Hey Pendaki Pemula, Pahami Dulu Do's dan Don'ts Naik Gunung Ini!
Wanita sedang naik gunung (unsplash.com/Stephen Leonardi)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai rumah puluhan gunung, baik yang masih aktif atau tidak, naik gunung menjadi aktivitas yang begitu diminati di Indonesia. Bahkan, beberapa tahun belakangan, kegiatan outdoor ini semakin menarik banyak kalangan untuk mencoba.
Gak peduli bahwa naik gunung tergolong olahraga ekstrem, masih banyak dijumpai pendaki newbie yang minim persiapan saat akan mendaki. Hanya dengan modal nekat, mereka berani menerabas jalur pendakian.
Nah, biar agenda naik gunung tetap aman dan menjadi pengalaman tak terlupakan, berikut do's and don'ts yang wajib kamu taati. Simak dan catat baik-baik, ya!
1. Do: olahraga rutin sebelum naik gunung
Olahraga lari (unsplash.com/Chander R)Untuk mendaki gunung setinggi kurang lebih 3.000-an meter di atas permukaan laut, setidaknya kamu akan berjalan selama 6-8 jam, tergantung pada kecepatan kamu dan kondisi jalur pendakian. Maka, wajib hukumnya mempersiapkan tubuhmu se-prima mungkin sebelum naik gunung.
Lari, naik turun tangga, squat jump, dan plank adalah beberapa olahraga yang bisa rutin kamu lakukan minimal dua bulan sebelum naik gunung. Latihan fisik tersebut akan melatih otot, pernapasan, keseimbangan, dan stabilitas tubuh selama mendaki.
2. Don't: memakai jeans
Berkegiatan di alam memakai celana jeans (decideoutside.com)Celana dan atasan berbahan jeans adalah big no dalam pendakian. Bahan denim sangat mudah menyerap air, tetapi sulit kering sehingga bakal berbahaya jika turun hujan saat kamu mendaki.
Pakaian jeans juga tidak lentur, sehingga kurang fleksibel untuk mengikuti gerakan tubuhmu. Kamu bisa saja terkena iritasi otot atau sendi alih-alih merasa nyaman selama pendakian.
3. Do: menguasai metode packing di dalam carrier
Cara packing di tas carrier (thecrazyoutdoormama.com)Packing di dalam tas carrier gak bisa asal-asalan. Kamu harus tahu dan menguasai metode packing ini supaya pundakmu terasa nyaman ketika menggendongnya.
Bagian paling bawah carrier harus diisi dengan benda yang ringan, seperti sleeping bag dan pakaian ganti. Semakin ke atas, benda yang disimpan harus semakin berat agar beban tersebut dipusatkan pada pundak, bukan pinggang.
Barang-barang seperti jas hujan, fly sheet, air minum, obat-obatan, dan camilan, sebaiknya diletakkan di ruang yang mudah dijangkau untuk memudahkan kamu mengambilnya saat kondisi darurat.
4. Don't: tidak belajar ilmu dasar tentang survival
Ilustrasi orang kedinginan (trustcarehealth.com)Ilmu dasar survival adalah pengetahuan yang wajib kamu tahu sebelum naik gunung. Misalnya, tentang bagaimana mengatasi hipotermia, di mana lokasi yang tepat untuk mendirikan tenda, navigasi, dan cara mencari sumber air.
Meskipun kamu mungkin akan berangkat naik gunung dalam tim yang diketuai orang yang telah paham ilmu ini, mempelajarinya secara singkat bakal sangat membantumu jika kamu tiba-tiba terpisah dari rombongan.
5. Do: memahami medan gunung yang akan didaki
Mendaki gunung (pexels.com/Eric Sanman)Editor’s picks
Terutama untuk gunung yang akan kamu daki pertama kali, wajib tahu bagaimana medan gunung tersebut. Pahami seberapa jauh jarak tempuh hingga puncak, titik mana yang jalurnya terjal, dan di mana saja ada sumber air bersih.
Wawasan tentang gunung yang akan kamu naiki bisa membuatmu lebih well prepared menghadapi jalur demi jalur dari base camp sampai puncak gunung. Kamu juga bisa tahu titik-titik mana yang memiliki panorama cantik untuk diabadikan.
Baca Juga: Menurut Bule, Inilah 10 Gunung dengan Pemandangan Terbaik di Indonesia
6. Don't: memakai sandal gunung
Sandal gunung (cleverhiker.com)Sandal gunung tidak direkomendasikan untuk dipakai selama pendakian, karena kurang sempurna melindungi kedua kakimu dari tanah, bebatuan, akar pohon, atau binatang seperti pacet. Gunakan sandal gunung saat sudah tiba di camp site.
7. Do: menggunakan trekking pole
Pria naik gunung menggunakan trekking pole (unsplash.com/Sébastien Goldberg)Siapa sangka, penggunaan trekking pole ternyata sangat disarankan selama mendaki gunung. Tongkat ini bisa membantu kaki dalam menahan beban badan saat berjalan, terutama di medan sulit, seperti tanjakan, jalur licin, dan turunan.
8. Don't: makan mi instan selama naik gunung
Memasak mi instan (freshoffthegrid.com)Penyerapan mi instan sesaat setelah masuk sistem pencernaan rupanya tergolong lebih lama, sehingga gak langsung memberimu energi. Micin pada bumbu mi instan juga gampang membuatmu haus, karena sifatnya yang mudah mengikat air.
9. Do: tujuan utama naik gunung adalah pulang dengan selamat
Ilustrasi pria mencapai puncak gunung (unsplash.com/Roko Labrovic)Mendaki hingga puncak tertinggi tentu menjadi kepuasan tersendiri. Namun, jangan sampai lupa kalau puncak sebetulnya bukan tujuan utama kamu naik gunung, melainkan turun kembali dalam kondisi selamat.
Jika cuaca buruk atau kaki tiba-tiba cidera, gak perlu terlalu ambisius dan memaksakan tetap mendaki sampai puncak. Selalu utamakan keselamatan, ya.
10. Don't: vandalisme dan buang sampah sembarangan
Membersihkan sampah di gunung (inthesnow.com)Aksi corat-coret pohon atau bebatuan sepanjang jalur pendakian masih sering dijumpai. Pun dengan membuang bungkus makanan dan sampah lain di sekitar camp site. Jika kamu mengaku penikmat alam, maka sejatinya hal tersebut tidak dilakukan saat naik gunung.
Ingatlah selalu kata orang bijak, take nothing but pictures, leave nothing but footprints, kill nothing bu time.
Nah, itulah sepuluh do's and don'ts saat naik gunung yang wajib kamu catat dan lakukan. Jadilah pendaki cerdas dan menjadi panutan pendaki lainnya. Jadi, ada rencana naik gunung mana, nih?
Baca Juga: 10 Rekomendasi Makanan untuk Pendaki Gunung, Pemula Wajib Tahu!
Topik:
Berita Terkini Lainnya
