Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kendala Bahasa Saat Liburan ke China dan Solusinya

ilustrasi kendala bahasa saat liburan dan solusinya (pexels.com/Sam Lion)

Liburan ke China adalah impian banyak orang, apalagi dengan semakin banyaknya destinasi yang mendukung pariwisata internasional. Namun, kendala terbesar yang sering dihadapi wisatawan asing adalah masalah bahasa. Mempertimbangkan kendala bahasa saat liburan ke China dan solusinya menjadi semakin penting untuk dibahas karena meskipun teknologi sudah berkembang, tantangan ini tetap nyata di lapangan.

Sebagian besar warga lokal di China masih menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa utama dan penggunaan bahasa Inggris belum merata, bahkan di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai. Jika kamu gak mempersiapkan diri dengan baik, pengalaman liburan bisa menjadi kurang menyenangkan. Itulah mengapa kamu perlu tahu apa saja kendalanya dan solusi agar kamu happy liburan ke China!

1. Bahasa mandarin yang dominan dan minimnya penggunaan bahasa Inggris

ilustrasi belajar bahasa China (pexels.com/Kevin Malik)

Saat kamu tiba di China, salah satu hal pertama yang akan kamu sadari adalah betapa dominannya bahasa Mandarin. Baik di papan petunjuk, menu restoran, maupun percakapan sehari-hari, semuanya menggunakan aksara Mandarin. Meski di beberapa kota besar seperti Shanghai, Beijing, atau Shenzhen sudah mulai tersedia terjemahan bahasa Inggris, kamu tetap akan mengalami kesulitan jika gak bisa membaca atau memahami konteks lokal. Banyak warga lokal, khususnya yang berusia di atas 40 tahun, belum terbiasa menggunakan bahasa Inggris secara aktif.

Sebuah laporan dari South China Morning Post menyebutkan bahwa meskipun China telah mendorong pembelajaran bahasa Inggris sejak usia sekolah dasar, hasilnya belum merata secara nasional. Untuk itu, sangat disarankan kamu mempelajari frasa-frasa dasar seperti ni hao (halo), xie xie (terima kasih), atau zhe ge duō shao qián? (berapa harga ini?) sebelum keberangkatan.


2. Manfaatkan aplikasi penerjemah yang semakin canggih

ilustrasi ikon Google Translate (play.google.com)
ilustrasi ikon Google Translate (play.google.com)

Kabar baiknya, perkembangan teknologi di tahun 2025 membuat kendala bahasa jadi lebih mudah diatasi. Sekarang ada banyak aplikasi penerjemah yang menggunakan teknologi AI real-time translation, seperti Google Translate, iTranslate, atau Papago yang kini sudah mendukung aksen regional Mandarin. 

Google Translate, misalnya, sekarang sudah mampu menerjemahkan percakapan dua arah secara langsung hanya dengan suara. Kamu tinggal bicara dalam bahasa Indonesia, dan aplikasi akan menerjemahkannya ke bahasa Mandarin dalam waktu kurang dari satu detik. Bahkan, jika kamu menggunakan fitur camera scan, kamu bisa menerjemahkan menu restoran atau papan petunjuk secara langsung hanya dengan mengarahkan kamera.

3. Manfaatkan layanan lokal yang sudah dilengkapi bahasa Inggris

ilustrasi Disneyland Shanghai (pexels.com/Nikki Villanueva)

Di beberapa kota besar, kamu bisa memanfaatkan layanan lokal yang sudah mendukung bahasa Inggris, mulai dari aplikasi transportasi hingga self-service kiosk. Aplikasi seperti Didi (versi lokal dari Uber) kini memiliki antarmuka dalam bahasa Inggris dan fitur dukungan pelanggan khusus untuk wisatawan asing. Ini bisa menjadi penyelamat saat kamu gak bisa menjelaskan arah kepada sopir taksi lokal. Selain itu, hotel-hotel besar dan destinasi wisata internasional biasanya sudah memiliki staf berbahasa Inggris.

Menurut laporan dari The State Council The People’s Republic of China, pemerintah Tiongkok kini juga tengah mendorong smart tourism dengan mengembangkan panduan digital multibahasa di situs-situs populer, termasuk di museum dan taman nasional.  Beberapa taman hiburan besar seperti Shanghai Disneyland bahkan telah menyediakan brosur, aplikasi panduan, dan peta lokasi dalam berbagai bahasa, termasuk Indonesia. Jadi, penting bagi kamu untuk memesan akomodasi dan transportasi dari platform yang menyediakan layanan multibahasa agar pengalaman berliburmu tetap nyaman.


4. Bersahabat dengan warga lokal dan gunakan bahasa tubuh

ilustrasi perbedaan leasing dan kredit (pexels.com/Gustavo Fring)

Walaupun teknologi sangat membantu, interaksi manusia tetap menjadi bagian penting dari pengalaman berlibur. Menariknya, banyak wisatawan melaporkan bahwa warga lokal China cukup ramah terhadap turis, terutama jika kamu menunjukkan usaha untuk berbicara dalam bahasa Mandarin, walau hanya sedikit. Jangan malu menggunakan bahasa tubuh atau menunjukkan gambar dari ponselmu untuk menjelaskan apa yang kamu butuhkan, cara ini sering kali berhasil dalam situasi darurat.

Artikel dari Carnegie Endowment menjelaskan bahwa dalam budaya China, orang-orang sangat menghargai usaha orang asing dalam mencoba memahami budaya mereka, termasuk bahasa. Kamu bisa juga menggunakan kartu hotel yang bertuliskan alamat dalam bahasa Mandarin, atau membawa phrasebook cetak sebagai cadangan jika baterai ponsel habis. Hal-hal kecil seperti senyuman, anggukan kepala, dan gestur tangan bisa menjadi alat komunikasi universal saat kata-kata tidak memadai.

Pada akhirnya, menghadapi kendala bahasa saat liburan ke China dan solusinya tahun 2025 bukanlah sesuatu yang harus kamu takuti. Selama perencanaannya matang, pengalamanmu menjadi lebih berkesan, bahkan tanpa harus fasih berbahasa Mandarin. Jadi, jangan biarkan keterbatasan bahasa menghalangi niatmu menjelajah Tembok Besar, menikmati teh di Hangzhou, atau berbelanja di pasar malam Chengdu, ya. 




This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us