4 Tips Hadapi Culture Shock saat Berlibur ke Luar Negeri

- Mengetahui etika sosial, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat setempat sebelum berlibur ke luar negeri.
- Jangan membandingkan segala sesuatu dengan kebiasaan di negara asal agar tidak menambah kebingungan dan frustrasi.
- Berusaha memiliki sikap terbuka, fleksibel, dan mencari dukungan dari sesama pelancong atau warga lokal saat menghadapi perbedaan budaya yang mungkin terlalu berbeda.
Berlibur ke negara asing bukan hanya soal mencicipi kuliner baru, berfoto di landmark terkenal, hingga memborong souvenir yang dapat mengguncang limit dari kartu kreditmu. Namun, perjalanan lintas budaya dianggap dapat menyuguhkan tantangan psikologis tersendiri yang mungkin kerap tersembunyi dalam berbagai halnya, yaitu culture shock, sebuah fenomena yang memang dapat membuatmu merasa asing di tempat baru.
Biasanya culture shock tersebut berkaitan dengan kebiasaan makan, cara orang berbicara, hingga urusan antri di toilet umum, sehingga semuanya mungkin akan terlihat begitu asing dan membingungkan. Namun, sebetulnya ada beberapa tips berikut ini dalam menghadapi culture shock ketika berlibur ke luar negeri, sehingga akan membuatmu merasa lebih tenang dalam menghadapinya.
1. Pelajari dasar budaya tujuan sebelum berangkat

Mengetahui etika sosial, adat istiadat, serta kebiasaan masyarakat setempat ternyata bisa menjadi hal penting yang perlu dimiliki sebelum mendarat di negeri orang. Hal-hal sederhana, seperti cara memberi salam, gestur yang dianggap sopan, hingga bahkan larangan-larangan kecil dapat membantumu untuk terhindar dari insiden kultural yang mungkin kurang mengenakan.
Contohnya mencium pipi kiri kanan sebagai salam mungkin dianggap ramah untuk orang Eropa, namun jika hal tersebut dilakukan di Jepang, maka kamu akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Setidaknya dengan mempelajari dasar budaya yang ada bukan hanya soal sopan santun, namun juga berusaha menunjukkan respek yang mendalam terhadap tempat-tempat yang akan dikunjungi.
2. Jangan bandingkan terus-menerus dengan negara sendiri

Salah satu kesalahan umum pada saat mengalami culture shock adalah dengan membandingkan segala sesuatunya dengan kebiasaan yang ada di negara asal. Sebetulnya hal-hal seperti ini justru hanya akan semakin menambah kebingungan dan membuatmu merasa frustrasi, sehingga harus dihindari agar tidak sampai dilakukan.
Membandingkan budaya hanya akan membuatmu sulit menikmati keunikan dari pengalaman baru yang ditawarkan di tempat asing. Ingatlah bahwa tujuan berpergian adalah untuk membuka wawasan, bukan membentuk klub ekspat dadakan yang justru hanya berisikan keluhan terkait keunggulan negara sendiri daripada negara yang sedang dikunjungi.
3. Bersikap terbuka dan fleksibel dalam menyikapi perbedaan

Sikap terbuka dan fleksibel ternyata dapat membantu untuk menghadapi perbedaan budaya yang mungkin terlihat berbeda. Perlu diingat bahwa dunia ini luas dan setiap masyarakat biasanya memiliki cara berbeda untuk bisa mengekspresikan nilai dan juga tradisi yang mereka miliki masing-masing, sehingga tidak bisa disamaratakan.
Daripada merasa bingung atau jengkel, maka kamu bisa berusaha melihat segala sesuatunya sebagai pembelajaran hidup yang dapat memperkaya perspektifmu. Fleksibilitas dalam menyesuaikan diri bukan berarti kehilangan identitas, namun justru berusaha memperluas kapasitas dalam menerima berbagai hal baru yang ada di sekitar.
4. Cari dukungan dan jangan diam sendiri

Jika kamu merasa kewalahan dalam menghadapi perbedaan budaya yang terlalu berbeda, maka jangan ragu untuk selalu mencari dukungan dari sesama pelancong komunitas ekspat hingga dari warga lokal yang mungkin ramah. Terkadang obrolan ringan di kafe bisa menjadi jendela dalam membantumu untuk memahami konteks sosial dan budaya setempat dengan lebih baik.
Jangan sampai memendam kegelisahan seorang diri, sebab kamu bisa bertukar cerita, berbagai pengalaman, dan mendengarkan cara orang lain dalam beradaptasi pada saat bepergian ke luar negeri. Setidaknya dengan cara tersebut, maka kamu bukan hanya bisa mengurangi culture shock yang dialami, namun juga bisa menambah teman dan kenalan selama berlibur.
Menghadapi culture shock pada saat berlibur bukanlah hal yang baru, sehingga perlu ada pemahaman dan proses adaptasi untuk bisa menerimanya. Jangan sampai membiarkan culture shock menghambat petualanganmu dalam berlibur, sehingga harus menggunakan hal tersebut sebagai pengalaman yang mengesankan dan tidak terlupakan. Apakah kamu pernah mengalami culture shock sebelumnya pada saat berlibur?