Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Visa Perjalanan Satu Kali Masuk vs Multiple Entry, Untung Mana?

ilustrasi visa
ilustrasi visa (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Mengurus visa perjalanan sering jadi tahap yang cukup bikin pusing bagi banyak orang yang ingin menjelajah ke luar negeri. Setiap negara punya aturan berbeda. Ada yang hanya memberikan izin sekali masuk, ada juga yang memungkinkan kamu bolak-balik keluar masuk tanpa harus mengurus ulang.

Nah, di sinilah perbedaan antara visa perjalanan single entry dan multiple entry mulai terasa jelas. Bagi sebagian orang, mungkin perbedaan ini terdengar sepele, tapi efeknya bisa sangat menentukan kelancaran perjalanan. Berikut penjelasan lengkap di antara keduanya.

1. Visa satu kali masuk memberi batasan ketat pada mobilitas wisatawan

ilustrasi visa
ilustrasi visa (unsplash.com/Global Residence Index)

Visa perjalanan satu kali masuk artinya kamu hanya bisa masuk ke negara tujuan satu kali dalam periode tertentu. Misalnya, jika kamu punya rencana liburan ke Jepang selama 10 hari, maka sekali kamu keluar dari Jepang untuk mampir ke Korea Selatan, visa itu langsung dianggap selesai. Jadi, meskipun masa berlaku visa masih ada, kamu tidak bisa masuk lagi tanpa mengajukan permohonan baru. Kondisi ini seringkali bikin wisatawan jadi serba ragu ketika ingin menambahkan destinasi lain dalam satu perjalanan.

Bagi pelancong yang tujuannya hanya fokus ke satu negara, visa ini tentu lebih sederhana. Dokumen yang dibutuhkan biasanya lebih sedikit dan proses persetujuannya juga lebih cepat. Namun, jika kamu ingin menjelajahi beberapa negara tetangga dalam satu kali perjalanan, seperti Jepang-Korea atau Thailand-Kamboja, visa satu kali masuk bisa terasa sangat membatasi. Dengan kata lain, fleksibilitasnya jauh lebih kecil dibandingkan multiple entry.

2. Visa multiple entry membuka peluang menjelajah lintas negara

ilustrasi visa
ilustrasi visa (pexels.com/Ekaterina Belinskaya)

Berbeda dengan single entry, visa multiple entry memungkinkan kamu keluar-masuk berkali-kali dalam periode masa berlakunya. Misalnya, kamu mendapatkan visa Schengen yang berlaku enam bulan dengan status multiple entry. Selama masa itu, kamu bebas masuk ke negara-negara anggota Uni Eropa tanpa harus mengurus visa baru setiap kali berpindah negara. Jadi, pengalaman liburanmu bisa jauh lebih luas dan menyenangkan.

Visa jenis ini cocok banget untuk traveler yang gemar eksplorasi, terutama di kawasan yang negaranya saling berdekatan. Contoh nyata adalah perjalanan dari Paris ke Brussels, lalu lanjut ke Amsterdam, semua bisa dilakukan tanpa ribet karena hanya butuh satu visa. Dengan fleksibilitas seperti ini, rencana perjalanan bisa lebih spontan, dan kamu tidak terlalu dibatasi oleh birokrasi. Namun, perlu diingat, proses pengajuan visa multiple entry seringkali lebih ketat dengan syarat tambahan seperti bukti finansial atau riwayat perjalanan sebelumnya.

3. Biaya pengajuan visa berbeda antara single entry dan multiple entry

ilustrasi biaya
ilustrasi biaya (pexels.com/Pixabay)

Dari sisi biaya, visa perjalanan satu kali masuk biasanya lebih murah dibanding multiple entry. Negara seperti Jepang mengenakan tarif yang berbeda antara single entry dan multiple entry, dengan selisih yang cukup terasa. Jadi, jika tujuanmu hanya sekali kunjungan, single entry jelas lebih hemat di kantong. Tapi ketika kamu sudah berencana bolak-balik, biaya multiple entry justru lebih efisien dibanding harus mengajukan beberapa kali single entry.

Selain biaya resmi dari kedutaan, ada juga pengeluaran tambahan yang harus dipikirkan, seperti jasa agen perjalanan atau dokumen tambahan. Banyak orang terkadang salah kalkulasi dan akhirnya mengeluarkan biaya lebih besar karena memilih single entry padahal butuh beberapa kali masuk. Jadi, menghitung total biaya yang mungkin keluar sangat penting sebelum memutuskan jenis visa mana yang paling sesuai.

4. Jenis perjalanan menentukan manfaat dari pilihan visa

ilustrasi visa
ilustrasi visa (unsplash.com/Kit (formerly ConvertKit)

Setiap orang punya gaya perjalanan yang berbeda. Jika kamu termasuk tipe traveler yang suka menetap lama di satu kota, mengeksplorasi secara mendalam, single entry bisa jadi cukup. Misalnya, kamu berlibur ke Jepang untuk belajar budaya di Kyoto selama tiga minggu penuh, tentu kamu tidak terlalu butuh izin keluar masuk. Fokusmu hanya ada pada satu negara sehingga visa satu kali masuk sudah sesuai dengan kebutuhan.

Namun, bagi kamu yang senang membuat itinerary kompleks, multiple entry jadi solusi ideal. Misalnya, saat mengunjungi kawasan Eropa, kamu bisa berangkat dari Jerman, lalu lanjut ke Austria, Swiss, hingga Italia dalam satu trip. Jenis perjalanan ini akan jauh lebih praktis jika menggunakan multiple entry karena memberikan keleluasaan bergerak lintas negara. Jadi, sebelum mengajukan visa, penting untuk menyesuaikan pilihan dengan pola perjalanan pribadi.

5. Persyaratan dokumen memengaruhi kemudahan memperoleh visa

ilustrasi dokumen perjalanan
ilustrasi dokumen perjalanan (pexels.com/Vlada Karpovich)

Single entry biasanya lebih mudah didapatkan karena syaratnya tidak terlalu rumit. Cukup dengan paspor, tiket pulang-pergi, bukti akomodasi, dan rekening tabungan, banyak negara sudah bisa memberikan visa jenis ini. Untuk wisatawan pemula, single entry seringkali jadi opsi pertama karena risikonya kecil dan prosesnya lebih singkat.

Sebaliknya, multiple entry punya persyaratan yang lebih ketat. Selain dokumen dasar, kamu mungkin diminta menunjukkan riwayat perjalanan internasional, bukti keuangan yang lebih kuat, hingga alasan logis mengapa butuh keluar masuk berkali-kali. Contoh, untuk mendapatkan multiple entry Jepang, biasanya hanya diberikan kepada pelancong yang sudah beberapa kali berkunjung sebelumnya. Jadi, dari sisi administratif, single entry memang lebih ramah untuk pemula, sementara multiple entry lebih cocok bagi traveler berpengalaman.

Visa perjalanan, baik single entry maupun multiple entry, punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing tergantung tujuan dan pola perjalananmu. Memilih jenis visa yang tepat akan sangat menentukan kenyamanan liburan, terutama jika kamu ingin berkeliling ke lebih dari satu negara dalam satu trip. Jadi, sudah tahu visa mana yang paling cocok dengan gaya traveling kamu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us

Latest in Travel

See More

4 Tantangan saat Melakukan Liburan Panjang di Luar Negeri

19 Okt 2025, 21:42 WIBTravel