Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mendaki saat cuaca terik
ilustrasi mendaki saat cuaca terik (pexels.com/Adrià Masi)

Intinya sih...

  • Minum dalam porsi kecil, tapi sering untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh

  • Pilih rute dan waktu pendakian yang tepat agar terhindar dari dehidrasi

  • Gunakan pakaian berbahan dry fit dan aksesori pelindung untuk menjaga tubuh tetap sejuk

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mendaki gunung di bawah langit berwarna biru cerah memang merupakan momen yang sangat seru. Namun, panas yang cukup terik bisa menjadi tantangan tersendiri bagi pendaki. Konidisi ini akan membuat tubuh lebih mudah berkeringat, tenaga terkuras habis, dan tanpa disadari cairan tubuh bisa terus berkurang hingga beresiko alami dehidrasi.

Nah, biar pendakianmu tetap aman dan menyenangkan di bawah cuaca terik, ada beberapa tips penting yang perlu kamu perhatikan dalam artikel ini. Mulai dari cara minum yang benar hingga memilih pakaian yang tepat, semuanya bisa bikin perbedaan yang besar, lho. Yuk, simak lima tips lengkapnya di bawah ini supaya kamu tetap kuat dan bugar sampai di puncak.

1. Minum dalam porsi kecil, tapi sering

ilustrasi pendaki minum air (pexels.com/Olga Lioncat)

Saat kamu sedang mendaki di bawah terik matahari yang cukup panas, tubuh akan lebih mudah kehilangan cairan tanpa disadari. Oleh karena itu, sebaiknya jangan menunggu rasa haus datang baru minum. Sebab, rasa haus yang muncul menandakan bahwa tubuh sudah mulai kekurangan cairan.

Coba minum dalam porsi kecil, tapi sering, agar tubuh tetap terhidrasi tanpa membuat perut terasa penuh atau kembung. Usahakan minum sekitar 150—250 ml air setiap 20—30 menit untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Selain itu, kamu juga bisa memakai hydration bladder agar bisa menyesap air tanpa harus berhenti terlalu sering.

2. Pilih rute dan waktu yang tepat saat melewati jalur pendakian

ilustrasi mendaki gunung saat pagi (pexels.com/Rachel Vine)

Cuaca panas yang menyengat bisa membuat tenaga cepat terkuras dan risiko dehidrasi meningkat drastis. Kondisi ini membuat setiap pendaki wajib memilih rute dan waktu pendakian dengan cermat agar perjalanan tetap nyaman dan aman.

Agar tidak pingsan di tengah jalur pendakian, sebaiknya hindari mendaki pada jam-jam terpanas antara pukul 10.00—14.00. Hal ini dikarenakan pada jam-jam tersebut, sinar matahari sedang mencapai puncak atau memiliki sinar yang paling kuat.

Kamu bisa mencoba memulai pendakian lebih pagi, sekitar jam 05.00 atau 06.00, agar bisa menempuh jalur utama sebelum suhu udara naik. Selain itu, pilih rute yang memiliki pepohonan rindang atau dekat dengan sumber air sebagai tempat beristirahat dan menurunkan suhu tubuh dengan cepat.

3. Gunakan pakaian berbahan dry fit dan aksesori pelindung

ilustrasi pendaki memakai kacamata hitam (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Selain konsumsi air dan waktu pendakian, pakaian yang kamu kenakan saat mendaki juga akan sangat berpengaruh pada daya tahan tubuh ketika menghadapi cuaca terik. Bahan yang salah bisa membuat suhu panas terperangkap dan keringat sulit menguap. Kondisi ini akan menyebabkan tubuh mudah lelah, dehidrasi, hingga pingsan.

Agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, kamu wajib memakai pakaian yang ringan, mudah menyerap keringat, dan mampu memantulkan panas agar tubuh tetap sejuk sepanjang perjalanan. Gunakan baju berbahan dry fit dengan warna terang agar udara mudah tersirkulasi. Selain itu, jangan lupa lindungi diri dengan topi, kaca mata hitam, sunscreen, dan buff basah untuk menjaga kepala dan leher tetap teduh dan melindungi wajah dari paparan sinar UV.

4. Selalu bawa camilan ringan yang bisa memberi energi seketika

ilustrasi pendaki sedang menikmati cokelat (pexels.com/Thirdman)

Saat mendaki di bawah terik matahari yang tinggi, tubuh secara otomatis akan bekerja ekstra keras dan lebih cepat kehilangan energi. Penurunan gula darah serta elektrolit bisa membuat tubuh terasa lemas, pusing, bahkan kehilangan fokus. Kondisi ini akan sangat membahayakan bagi pendaki, karena bisa menyebabkan tersesat dan kehilangan nyawa.

Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu membawa camilan ringan yang bisa memberikan energi instan tanpa membebani sistem pencernaan. Kamu bisa mencoba membawa beberapa camilan, seperti pisang, kurma, cokelat, kacang, atau energy bar yang kaya karbohidrat dan mineral. Selain itu, hindari mengonsumsi makanan yang terlalu asin atau berminyak, karena dapat mempercepat datangnya rasa haus.

5. Selalu dengarkan tubuh dan jangan memaksakan diri

ilustrasi mendaki gunung siang hari (pexels.com/Genadi Yakovlev)

Setiap pendaki harus peka terhadap sinyal tubuhnya sendiri, terutama saat cuaca sedang terik atau panas menyengat. Tanda awal dehidrasi sering kali tidak bisa dirasakan dengan jelas. Jika kamu mulai merasakan gejala seperti pusing ringan, kulit kering, hingga detak jantung yang makin cepat, sebaiknya jangan abaikan tanda ini agar tidak pingsan di tengah jalur pendakian.

Jika tubuh mulai terasa lemah, segera berhenti di tempat teduh, minum air dengan perlahan, dan basahi bagian nadi, seperti leher, pergelangan tangan, serta belakang lutut untuk menurunkan suhu tubuh secara cepat. Kemudian, beri waktu bagi tubuh untuk pulih sepenuhnya sebelum melanjutkan perjalanan. Selalu ingat bahwa keselamatan selalu lebih penting daripada mencapai puncak.

Dengan mengikuti beberapa tips di atas, kamu bisa menikmati pendakian meski di bawah cuaca terik tanpa khawatir dehidrasi atau kelelahan. Jaga tubuh tetap terhidrasi sempurna, atur ritme langkah, dan dengarkan setiap sinyal dari tubuhmu sendiri, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team