Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi air putih
ilustrasi air putih (unsplash.com/@nigelm23)

Intinya sih...

  • Atur pola minum dengan bijak, minum sedikit demi sedikit secara berkala agar tubuh tetap terhidrasi tanpa menguras persediaan air.

  • Gunakan botol dengan takar ukuran untuk mengatur konsumsi air selama pendakian berlangsung.

  • Cari sumber air alami di jalur pendakian dan hindari aktivitas yang membuat cepat haus untuk menghemat persediaan air.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Air merupakan kebutuhan utama ketika mendaki gunung. Namun sayang, sering kali persediaannya cepat habis karena medan yang menantang dan membuat tubuh pun jadi mudah berkeringat. Kondisi ini bisa sangat berbahaya, karena dehidrasi dapat menurunkan stamina dan konsentrasi ketika berada jalur pendakian.

Pendaki harus benar-benar pandai dalam mengatur konsumsi air agar tetap terhidrasi tanpa menguras persediaan terlalu cepat. Berikut ini beberapa tips hemat air saat mendaki gunung agar tidak cepat kehabisan, sehingga pendakian akan tetap aman dan nyaman, meski dengan stok air terbatas.

1. Atur pola minum dengan bijak

ilustrasi pendaki (pexels.com/Eric Sanman)

Banyak pendaki yang minum secara berlebihan karena merasa kehausan, padahal cara ini hanya akan membuat air jadi cepat habis. Lebih baik minum sedikit demi sedikit secara berkala agar kondisi tubuh tetap terhidrasi tanpa harus membuang terlalu banyak persediaan air.

Kamu bisa menerapkan pola minum beberapa teguk setiap 15—20 menit ketika mendaki. Dengan begitu, maka tubuh akan tetap segar dan kebutuhan cairan pun terpenuhi tanpa harus terlalu sering membuka botol.

2. Gunakan botol dengan takar ukuran

ilustrasi botol air (unsplash.com/Evan Wise)

Membawa botol dengan penanda ukuran akan sangat membantu dalam mengatur konsumsi air. Dengan cara ini, maka kamu bisa memantau berapa banyak air yang sudah diminum dan berapa yang memang masih tersisa.

Botol dengan takaran dapat memudahkan untuk mengatur jadwal minum selama proses pendakian berlangsung. Hal ini penting agar kamu tidak sampai menghabiskan air terlalu cepat di awal perjalanan, sehingga justru mengalami keborosan selama proses pendakian.

3. Cari sumber air alami di jalur pendakian

ilustrasi sumber air (pexels.com/Jens Johnsson)

Beberapa gunung memiliki sumber mata air sungai kecil hingga pos peristirahatan yang menyediakan air untuk para pendaki. Sebelum berangkat, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu informasi terkait lokasi sumber air di jalur yang nantinya akan dilewati.

Dengan memanfaatkan sumber air alami, maka kamu dapat mengisi ulang persediaan tanpa harus membawa terlalu banyak dari bawah. Namun, pastikan air yang diambil benar-benar aman untuk diminum atau digunakan alat penyaring untuk menjaga kebersihannya.

4. Kurangi aktivitas yang membuatmu cepat haus

ilustrasi pendaki (unsplash.com/Holly Mandarich)

Gerakan yang terlalu terburu-buru atau membawa beban berlebihan ternyata bisa membuat tubuh pun lebih cepat kelelahan dan haus. Coba atur ritme jalan dengan lebih tenang istirahat secukupnya dan hindari banyak bicara ketika mendaki untuk menghemat tenaga, serta cairan tubuh.

Gunakan pakaian yang benar-benar nyaman dan menyerap keringat agar tubuh pun tidak terlalu panas. Dengan cara ini, setidaknya kebutuhan minum dapat ditekan dan air yang dibawa pun tidak cepat habis.

Menghemat air ketika mendaki gunung bukan berarti menahan rasa haus, melainkan mengatur pola konsumsi agar tetap terjaga sepanjang perjalanan berlangsung. Dengan minum secara bijak, maka persediaan airmu pun tetap terjaga dengan baik. Para pendaki pun akan tetap segar dan terhindar dari potensi dehidrasi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team