Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret penumpang pesawat
Potret penumpang pesawat (pexels.com/Asad Photo Maldives)

Intinya sih...

  • Sandal atau flip-flop tidak dianjurkan karena mudah terlepas dan tidak memberikan perlindungan saat evakuasi.

  • Heels berpotensi merusak emergency slide, sulit untuk bergerak cepat, dan dapat melukai penumpang lain.

  • Rok pendek, celana pendek, pakaian terlalu terbuka, bahan sintetis, dan pakaian ketat meningkatkan risiko cedera dan kurang nyaman dalam situasi darurat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bepergian naik pesawat memang identik dengan kenyamanan, tetapi faktor keselamatan sebenarnya jauh lebih penting. Tanpa disadari, outfit yang kamu kenakan bisa memengaruhi kemampuanmu menyelamatkan diri saat keadaan darurat.

Banyak ahli penerbangan menegaskan beberapa jenis pakaian tidak dianjurkan, bahkan dilarang, karena dapat menghambat evakuasi, memperburuk cedera, atau menyulitkanmu bergerak cepat. Memilih outfit yang tepat tidak hanya soal gaya, tetapi juga soal keamanan.

Berikut daftar pakaian yang sebaiknya tidak kamu kenakan saat naik pesawat, lengkap dengan alasannya.

1. Sandal atau flip-flop

Sandal memang mudah dipakai dan sering jadi pilihan saat traveling, tetapi ini adalah salah satu alas kaki yang paling berisiko saat naik pesawat. Pada situasi darurat, penumpang sering kali harus berlari, melompat, atau bergerak cepat menuju pintu evakuasi.

Sandal yang longgar mudah terlepas dan bisa membuatmu tersandung atau terpeleset, terutama karena lantai pesawat bisa licin atau dipenuhi puing. Selain itu, sandal tidak memberikan perlindungan terhadap panas, benda tajam, atau serpihan metal yang mungkin harus kamu injak saat evakuasi. Dalam kondisi seperti itu, sepatu tertutup jauh lebih aman.

2. Heels

Potret seorang wanita memakai heels (unsplash.com/Andrea Peperó)

Walaupun terlihat elegan, heels adalah pilihan alas kaki yang sangat membahayakan saat terbang. Ujung heels yang runcing berpotensi merusak emergency slide, fasilitas penting yang digunakan penumpang untuk keluar dari pesawat dengan cepat.

Selain itu, heels membuat stabilitas berkurang, sehingga kamu akan kesulitan berlari atau bergerak lincah ketika waktu sangat krusial. Dalam keadaan panik dan berdesakan, heels juga dapat melukai penumpang lain. Untuk keselamatan, jauh lebih baik memakai flat shoes atau sneakers.

3. Rok pendek atau mini skirt

Rok pendek memang modis dan nyaman untuk cuaca panas, tetapi kurang tepat untuk kondisi di pesawat. Ketika terjadi keadaan darurat, kamu mungkin harus melompat, membungkuk, merangkak, atau turun melalui emergency slide.

Rok pendek membatasi keleluasaan bergerak dan bisa membuatmu kesulitan menjaga keseimbangan. Selain itu, kulit yang terbuka lebih mudah terluka akibat gesekan slide atau terkena benda tajam. Suhu kabin yang tidak stabil juga membuat minimnya perlindungan menjadi masalah tersendiri.

4. Celana pendek

Potret celana pendek (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Mengenakan celana pendek saat penerbangan memang terasa praktis, tetapi celana ini justru meningkatkan risiko cedera. Kulit kaki akan bersentuhan langsung dengan permukaan pesawat yang bisa sangat panas atau dingin, terutama di area mesin dan pintu darurat.

Ketika meluncur di emergency slide, gesekan keras bisa menyebabkan luka bakar ringan atau memar. Celana panjang dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap suhu ekstrem dan benturan, sehingga lebih aman dalam segala kondisi.

5. Crop top atau pakaian terlalu rerbuka

Suhu kabin pesawat seringkali rendah atau dingin, bahkan bisa turun drastis saat terjadi situasi darurat. Memakai pakaian yang terlalu terbuka membuat tubuh rentan mengalami hipotermia, terutama pada penerbangan panjang.

Selain itu, kulit yang terekspos berisiko terkena serpihan benda tajam, percikan panas, atau gesekan keras saat evakuasi. Saat harus bergerak cepat, pakaian terbuka juga kurang stabil dan membuatmu tidak bebas bergerak. Pakaian yang menutupi tubuh tetap menjadi pilihan terbaik untuk keselamatan.

6. Pakaian berbahan sintetis (polyester, nylon, spandex)

Potret bahan polyester (pixabay.com/MAKY_OREL)

Meskipun ringan dan nyaman, bahan sintetis memiliki kelemahan besar, yakni mudah meleleh saat terkena suhu tinggi. Pada keadaan darurat seperti kebakaran kecil atau panas dari mesin, kain sintetis bisa langsung menempel ke kulit dan menyebabkan luka bakar serius.

Bahan sintetis juga kurang breathable, sehingga membuat tubuh cepat gerah selama penerbangan panjang. Bahan alami seperti katun atau linen akan lebih aman dan tetap nyaman dipakai dalam berbagai kondisi.

7. Pakaian yang terlalu ketat

Pakaian ketat memang terlihat rapi, tetapi bukan pilihan ideal untuk penerbangan. Duduk dalam waktu lama sudah cukup mengganggu aliran darah, dan pakaian ketat dapat memperburuk risiko Deep Vein Thrombosis (DVT).

Pada situasi darurat, pakaian ketat juga menyulitkanmu bergerak, baik saat harus berlari, melompat, atau membungkuk. Jika cedera terjadi, pakaian ketat sulit dilepas sehingga menghambat pertolongan. Pilihan terbaik adalah pakaian yang pas di badan tetapi tetap memberikan ruang gerak.

Sebaiknya, pilihlah outfit yang memberi perlindungan sekaligus fleksibilitas. Misalnya seperti sneakers, celana panjang yang nyaman, kaos atau long-sleeve berbahan katun, jaket ringan sebagai lapisan, dan pakaian yang tidak terlalu ketat.

Memilih outfit untuk naik pesawat bukan hanya tentang kenyamanan atau gaya, tetapi juga persiapan menghadapi situasi tak terduga. Dengan memakai pakaian yang aman, menutup tubuh dengan baik, dan memungkinkan kamu bergerak bebas, keselamatanmu akan jauh lebih terjaga. Ingat, hal kecil seperti jenis sepatu atau bahan pakaian bisa membuat perbedaan besar saat keadaan darurat!

Editorial Team