Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
siluet gunung yang ada di Dieng, Jawa Tengah
siluet gunung yang ada di Dieng, Jawa Tengah (unsplash.com/Ade Chrisnadhi)

Intinya sih...

  • Memudahkan pendaki dalam mengenali tingkat kesulitan

  • Grade gunung berfungsi sebagai panduan keamanan

  • Membantu perencanaan logistik dan perlengkapan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Indonesia memiliki banyak gunung dengan karakter jalur yang berbeda-beda, mulai dari yang mudah hingga menantang bagi pendaki. Untuk membedakan tingkat kesulitan tersebut, dibuat sistem grade gunung.

Ada beberapa alasan kenapa ada grade di gunung Indonesia. Penasaran apa saja yang menjadi alasannya? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

1. Memudahkan pendaki dalam mengenali tingkat kesulitan

ilustrasi jalur gunung (unsplash.com/Migle Siauciulyte)

Grade pada gunung di Indonesia dapat memudahkan pendaki memahami tingkat kesulitan sebelum mendaki. Setiap gunung memiliki karakter yang berbeda, mulai dari jalur landai hingga terjal, dari hutan tropis sampai bebatuan terjal.

Sistem grading dapat memberi gambaran apakah jalur tersebut cocok untuk pemula atau hanya diperuntukkan bagi pendaki berpengalaman. Dengan adanya grade, pendaki bisa memperkirakan tenaga dan kemampuan fisik yang dibutuhkan.

2. Menjadi panduan keamanan selama pendakian

ilustrasi jalur pendakian gunung (unsplash.com/Sébastien Goldberg)

Grade gunung berfungsi sebagai panduan keamanan. Pendaki bisa tahu bahwa jalur dengan grade tinggi memiliki risiko lebih besar, seperti jurang curam, medan licin, dan cuaca ekstrem.

Panduan ini juga dapat membantu pendaki mengukur mental dan kesiapan diri. Dengan memahami grade, pendaki bisa lebih siap menghadapi tantangan yang ada di jalur tersebut.

3. Membantu perencanaan logistik dan perlengkapan

ilustrasi pendaki sedang menjelajahi jalur (unsplash.com/Lukas Allspach)

Grade gunung sangat berguna untuk merencanakan logistik. Jalur dengan kesulitan lebih tinggi, tentu membutuhkan perlengkapan tambahan, seperti jaket tebal, alat navigasi, dan perlengkapan teknis mendaki.

Selain itu, perhitungan konsumsi juga bisa diatur lebih baik. Contohnya, jalur dengan grade sedang hingga berat mungkin membutuhkan lebih banyak energi, sehingga logistik yang dibawa harus disesuaikan dengan kebutuhan.

4. Sebagai edukasi bagi pendaki pemula

ilustrasi pendaki pemula sedang menjelajahi jalur (unsplash.com/Daniil Silantev)

Keberadaan grade gunung menjadi media edukasi bagi pendaki pemula. Mereka bisa belajar mengenali perbedaan jalur mudah, sedang, hingga sulit.

Pengalaman mendaki bisa dilakukan secara bertahap tanpa menimbulkan risiko besar. Pendaki newbie jadi tahu bahwa mendaki gunung bukan hanya soal mencapai puncak, tetapi juga soal persiapan, keselamatan, dan pengalaman belajar dari alam.

5. Menjaga kelestarian alam dan jalur pendakiaan

siluet gunung yang ada di Dieng, Jawa Tengah (unsplash.com/Ade Chrisnadhi)

Gunung dengan jalur sulit biasanya lebih sedikit didaki, sehingga ekosistemnya tetap terjaga. Sebaliknya, jalur dengan grade mudah lebih ramai, sehingga butuh pengelolaan supaya tidak merusak alam.

Dengan adanya sistem grading, pengelola gunung bisa mengatur jumlah pendaki, fasilitas, dan peraturan yang sesuai dengan kondisi jalur. Grade pada gunung menjadi hal penting untuk menjaga keseimbangan antara pariwisata, keselamatan pendaki, dan alam.

Sistem grade gunung di Indonesia hadir bukan untuk membatasi, melainkan untuk membantu para pendaki. Apa pun grade gunung yang dipilih, yang terpenting adalah tetap menjaga keselamatan, menghormati alam, dan menikmati perjalanan mendaki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team