ilustrasi perayaan Waisak (commons.wikimedia.org/Rrinaldy)
Di era yang penuh distraksi seperti sekarang ini, perayaan Waisak dengan segala kesederhanaannya jadi pengingat akan betapa pentingnya ketulusan. Saat orang-orang berkumpul dalam hening, melepaskan lampion tanpa hiruk-pikuk, ada rasa damai yang datang begitu saja. Ketulusan itu terpancar bukan dari apa yang diucapkan, melainkan dari tindakan-tindakan kecil yang penuh makna.
Tradisi pelepasan lampion mengajak semua orang untuk jujur pada diri mereka sendiri. Harapan yang ditulis, lalu dilepaskan ke langit, adalah bentuk kejujuran batin tentang apa yang benar-benar diinginkan dalam hidup. Maka tak heran kalau pelepasan lampion saat Waisak selalu terasa magis, bukan karena kemewahannya, tapi karena ketulusan yang mengalir tanpa dibuat-buat.
Perayaan Waisak dengan pelepasan lampion memang punya daya tarik tersendiri yang mana tidak hanya memanjakan mata, tapi juga menyentuh sanubari. Tradisi ini bukan cuma tentang ritual, tapi juga tentang bagaimana manusia menyampaikan harapan, melepas beban, dan mencari kedamaian dalam diam. Ada nilai-nilai universal yang bisa dirasakan siapa pun, bahkan oleh mereka yang mungkin tidak mengenal ajaran Buddha sekalipun.