ilustrasi jalur pesawat tidak lurus (pixabay.com/orca)
Kalau naik kapal memanfaatkan arus laut dan pasang surut, demikian pula dengan pesawat yang mengandalkan arus udara. Cara ini membuat penerbangan lebih menghemat waktu. Selain itu, adanya arus udara juga dapat menentukan perbedaan durasi penerbangan pada rute yang sama.
Jalur lengkung menyerupai busur yang digunakan sebagian besar pesawat komersil disebut great circle route. Rute tersebut paling banyak digunakan dalam penerbangan antara Amerika Utara dan Eropa atau Asia. Great circle route dianggap lebih hemat waktu dibanding memotong lurus, karena semakin ke arah kutub, semakin kecil keliling Bumi.
Namun, praktiknya jalur penerbangan tidak selalu mengikuti great circle route secara persis. Kadang diperlukan rute sedikit berkelok untuk memanfaatkan arus udara di atmosfer. Arus udara paling penting bagi pesawat terbang adalah jet streams atau aliran jet.
Jet streams seperti sungai, bedanya berupa udara yang bergerak cepat dan berputar-putar mengelilingi dunia. Aliran ini dapat memberikan angin belakang yang bermanfaat bagi pesawat terbang, tetapi hanya bertiup dari barat ke timur. Oleh sebab itu, penerbangan dari barat ke timur biasanya menyimpang dari great circle route untuk mendapatkan peningkatan kecepatan dari jet streams.
Sebaliknya, penerbangan dari timur ke barat akan diperlambat oleh jet streams, sehingga tetap menggunakan great circle route. Itulah sebabnya, penerbangan dari barat ke timur lebih singkat daripada dari timur ke barat. Namun, perlu diketahui bahwa jet streams berfluktuasi, tergantung cuaca, yang berarti jalurnya dapat berbeda dari satu penerbangan dengan penerbangan berikutnya.