menjadi surga buat pencinta anjing. Banyak anjing yang dibiarkan berkeliaran di Bali tanpa perlu takut diganggu maupun mengganggumu. Masyarakat Hindu Bali juga memelihara anjing sebagai penjaga rumah dari gangguan hal kasat mata maupun hal gaib.

Di Bali, kebanyakan kafe dan restoran memiliki menu babi. Jika kamu benar-benar menghindari menu babi, sebaiknya cari tahu dulu menu tempat makan yang kamu tuju.

Meski agak sulit, tapi ada beberapa tempat makan yang menyediakan khusus menu halal. Selain itu, biasanya berpusat di daerah tertentu, seperti di Denpasar Timur atau Bali Utara. Kamu juga bisa memilih restoran khas Timur Tengah. 

Selain itu, banyak pula warung halal di pinggir jalan. Menunya terdiri dari makanan rumahan atau masakan khas Jawa. 

Atmosfer di Bali mungkin bakal sangat berbeda dengan tempatmu berasal, terutama jika kamu berasal dari Jawa dan Sumatra. Kamu bakal jarang atau bahkan gak akan mendengar azan selama liburan di Bali. 

Meski musala dan masjidnya tak sebanyak di kota mayoritas muslim, beberapa tempat di Bali menyediakan tempat salat. Ada pula masjid besar, meski jaraknya cukup jauh-jauh, jika dibanding kota-kota mayoritas muslim.

Sebagai salah satu "surganya" para pelancong, tentu Bali menawarkan banyak destinasi wisata. Mungkin sebagian orang akan mengira tiket masuk wisata di Bali mahal-mahal. Padahal, tidak sama sekali.

Banyak tempat wisata di Bali yang tidak memungut tiket masuk alias gratis. Wisatawan hanya perlu membayar parkir. Nominalnya pun tak semahal di Pulau Jawa, rata-rata hanya Rp2.000-Rp3.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil. Sangat murah untuk ukuran biaya parkir di tempat wisata.

Penunjuk arah online seperti Google Maps gak selalu efektif buat membantumu menemukan tempat di Bali. Bahkan, seringkali bisa "menyesatkan" kita. 

Bertanya kepada warga lokal bisa jadi opsi terbaik. Nah, orang Bali akan menunjukkan sesuai arah mata angin, seperti utara, selatan, timur, dan barat. Bukan kiri, kanan, lurus, maupun depan. Jika tak paham arah mata angin, ini akan menjadi tantangan tersendiri untukmu.

Meski kental dengan adat, budaya, dan norma-norma kesopanan, Bali membebaskan siapa pun berpakaian sesuai keinginan kita. Selama tidak dalam acara dan tempat sakral, orang Bali bakal cuek dengan yang kamu kenakan. Cocok, nih, buat kamu yang ingin tampil nyentrik, tetapi gak mau jadi pusat perhatian.

Itulah beberapa culture shock yang bisa kamu alami saat pertama kali liburan di Bali. Setiap orang dapat mengalami culture shock dan punya kesan berbeda.

Kalau kamu sendiri, pernah mengalami culture shock yang mana, nih? Bagikan ceritamu di kolom komentar, ya!