Haruskah Membatalkan Trip ke Thailand selama Masa Berkabung?

30 Okt 2025, 20:02 WIB

Potret kuil di Thailand (unsplash.com/JieSuang Ng)

Kepergian Ratu Sirikit, Ibu Suri Kerajaan Thailand, pada usia 93 tahun pada Jumat lalu (24/10/2025), membawa duka mendalam bagi seluruh rakyat Thailand. Sebagai bentuk penghormatan, Perdana Menteri Anutin Charnvirakul menetapkan masa berkabung nasional dengan pengibaran bendera setengah tiang selama 30 hari dan imbauan mengenakan pakaian bernuansa hitam selama satu tahun penuh.

Kondisi ini tentu berdampak pada berbagai aktivitas publik, termasuk sektor pariwisata yang tengah ramai menjelang akhir tahun. Tak sedikit wisatawan yang sudah merencanakan perjalanan ke Negeri Gajah Putih kini bertanya-tanya, apakah sebaiknya tetap melanjutkan rencana liburan ke Thailand, atau justru menundanya sementara waktu?

Selengkapnya, yuk, simak penjelasan berikut untuk mempertimbangkan hal ini dengan bijak!

1. Trip tetap bisa dilanjutkan

Jika kamu bertanya-tanya apakah sebaiknya membatalkan perjalanan ke Thailand karena takut banyak wisata tutup, jawabannya tidak perlu. Meskipun memasuki masa berkabung nasional, tetapi pariwisata di Thailand tetap berjalan. Aturan umum penyelenggaraan pariwisata di sana menunjukkan sebagian besar atraksi, hotel, dan restoran masih beroperasi dengan normal.

Namun, perlu dicatat, ada dua destinasi di Thailand yang ditutup sementara, yakni The Grand Palace dan Temple of the Emerald Buddha (Wat Phra Kaew) akan ditutup sementara untuk kunjungan wisatawan selama 26 Oktober 2025 hingga 8 November 2025.

Sejumlah acara juga dikabarkan akan ditunda atau mengalami penyesuaian format. Misalnya seperti Vijit Chao Phraya 2025 ditunda sepekan, serta Sukhothai Loy Krathong and Candle Festival dan Pattaya International Firework Festival mengalami penyesuaian dalam hal teknis perayaannya. Di luar itu, semua wisata masuk beroperasi seperti biasanya.

2. Imbauan untuk wisatawan selama masa berkabung

Potret Sungai Chao Praya, Thailand (pexels.com/Maksim Romashkin)

Selama masa berkabung nasional di Thailand, wisatawan diimbau untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang tengah berlangsung. Salah satu bentuk penghormatan yang bisa ditunjukkan adalah mengenakan pakaian sopan dan berwarna gelap, seperti hitam, abu-abu, atau warna netral lainnya. Busana dengan warna-warna tersebut mencerminkan empati dan rasa duka yang sejalan dengan suasana di Thailand.

Sebaliknya, hindari mengenakan pakaian mencolok atau berwarna terang, terutama saat berkunjung ke tempat umum, kantor pemerintahan, atau kawasan suci seperti kuil. Warna-warna cerah bisa dianggap kurang pantas dan tidak menunjukkan kepekaan terhadap kondisi nasional yang sedang berduka.

Selain soal pakaian, perilaku di ruang publik juga perlu dijaga. Usahakan untuk tetap tenang, tidak tertawa keras, berbicara lantang, atau melakukan aktivitas yang terkesan berlebihan. Selama masa ini, suasana di berbagai kota, terutama di sekitar area keagamaan dan pemerintahan, akan terasa lebih khidmat dan tenang dari biasanya.

3. Tips berkunjung ke Thailand selama masa berkabung

Ada beberapa tips yang bisa kamu perhatikan jika mau berkunjung ke Thailand dalam waktu dekat. Berikut di antaranya.

Pantau terus pemberitahuan resmi soal atraksi, jam buka, dan acara atau festival khusus.
Bawa pakaian dengan warna netral seperti hitam, putih, abu-abu, terutama jika akan mengunjungi area yang berkaitan dengan upacara resmi.
Hindari aktivitas yang terlalu riuh atau pesta besar, lebih baik fokus pada pengalaman santai atau alami seperti wisata alam, kuliner, atau budaya.
Siapkan plan A atau plan B di luar itinerary untuk berjaga-jaga jika ada perubahan jam buka, akses ke lokasi tertentu, atau suasana yang berbeda dari biasanya.

Intinya, kamu tidak harus membatalkan trip ke Thailand hanya karena sedang masa berkabung. Jika kamu bersedia menyesuaikan diri dengan suasana dan etika setempat, perjalananmu bisa tetap berjalan dan bahkan menjadi pengalaman yang lebih bermakna.