Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bahaya Runaway Mesin Diesel, Penyebab dan Solusinya

ilustrasi asap knalpot pada mobil (pexels.com/Vlad)
ilustrasi asap knalpot pada mobil (pexels.com/Vlad)
Intinya sih...
  • Penyebab utama runaway - Bahan bakar alternatif masuk ke ruang bakar - Penggunaan bahan bakar salah - Mesin menyedot uap bahan bakar dari lingkungan sekitarnya
  • Tanda-tanda mesin mengalami runaway - Suara mesin naik drastis dan tidak normal, asap putih tebal - Mesin tidak merespons pedal gas atau kunci kontak - Getaran tidak biasa, akselerasi tiba-tiba tanpa input gas
  • Cara mengatasi dan mencegah runaway - Memutus suplai udara ke mesin

Mesin diesel dikenal tangguh dan efisien, tetapi bukan berarti bebas dari masalah serius. Salah satu kondisi paling berbahaya adalah fenomena runaway, yaitu kondisi di mana mesin terus menyala dan berakselerasi sendiri tanpa kendali, bahkan setelah kunci kontak dimatikan. Jika tidak segera ditangani, run away bisa menyebabkan kerusakan fatal pada mesin, kebakaran, bahkan kecelakaan.

Runaway umumnya terjadi karena mesin diesel bisa menyedot sumber bahan bakar dari luar sistem injeksinya. Artinya, selama ada uap atau cairan yang bisa dibakar (seperti oli mesin yang bocor ke ruang bakar), mesin akan tetap menyala. Kondisi ini sangat berbeda dengan mesin bensin yang langsung mati saat suplai bahan bakar dihentikan oleh sistem pengapian.

1. Penyebab utama runaway

ilustrasi mobil dengan mesin diesel (pexels.com/Chris F)
ilustrasi mobil dengan mesin diesel (pexels.com/Chris F)

Penyebab runaway biasanya berkaitan dengan masuknya bahan bakar alternatif ke dalam ruang bakar. Misalnya, oli mesin yang terbawa melalui sistem turbocharger yang rusak, atau gas hidrokarbon dari sistem ventilasi crankcase (blow-by) yang terlalu berlebihan. Selain itu, kebocoran seal turbo juga memungkinkan oli masuk ke intake dan terbakar bersama udara.

Runaway juga bisa dipicu oleh salah penggunaan bahan bakar, seperti penggunaan solar berkualitas rendah atau tercampur pelarut lain. Dalam kondisi langka, mesin diesel yang beroperasi di area industri atau kilang minyak juga bisa menyedot uap bahan bakar dari lingkungan sekitarnya dan menggunakannya sebagai sumber energi tanpa disengaja.

2. Tanda-tanda mesin mengalami runaway

Mesin diesel Isuzu Panther (seva.id)
Mesin diesel Isuzu Panther (seva.id)

Runaway biasanya dimulai dengan suara mesin yang naik drastis dan tidak normal, disertai asap putih tebal dari knalpot. Pengemudi mungkin akan menyadari bahwa mesin tidak merespons pedal gas atau kunci kontak, dan malah terus meningkatkan RPM. Jika tidak segera ditangani, mesin bisa mencapai RPM di luar batas maksimal dan mengalami kerusakan mekanis total, seperti piston jebol atau turbo meledak.

Pengemudi harus waspada terhadap getaran tidak biasa, akselerasi tiba-tiba tanpa input gas, dan suara mesin yang seolah “liar”. Ini bukan masalah biasa yang bisa ditunda; penanganan harus dilakukan saat itu juga.

3. Cara mengatasi dan mencegah runaway

ilustrasi mesin mobil (pexels.com/erik)
ilustrasi mesin mobil (pexels.com/erik)

Jika runaway terjadi, langkah pertama adalah memutus suplai udara ke mesin. Hal ini bisa dilakukan dengan menutup saluran udara (air intake) menggunakan pelat logam atau kain tebal. Beberapa kendaraan dilengkapi air shut-off valve otomatis, tapi pada umumnya harus dilakukan secara manual.

Pencegahan bisa dilakukan dengan perawatan rutin turbocharger, memastikan tidak ada oli yang bocor ke sistem intake, serta melakukan inspeksi sistem ventilasi crankcase. Gunakan bahan bakar berkualitas dan hindari modifikasi yang tidak sesuai standar pabrik. Selain itu, pelatihan teknisi dan pengemudi tentang gejala dan respons cepat terhadap runaway sangat krusial untuk mencegah kerusakan besar atau kecelakaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us