Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi melaksanakan ibadah umrah
ilustrasi melaksanakan ibadah umrah (unsplash.com/ibrahim uz)

Intinya sih...

  • Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025 mengakui umrah mandiri secara hukum di Indonesia, memberi keleluasaan bagi umat muslim untuk merencanakan ibadah tanpa biro perjalanan resmi.

  • Panduan lengkap itinerary umrah mandiri 12 hari mencakup keberangkatan dari Indonesia, tiba di Madinah, ziarah sejarah Madinah, fokus ibadah di Masjid Nabawi, perjalanan Madinah ke Mekkah, dan ibadah di Masjidil Haram.

  • Ziarah sekitar Kota Mekkah, umrah kedua, fokus ibadah di Masjidil Haram, tawaf Wada', dan kepulangan ke Tanah Air menjadi bagian penting dari pengalaman spiritual ini.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 8 Tahun 2019, perjalanan umrah mandiri kini resmi diakui secara hukum di Indonesia. Regulasi baru ini memberi keleluasaan bagi umat muslim untuk merencanakan ibadah umrah tanpa harus melalui biro perjalanan resmi, asalkan tetap memenuhi syarat administrasi dan keamanan yang ditetapkan pemerintah.

Sejalan dengan itu, tren baru ini langsung disambut hangat, terutama oleh generasi muda dan keluarga muda yang ingin merasakan pengalaman spiritual sekaligus perjalanan yang lebih fleksibel.

Nah, kalau kamu berencana menunaikan ibadah suci secara mandiri, ini panduan lengkap itinerary umrah mandiri 12 hari, mulai dari rute perjalanan hingga aktivitas ibadah dan kuliner yang bisa kamu nikmati di Tanah Suci. Coba cek, yuk!

Hari 1: Keberangkatan dari Indonesia

Bandara Internasional Soekarno Hatta (unsplash.com/Eugenia Clara)

15.00–16.00: tiba di Bandara Soekarno-Hatta dan bersiap untuk check-in Saudia Airlines. Counter dibuka pukul 16.00, jadi sambil menunggu, kamu bisa mengatur koper di antrean dan menikmati bekal ringan, seperti kue ataupun roti.

16.00–18.00: proses check-in dan menuju area keberangkatan internasional. Jika auto gate gagal digunakan, kamu bisa antre secara manual. Petugas biasanya memprioritaskan penumpang dengan anak-anak. Ingat, jangan bawa cairan lebih dari 100 ml dan hindari aksesori logam agar pemeriksaan lebih cepat.

18.00–19.00: setelah imigrasi, segera menuju gate keberangkatan. Isi ulang air minum di stasiun pengisian. Jika lelah, naik golf car gratis, yang terkadang boleh juga untuk kelas ekonomi.

19.00–20.00: shalat di mushola dekat Airport Game Station sebelum boarding.

20.00–23.00: setelah lepas landas, pramugari membagikan amenities, minuman, dan makan malam. Pilihan menu utama antara ayam, daging, atau vegan, pilih sesuai selera.

3.00–01.00: nikmati hiburan islami atau dengarkan murottal selama penerbangan. Sekitar satu jam sebelum mendarat, kamu akan mendapat kudapan ringan.

01.05 (waktu Saudi): pesawat mendarat dengan selamat di Jeddah

Hari 2: Tiba di Madinah

Madinah (unsplash.com/Sulthan Auliya)

05.00–07.00: tiba di Bandara Madinah dan menyelesaikan proses imigrasi serta pengambilan bagasi. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju hotel untuk check-in dan beristirahat sejenak dari lelahnya perjalanan panjang.

12.00–15.00: nikmati waktu istirahat dan adaptasi dengan cuaca Madinah yang cenderung kering. Kamu bisa makan siang di hotel atau mencoba hidangan lokal ringan sebelum bersiap menuju Masjid Nabawi.

15.30–18.00: salat pertama di Masjid Nabawi. Rasakan keheningan dan ketenangan luar biasa saat menapakkan kaki di tempat penuh berkah ini. Gunakan waktu untuk berzikir dan merenungi makna perjalanan spiritualmu.

20.00–22.00: jika mendapat jadwal dari aplikasi Nusuk, manfaatkan kesempatan berharga untuk bersalawat dan berdoa di Raudhah, taman surga yang menjadi impian setiap jamaah.

Hari 3: Ziarah Sejarah Madinah

Masjid Quba (unsplash.com/Oomar Dooreemeah)

07.00–08.00: sarapan pagi di hotel sebelum memulai ziarah sejarah Madinah. Pastikan membawa air minum dan perlengkapan seperlunya karena cuaca bisa cukup terik.

08.00–09.00: kunjungi Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun dalam Islam. Jika datang di hari Sabtu, pahalanya setara dengan satu kali umrah. Lakukan salat dua rakaat di sana dan niatkan dengan penuh keikhlasan.

09.00–10.00: lanjutkan perjalanan ke Masjid Qiblatain, tempat bersejarah di mana arah kiblat dipindahkan dari Baitul Maqdis ke Kakbah, momen penting dalam sejarah Islam yang penuh makna.

10.00–11.00: kunjungan berikutnya menuju Jabal Uhud, lokasi terjadinya Perang Uhud. Ziarahi makam Sayyidina Hamzah RA, paman Nabi Muhammad SAW, dan doakan para syuhada yang gugur di sana.

11.00–12.00: singgah di Pasar Kurma untuk melihat aneka kurma segar, sayur, dan buah berukuran besar serta tampak mulus. Jika sudah lelah, tak ada salahnya memilih istirahat di masjid sekitar pasar, karena dalam perjalanan seperti ini, menjaga tenaga juga bagian dari ibadah.

12.00–selesai: kembali ke Masjid Nabawi untuk memperbanyak ibadah, berzikir, dan menikmati suasana spiritual Madinah yang menenangkan.

Hari 4: Fokus Ibadah di Masjid Nabawi

Kuliner khas Timur Tengah (unsplash.com/Rita Daisy)

04.00–09.00: awali hari dengan salat subuh berjamaah di Masjid Nabawi, lalu lanjutkan dengan zikir, tilawah, dan muhasabah diri di area masjid. Udara pagi yang sejuk dan lantunan ayat suci membuat hati terasa tenteram dan penuh syukur.

09.00–12.00: kembali ke hotel untuk sarapan dan beristirahat sejenak. Setelah itu, bisa berjalan santai di sekitar Nabawi untuk membeli oleh-oleh ringan atau sekadar menikmati suasana kota Madinah yang damai dan bersih.

12.00–15.00: salat zuhur di Masjid Nabawi, lalu luangkan waktu untuk memperbanyak doa dan membaca Al-Quran. Duduk tenang di dalam masjid, rasakan ketenangan luar biasa yang jarang ditemui di tempat lain.

15.00–18.00: setelah asar, saatnya menikmati kuliner khas Madinah di Zaitoon Restaurant, salah satu restoran favorit jamaah Indonesia. Cicipi chicken karahi yang gurih pedas, mixed grill platter berisi daging sapi, ayam, dan kebab lembut berpadu rempah Timur Tengah, lalu tutup dengan kheer, dessert lembut dari susu dan beras yang manisnya pas di lidah.

18.00–22.00: salat magrib dan isya di Masjid Nabawi. Setelah itu, siapkan pakaian ihram dan perlengkapan untuk perjalanan menuju Mekkah esok hari. Pastikan istirahat cukup agar tubuh segar saat memulai ibadah umrah.

Hari 5: Perjalanan Madinah ke Mekkah

Masjid Zul Hulaifah (unsplash.com/Sulaiman Ahmadi)

07.00–08.00: sarapan dan persiapan perjalanan dari Madinah menuju Mekkah. Pastikan membawa ihram, air minum, serta perlengkapan kecil untuk menjaga kenyamanan selama perjalanan panjang.

08.00–08.30: berhenti di Masjid Bir Ali atau juga dikenal dengan Masjid Zul Hulaifah untuk mandi sunnah ihram, salat dua rakaat, lalu niat umrah dengan penuh kekhusyukan. Inilah momen resmi memulai perjalanan spiritual menuju Tanah Suci Mekkah.

08.30–14.30: perjalanan dilanjutkan menuju Mekkah, sekitar 6 jam. Pilihan paling nyaman adalah Kereta Haramain, cepat dan praktis dengan waktu tempuh yang singkat. Pemesanan bisa dilakukan secara online, dan jika dilakukan lebih awal, harga tiketnya bisa jauh lebih hemat, sekitar SAR 50 untuk kelas ekonomi atau SAR 120 untuk bisnis. Alternatifnya, taksi juga tersedia, cocok untuk keluarga besar yang membawa banyak barang.

14.30–15.30: setibanya di hotel Mekkah, istirahat sejenak sambil menyiapkan diri untuk ibadah pertama di Masjidil Haram.

16.00–selesai: lanjutkan perjalanan menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah pertama, dimulai dengan tawaf mengelilingi Kakbah, sa’i antara Safa dan Marwah, lalu diakhiri dengan tahallul. Rasakan haru dan syukur yang mendalam saat akhirnya menjejakkan kaki di Baitullah.

Hari 6: Ibadah di Masjidil Haram

Masjidil Haram (unsplash.com/Afif Ramdhasuma)

04.00–09.00: awali hari dengan salat subuh di Masjidil Haram, lalu duduk sejenak di area dekat Kakbah untuk berzikir dan membaca Al-Qur’an. Rasakan suasana spiritual yang mendalam ketika melihat ribuan jamaah beribadah dalam satu irama yang khusyuk.

09.00–12.00: gunakan waktu pagi untuk menjelajahi area Masjidil Haram. Cobalah salat di berbagai titik, di dekat Hijr Ismail, Maqam Ibrahim, atau lantai atas yang menawarkan pemandangan langsung ke Kakbah. Nikmati keindahan arsitektur masjid yang megah, terutama area perluasan barunya yang sangat menawan.

12.00–15.00: setelah salat zuhur, perbanyak tawaf sunnah dan doa di depan Kakbah. Jika memungkinkan, sempatkan berdoa di Multazam, tempat mustajab di antara Hajar Aswad dan pintu Kakbah.

15.00–18.00: jangan lupa minum air zamzam sepuasnya. Bawa juga botol air minum yang bisa digunakan ulang untuk mengisi zamzam sebagai bekal ke hotel.

18.00–selesai: salat magrib dan isya di Masjidil Haram. Hindari membawa kamera besar, karena dilarang di area masjid, tapi ponsel tetap boleh digunakan untuk mengambil foto. Fokuskan malammu dengan ibadah dan rasa syukur di rumah Allah yang penuh keberkahan ini.

Hari 7: Ziarah sekitar Kota Mekkah

ilustrasi suasana di Arafah (unsplash.com/ekrem osmanoglu)

07.00–08.00: sarapan pagi di hotel sebelum memulai ziarah sekitar Kota Mekkah. Pastikan membawa air minum dan topi atau payung untuk melindungi diri dari terik matahari.

08.00–09.30: kunjungan pertama ke Jabal Rahmah, tempat bersejarah pertemuan kembali Nabi Adam AS dan Hawa setelah terpisah lama. Banyak jamaah berdoa di sini memohon jodoh dan keberkahan rumah tangga.

09.30–11.00: lanjut menuju Padang Arafah, lokasi wukuf saat ibadah haji. Di sinilah jutaan umat Islam berkumpul setiap tahun, menjadi pengingat akan kebesaran Allah dan persaudaraan sesama muslim.

11.00–12.30: singgah di Mina dan Muzdalifah, dua tempat penting dalam rangkaian ibadah haji. Nikmati suasana lembah yang tenang sambil mengenang perjuangan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya dalam menaati perintah Allah.

12.30–15.00: kembali ke Mekkah untuk beristirahat di hotel. Jika membawa anak-anak atau orang tua, sebaiknya atur rute ziarah lebih singkat agar tidak terlalu melelahkan.

15.00–selesai: fokus kembali pada ibadah di Masjidil Haram, memperbanyak tawaf sunnah dan zikir. Kadang memilih beristirahat dan menjaga tenaga juga bagian dari ibadah, agar semangat tetap terjaga hingga akhir perjalanan suci.

Hari 8: Umrah kedua

Masjid Aisyah (unsplash.com/Bwane setra)

07.00–08.00: sarapan di hotel dan bersiap menuju Masjid Aisyah (Tan’im) untuk mengambil miqat bagi jamaah yang ingin melaksanakan umrah kedua. Pastikan mengenakan pakaian ihram dan menata niat dengan tenang.

08.00–09.00: perjalanan menuju Tan’im, sekitar 7 km dari Masjidil Haram. Masjid ini menjadi tempat miqat terdekat bagi jamaah yang sudah berada di Mekkah dan ingin menambah umrah.

09.00–12.00: setelah berniat ihram, kembali ke Masjidil Haram untuk melaksanakan tawaf, sa’i, dan tahallul. Umrah kedua ini bersifat sunnah, namun menjadi kesempatan indah untuk memperbanyak pahala di Tanah Suci.

12.00–15.00: istirahat di hotel setelah menyelesaikan rangkaian ibadah. Gunakan waktu untuk memperbanyak doa, membaca Al-Qur’an, atau berbagi makanan dengan sesama jamaah, amalan ringan yang sangat dianjurkan.

15.00–selesai: nikmati waktu sore dengan suasana tenang di sekitar Masjidil Haram, menutup hari dengan rasa syukur atas kesempatan luar biasa beribadah lebih dari sekali di kota suci ini.

Hari 9—10: Fokus ibadah di Masjidil Haram

Zamzam Tower (unsplash.com/Faqih Abdul)

05.00–06.00: awali hari dengan salat Subuh berjamaah di Masjidil Haram, lalu lanjutkan dengan dzikir dan membaca Al-Qur’an di area terbuka yang menghadap langsung ke Kakbah. Momen ini sering jadi waktu paling tenang dan khusyuk.

06.00–10.00: kembali ke hotel untuk sarapan dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan ibadah siang hari. Kamu juga bisa memanfaatkan waktu ini untuk mencuci pakaian ringan atau menyiapkan perlengkapan sahur.

10.00–16.00: gunakan siang hari untuk tawaf sunnah atau beribadah di area dalam masjid yang sejuk. Jika tubuh terasa lelah, tak ada salahnya istirahat sejenak atau berbelanja oleh-oleh di sekitar Zamzam Tower, mulai dari kurma, sajadah, hingga air Zamzam kemasan.

16.00–21.00: kembali ke Masjidil Haram untuk salat Magrib dan Isya berjamaah, lalu lanjutkan qiyamul lail. Suasana malam di Haram terasa istimewa, penuh keheningan dan ketenangan spiritual.

21.00–01.00: setelah ibadah malam, kembali ke hotel untuk beristirahat. Badan mungkin terasa lelah setelah seharian beribadah, tapi suasana Masjidil Haram yang selalu hidup sering membuatmu ingin kembali lagi. Dua hari ini bisa terasa cepat berlalu, namun setiap waktu di sana selalu penuh makna.

Hari 11: Tawaf Wada’ dan persiapan pulang

Kakbah (unsplash.com/Tasha Khalid)

06.00–08.00: awali hari dengan menunaikan salat Subuh di Masjidil Haram, lalu lanjutkan dengan tawaf wada’, yaitu tawaf perpisahan sebelum meninggalkan Mekkah. Lakukan dengan tenang dan penuh rasa syukur atas kesempatan beribadah di Tanah Suci.

08.00–09.00: duduk sejenak di area sekitar Kakbah untuk berdoa terakhir. Ucapkan syukur, mohon ampun, dan panjatkan doa agar Allah memberi kesempatan untuk kembali lagi suatu hari nanti.

09.00–11.00: kembali ke hotel, sarapan ringan, lalu berkemas dengan rapi. Pastikan semua dokumen, oleh-oleh, dan air zamzam sudah tersimpan dengan aman.

11.00–14.00: check out dari hotel dan bersiap menuju Bandara Jeddah. Nikmati pemandangan sepanjang perjalanan sambil mengenang setiap momen berharga selama umrah. Meski perjalanan akan berakhir, kenangan spiritualnya akan selalu melekat di hati.

Hari 12: Kepulangan ke Tanah Air

Bandara di Jeddah (unspalah.com/Sulthan Apyandra)

06.00–08.00: tiba di Bandara Jeddah dan selesaikan proses check-in serta imigrasi. Setelah semua urusan selesai, sempatkan sarapan ringan sambil menunggu waktu boarding.

09.00–17.00: penerbangan menuju Indonesia dimulai. Gunakan waktu di pesawat untuk beristirahat, membaca Al-Qur’an, atau merenungkan perjalanan spiritual yang baru saja dijalani. Setiap kenangan di Tanah Suci akan menjadi pengingat untuk terus memperbaiki diri.

17.00–Selesai: tiba di tanah air dengan hati yang lebih tenang dan penuh syukur. Sambut keluarga dengan senyum bahagia, membawa pulang bukan hanya oleh-oleh, tapi juga pengalaman iman yang tak ternilai. Semoga Allah memberi kesempatan untuk menjejakkan kaki kembali di Tanah Suci di masa mendatang.

Menjalankan umrah mandiri bukan sekadar perjalanan spiritual, tapi juga bentuk kedewasaan dalam merencanakan ibadah dengan penuh tanggung jawab. Dengan dukungan UU Nomor 14 Tahun 2025 yang kini membuka jalan bagi umat Muslim untuk beribadah secara mandiri, di mana kamu memiliki kesempatan untuk mengatur perjalanan sesuai kebutuhan, kenyamanan, dan ritme ibadahmu sendiri.

Melalui panduan itinerary umrah mandiri 12 hari ini, semoga setiap langkah di Tanah Suci menjadi pengalaman berharga yang tak hanya memperkaya iman, tapi juga menumbuhkan rasa syukur yang mendalam. Dan siapa tahu, perjalanan ini menjadi awal dari panggilan berikutnya untuk kembali ke Baitullah dengan hati yang lebih tenang dan niat yang semakin tulus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team