Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pengendara Motor vs Mobil: Siapa Lebih Stres Saat Macet?

ilustrasi kemacetan (pexels.com/Stan)
ilustrasi kemacetan (pexels.com/Stan)
Intinya sih...
  • Pengendara motor lebih rentan stres fisik
  • Pengendara mobil mengalami tekanan psikologis jangka panjang
  • Keduanya sama-sama terdampak oleh kemacetan, hanya saja bentuk tekanan yang dialami berbeda

Kemacetan lalu lintas, terutama di kota besar seperti Jakarta, gak hanya menyebabkan kita kehilangan waktu, tetapi juga memicu tingkat stres tinggi. Apalagi kalau kita terjebak macet saat sedang mengejar waktu, stresnya bisa dua kali lipat. Kalau sudah begitu, rasanya mau marah saja.

Tapi, di antara pengguna sepeda motor dan mobil, siapa yang paling stres saat terjebak macet? Nah, dari berbagai studi dan pendekatan psikologis, jawabannya ternyata gak seperti yang kamu duga.

1. Stres pada pengendara motor: tekanannnya langsung terasa

ilustrasi situasi kemacetan di jalan raya (pexels.com/el jusuf)
ilustrasi situasi kemacetan di jalan raya (pexels.com/el jusuf)

Penelitian dari Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2018 menyatakan pengendara motor yang terjebak dalam kemacetan memiliki risiko mengalami stres tingkat tinggi hingga 2,8 kali lipat dibanding mereka yang tidak terjebak macet. Efeknya tidak hanya emosional, tapi juga fisik, seperti cepat lelah, pegal, ketegangan otot, hingga mudah marah.

Hal ini diperkuat oleh studi dari Universitas Syiah Kuala yang mengamati peningkatan detak jantung pengendara motor saat melewati area padat seperti jalan komersial atau perempatan besar. Reaksi tubuh yang cepat terhadap kondisi jalan menunjukkan bahwa stres yang dialami pengendara motor bersifat langsung dan cukup intens.

Faktor-faktor seperti panas terik, paparan polusi, risiko terserempet kendaraan lain, dan harus menavigasi jalur sempit membuat pengendara motor jauh lebih rentan terhadap stres lingkungan. Tidak adanya kabin tertutup juga membuat mereka tidak memiliki ruang untuk “bernapas” dari kondisi jalan yang kacau.

2. Stres pada pengendara mobil: tekanan psikologis jangka panjang

ilustrasi kemacetan arus mudik (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi kemacetan arus mudik (pexels.com/Pixabay)

Di sisi lain, pengendara mobil pun tidak luput dari tekanan. Survei terhadap komuter Jabodetabek dan Denpasar pada 2014 menunjukkan bahwa pengguna mobil memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami stres dibandingkan mereka yang menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki. Stres yang dialami pengendara mobil lebih bersifat psikologis: muncul dari beban tanggung jawab kendaraan yang lebih besar, kekhawatiran soal bensin, kemacetan yang panjang, serta ketidakpastian waktu tempuh.

Studi internasional juga mengungkapkan bahwa pengemudi mobil di kota-kota besar seperti New York dan Dublin mengalami tekanan mental yang tinggi saat menghadapi kemacetan. Mereka merasa kehilangan kendali atas waktu dan ruang, apalagi saat rute mendadak berubah atau saat harus menghadapi pengemudi lain yang ugal-ugalan. Meskipun mereka terlindungi secara fisik di dalam kabin, tekanan psikologis seperti rasa frustrasi, kecemasan, dan kemarahan tetap muncul secara intens.

3. Jadi siapa yang lebih stres?

ilustrasi kemacetan arus mudik (pexels.com/Mikechie Esparagoza)
ilustrasi kemacetan arus mudik (pexels.com/Mikechie Esparagoza)

Jadi, berdasarkan tinjauan psikologis dan data di lapangan, bisa disimpulkan bahwa pengendara motor lebih cepat mengalami stres fisik langsung, sedangkan pengemudi mobil lebih sering mengalami stres psikologis kronis. Keduanya sama-sama terdampak oleh kemacetan, hanya saja bentuk tekanan yang dialami berbeda.

Motoris lebih cepat lelah, terpapar langsung ke lingkungan, dan sering menghadapi risiko kecelakaan kecil yang membuat stres mereka bersifat akut. Sementara pengendara mobil mungkin tidak merasa capek secara fisik, tapi harus menanggung tekanan mental dari kemacetan panjang, ketidakpastian, dan biaya operasional kendaraan yang tinggi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us