Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi turis di Jepang (unsplash.com/Maria Krasnova)

Jepang selalu menjadi destinasi impian para pelancong, baik untuk menikmati bunga sakura di musim semi, salju tebal di musim dingin, maupun festival budaya yang menarik. Namun, tahukah kamu kalau waktu terbaik untuk liburan ke Jepang bisa sangat bergantung pada low season dan peak season?

Jika ingin jalan-jalan dengan lebih santai dan biaya lebih hemat, low season bisa jadi pilihan. Sebaliknya, kalau ingin merasakan kemeriahan Jepang di masa tersibuknya, peak season adalah jawabannya.

Nah, supaya perjalananmu makin maksimal serunya, simak dulu perbedaan low season dan peak season di Jepang berikut ini!

1. Peak season di Jepang

Ilustrasi pohon sakura (freepik.com/tawatchai07)

Melansir situs resmi Japan National Tourism Organization, peak season atau musim liburan tersibuk di Jepang biasanya terjadi pada tiga periode utama berikut ini.

  • Tahun Baru (akhir Desember-awal Januari).

Momen ini adalah waktu libur besar di Jepang, di mana banyak orang pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarga atau berlibur. Akibatnya, transportasi dan penginapan jadi lebih padat dari biasanya.

  • Golden Week (akhir April-awal Mei).

Rangkaian hari libur nasional ini menjadi salah satu waktu paling sibuk untuk traveling di Jepang. Banyak warga lokal yang memanfaatkan kesempatan ini untuk berlibur, sehingga tempat wisata dan transportasi dipenuhi wisatawan.

  • Libur Musim Panas (pertengahan Juli-Agustus).

Selama periode ini, banyak orang Jepang mengambil cuti, terutama saat Obon Festival di pertengahan Agustus. Tradisi ini menjadi waktu penting untuk reuni keluarga, sehingga meningkatkan jumlah perjalanan domestik.

2. Low season di Jepang

Editorial Team

Tonton lebih seru di