Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi musim gugur di Korea Selatan
ilustrasi musim gugur di Korea Selatan (pexels.com/대정 김)

Intinya sih...

  • Pilih destinasi yang kurang dikenal tapi menawan, seperti Jeonju, Gokseong, atau Gangneung

  • Datang lebih awal atau lebih akhir dari puncak musim untuk hindari keramaian dan dapatkan harga lebih ramah di kantong

  • Manfaatkan transportasi lokal untuk menyusuri alam dan nikmati aktivitas outdoor yang lebih santai

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musim gugur di Korea Selatan selalu jadi momen yang paling dinanti. Dari warna daun yang berubah keemasan sampai udara sejuk yang nyaman di kulit, suasananya terasa magis. Sayangnya, keindahan itu seringkali berbanding lurus dengan keramaian di tempat-tempat populer seperti Nami Island atau Gyeongbokgung Palace. Banyak turis datang bersamaan, dan suasana tenang yang diharapkan justru berubah jadi hiruk-pikuk yang melelahkan.

Tapi tenang, ada cara seru buat menikmati musim gugur di Korea Selatan tanpa harus bersaing dengan kerumunan wisatawan. Cukup tahu waktu yang pas, tempat alternatif yang gak terlalu ramai, dan cara terbaik menikmati momen-momen kecil yang justru lebih berkesan. Berikut ini lima tips yang bisa membantu menikmati keindahan musim gugur Korea dengan cara yang lebih santai dan personal.

1. Pilih destinasi yang kurang dikenal tapi menawan

potret Gokseong, Korea Selatan (unsplash.com/Jay lee)

Alih-alih berdesakan di tempat wisata mainstream, coba jelajahi kota kecil atau kawasan pegunungan yang belum banyak terekspos. Misalnya, Jeonju, Gokseong, atau Gangneung yang menyimpan pesona alam dan budaya lokal tanpa hiruk-pikuk turis. Di tempat-tempat seperti ini, suasana musim gugur terasa lebih intim, daun-daun berwarna oranye berguguran perlahan di jalan kecil yang tenang, udara lembap tapi sejuk, dan aroma tanah yang khas membuat setiap langkah terasa menenangkan.

Selain itu, kota-kota kecil juga menawarkan interaksi yang lebih hangat dengan warga lokal. Gak jarang, mereka dengan senang hati menunjukkan kafe tersembunyi atau spot foto terbaik yang gak tercantum di brosur wisata. Pengalaman seperti ini terasa lebih personal dan autentik dibanding hanya sekadar berjalan di kerumunan sambil berebut momen untuk berfoto.

2. Datang lebih awal atau lebih akhir dari puncak musim

ilustrasi musim gugur di Korea Selatan (pexels.com/Alexander London)

Kunci utama menikmati musim gugur tanpa keramaian adalah waktu. Biasanya, puncak musim gugur di Korea terjadi pada pertengahan hingga akhir Oktober. Namun, kalau datang sedikit lebih awal, sekitar awal Oktober atau sedikit lebih lambat di awal November, suasananya jauh lebih tenang. Meski warna daun belum atau tidak sepekat saat puncak, pemandangan tetap memukau dan udara masih terasa nyaman untuk berjalan santai.

Selain menghindari keramaian, datang di luar waktu puncak juga memberi keuntungan lain: harga penginapan dan tiket transportasi bisa lebih ramah di kantong. Banyak tempat wisata yang tetap buka, tapi jumlah pengunjung jauh lebih sedikit. Suasana seperti ini cocok buat yang ingin menikmati Korea dengan ritme lebih lambat, tanpa terburu-buru dan tanpa kehilangan esensi musim gugur itu sendiri.

3. Manfaatkan transportasi lokal untuk menyusuri alam

ilustrasi kereta (unsplash.com/KUA YUE)

Daripada ikut tur besar yang biasanya penuh peserta, coba gunakan transportasi umum seperti kereta lokal atau bus antarkota. Misalnya, naik kereta ITX ke Chuncheon atau kereta Mugunghwa yang menyusuri pedesaan Korea dengan pemandangan spektakuler di jendela. Rute-rute ini sering kali melewati lembah, sungai, dan hutan yang penuh warna musim gugur, menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih tenang dan meditatif.

Naik transportasi umum juga memberi kesempatan untuk berbaur dengan masyarakat lokal. Dari situ, bisa muncul percakapan ringan, senyum ramah, atau bahkan rekomendasi destinasi tersembunyi yang gak tertulis di peta. Perjalanan jadi lebih dari sekadar perpindahan tempat, tapi juga petualangan kecil yang penuh kejutan menyenangkan.

4. Nikmati aktivitas outdoor yang lebih santai

ilustrasi jalan kaki (pexels.com/Theodore Nguyen)

Musim gugur di Korea Selatan adalah waktu terbaik untuk melakukan aktivitas luar ruangan tanpa harus menembus keramaian. Coba jalan kaki di jalur hutan seperti Bukhansan National Park di pagi hari, atau bersepeda di sekitar Sungai Han saat sore menjelang. Di waktu-waktu ini, udara terasa segar dan matahari masih hangat, menciptakan suasana yang sempurna untuk menikmati momen sendiri atau bersama teman.

Kalau ingin lebih tenang, bisa juga sekadar duduk di taman sambil menikmati kimbap dan kopi panas. Dengarkan suara daun yang tertiup angin dan nikmati langit yang mulai memerah menjelang senja. Kadang, ketenangan seperti itu jauh lebih bermakna dibanding berdiri di antara ratusan turis yang berebut tempat foto di lokasi populer.

5. Temukan ketenangan di desa tradisional atau kuil

ilustrasi musim gugur di Korea Selatan (unsplash.com/martin bennie)

Kuil dan desa tradisional di Korea Selatan seperti Hahoe Folk Village di Andong atau Bulguksa Temple di Gyeongju sering kali jadi tempat terbaik untuk mencari ketenangan di musim gugur. Suara lonceng kuil yang menggema di antara pepohonan kuning keemasan memberi rasa damai yang sulit dijelaskan. Udara yang sejuk berpadu dengan aroma dupa menciptakan suasana yang reflektif dan menenangkan.

Berkunjung ke tempat seperti ini juga memberi kesempatan untuk merenung dan mengapresiasi keindahan sederhana. Tanpa suara bising, tanpa lampu neon, hanya daun gugur dan bangunan bersejarah yang berdiri kokoh di hadapan mata. Di tengah keheningan itu, musim gugur terasa lebih dalam, lebih manusiawi, dan lebih menggetarkan.

Menikmati musim gugur di Korea Selatan gak selalu harus soal destinasi terkenal atau foto di spot viral. Justru, keindahan sejati musim ini muncul ketika suasana menjadi lebih hening dan waktu terasa berjalan lambat. Setiap hembusan angin membawa kisah, setiap warna daun bercerita tentang perubahan. Jadi, pergilah sedikit ke luar jalur, nikmati keheningan, dan biarkan Korea memperlihatkan sisi paling lembutnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian