Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Flo Maderebner)
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Flo Maderebner)

Intinya sih...

  • Napas terengah dan sulit stabil menandakan tubuh kehabisan energi. Istirahat lebih lama, minum air putih, dan konsumsi makanan ringan berenergi tinggi dapat membantu memulihkan tenaga.

  • Pusing dan pandangan kabur bisa disebabkan oleh kehilangan energi. Duduk di tempat teduh, lepaskan beban ransel, minum air, serta asupan manis seperti madu sachet atau permen glukosa dapat membantu mengatasi kondisi ini.

  • Kram atau lemah di kaki dan tangan menunjukkan kekurangan elektrolit dan bahan bakar energi. Meregangkan otot yang kram secara perlahan, minum larutan elektrolit, serta mengonsumsi makanan

Mendaki gunung merupakan aktivitas fisik yang menantang dan menyenangkan, tapi juga bisa sangat menguras tenaga apabila tidak dipersiapkan dengan baik. Pada saat energi terkuras habis, maka tubuh akan secara otomatis memberikan sinyal yang tidak boleh disepelekan karena bisa membahayakan keselamatan selama perjalanan berlangsung.

Kehabisan energi saat mendaki bukan hanya soal rasa lelah, namun juga kondisi serius yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, konsentrasi, hingga memicu cedera. Oleh sebab itu, pahamil beberapa tanda berikut ini yang menunjukkan tubuh kehabisan energi ketika mendaki dan cara mengatasinya dengan baik.

1. Napas terengah dan sulit stabil

ilustrasi pendaki (pexels.com/Maël BALLAND)

Jika kamu merasa napas menjadi cepat, tidak teratur, atau sulit kembali normal meski telah berhenti sejenak, maka ini menandakan bahwa tubuhmu sudah mulai kehabisan energi. Hal ini menunjukkan bahwa otot-otot tubuh mulai kekurangan oksigen akibat cadangan glukosa yang semakin menipis pada saat jalan menanjak.

Untuk mengatasinya, maka kamu harus segera menghentikan aktivitas tersebut dan ambilah waktu jeda istirahat lebih lama, sambil mengatur napas secara perlahan. Minumlah air putih dan konsumsi makanan ringan berenergi tinggi, seperti energi bar atau coklat untuk membantu memulihkan tenaga secara perlahan.

2. Pusing dan pandangan kabur

ilustrasi pendaki (pexels.com/India Uttarakhand)

Tubuh yang kehilangan banyak energi pada umumnya bisa menyebabkan suplai darah ke otak jadi terganggu, sehingga menimbulkan kepala terasa ringan, pusing, hingga pandangan kabur. Jika dibiarkan, maka kondisi ini bisa sangat berbahaya karena dapat mengganggu keseimbangan dan menimbulkan risiko jatuh dari ketinggian.

Cara mengatasinya adalah dengan segera duduk di tempat yang teduh, melepaskan beban ransel, dan mengonsumsi air, serta asupan manis, seperti madu sachet atau permen glukosa. Hindari melanjutkan pendakian hingga pandangan kembali normal dan tubuh pun mulai terasa stabil seperti sedia kala.

3. Kram atau lemah di kaki dan tangan

ilustrasi pendaki (pexels.com/nappy)

Kram otot atau rasa lemas berlebihan di bagian kaki dan tangan ternyata bisa menjadi indikasi bahwa tubuhmu kekurangan elektrolit, serta bahan bakar energi seperti karbohidrat. Pada umumnya gejala ini muncul setelah mendaki terlalu lama tanpa asupan yang memadai atau ketika mengalami dehidrasi.

Untuk mengatasinya, maka kamu bisa meregangkan otot yang kram secara perlahan dan minum larutan elektrolit untuk bisa mengembalikan keseimbangan tubuh. Selain itu, jangan lupa untuk mengonsumsi makanan ringan yang bergizi tinggi, seperti kacang-kacangan atau roti gandum sebelum melanjutkan perjalanan.

4. Mengantuk berlebihan walau sedang aktif bergerak

ilustrasi pendakian (unsplash.com/Timmy Wesley)

Mengantuk berlebihan ternyata bisa menjadi penanda tubuh sedang kekurangan glukosa sebagai bahan bakar utama bagi otak dan juga otot. Kondisi ini bisa dipicu oleh kurangnya istirahat sebelum pendakian atau pengonsumsian makanan yang tidak cukup.

Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan berhenti mendaki dan beristirahat sejenak sambil mengonsumsi makanan cepat serap, seperti granola, buah kering, atau minuman isotonik. Jika memungkinkan, maka kamu bisa melakukan power nap selama 10 hingga 15 menit untuk memulihkan energi dan meningkatkan konsentrasi dengan baik.

Tubuh selalu memberikan sinyal ketika sedang kelelahan, sehingga penting bagi pendaki untuk tidak mengabaikannya demi keselamatan diri. Mengenali beberapa tanda di atas bisa menjadi penanganan yang tepat untuk membantumu tetap kuat selama perjalanan menanjak. Persiapkan fisik, asupan gizi, dan istirahat yang cukup sebelum mendaki agar petualanganmu berjalan dengan aman!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian