Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)
Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Gunung Rinjani menjadi salah satu destinasi pendakian paling populer di Indonesia, kini semakin serius dalam menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistemnya. Dengan semakin meningkatnya jumlah wisatawan, masalah sampah menjadi perhatian utama.

Untuk mengatasi hal ini, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menerapkan program Zero Waste pada April 2025. Program ini diharapkan dapat mengurangi sampah yang dibawa pendaki ketika mendaki Gunung Rinjani.

1. Mewajibkan para pendaki untuk mengemas ulang makanannya

Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (unsplash.com/Anca)

Gerakan ini mewajibkan para pendaki untuk mengemas ulang makanan dan minuman mereka ke dalam wadah yang bisa digunakan kembali. Tujuannya jelas, yakni mengurangi sampah di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, agar tetap bersih dan lestari.

Nantinya, jalur pendakian Gunung Rinjani akan ditutup setiap Januari hingga Maret. Penutupan ini dilakukan untuk memberikan waktu bagi ekosistem di kawasan gunung untuk pulih secara alami.

Saat ini, pengelolaan wisata pendakian di Rinjani sudah semakin matang dengan adanya tiga standar operasional prosedur (SOP) yang mengatur pendakian, pengelolaan sampah, dan evakuasi. Dengan aturan ini, target zero waste atau nol sampah di Rinjani semakin dekat untuk diwujudkan.

Salah satu langkah tegas yang diterapkan adalah larangan membawa kemasan sekali pakai ke atas gunung. Untuk memastikan aturan ini berjalan, pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) telah menyediakan boks makanan di pintu masuk pendakian. Pendaki yang membawa makanan instan, seperti mi, roti, atau kopi, wajib melepas kemasannya dan menggantinya dengan boks yang bisa digunakan kembali. 

2. Turut memberdayakan masyarakat sekitar

Menariknya, program ini juga melibatkan masyarakat sekitar. Mereka diberdayakan untuk menyediakan makanan dan minuman dalam kemasan yang lebih ramah lingkungan. Tak hanya itu, hasil pertanian lokal yang sudah diolah atau siap dimasak juga tersedia di sekitar pos pendakian atau resor, sehingga pendaki tetap bisa menikmati makanan tanpa harus meninggalkan sampah plastik.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) bersama para stakeholder menggagas program ini untuk menjaga kelestarian alam. Dengan mengusung konsep reuse dan refill, langkah ini diharapkan bisa menjaga kebersihan gunung. Para pendaki pun diajak berpartisipasi dalam gerakan ini demi mendukung upaya konservasi lingkungan.

3. Syarat pendakian Gunung Rinjani

Ilustrasi pendaki gunung (unsplash.com/JakeMelara)

Sebelum memulai pendakian Gunung Rinjani, pastikan kamu telah memenuhi semua persyaratan yang diperlukan. Berikut di antaranya.

  1. Membawa identitas diri, berupa KTP bagi WNI dan Passport/KITAS bagi WNA.
  2. Membawa surat keterangan sehat.
  3. Melakukan booking atau reservasi online melalui aplikasi eRinjani.
  4. Semua pengunjung harus menggunakan peralatan standar.
  5. Pengunjung tidak diperbolehkan membawa obat-obatan terlarang, senjata berbahaya, dan minuman beralkohol.

4. Cara mendaftar melalui aplikasi eRinjani

Ilustrasi pendaki gunung (pexels.com/Eric Sanman)

Berikut langkah-langkah untuk mendaftar pendakian Gunung Rinjani.

  1. Unduh aplikasi eRinjani dari Google Play Store.
  2. Pilih menu "Registrasi Akun."
  3. Isi formulir data diri, termasuk email dan password.
  4. Login ke akun eRinjani.
  5. Pilih "Tombol Booking Tiket."
  6. Pilih jumlah pendaki, pintu masuk pendakian, dan tanggal pendakian.
  7. Cek kuota dan total biaya yang harus dibayar.
  8. Masukkan jumlah barang bawaan yang berpotensi sampah.
  9. Lakukan pembayaran.
  10. Unduh e-Ticket.

Dengan diterapkannya program Zero Waste di Gunung Rinjani, harapannya kebersihan dan kelestarian alam tetap terjaga. Langkah ini bukan hanya tanggung jawab pengelola, tetapi juga membutuhkan dukungan dari para pendaki dan wisatawan.

Jadi, yuk, mulai peduli dan ikut berkontribusi dalam menjaga alam agar tetap lestari!

Editorial Team