Apa Itu Rohana dan Rojali? Istilah yang Viral di Medsos

Baru-baru ini, muncul istilah baru di kalangan warganet Indonesia, yaitu rohana dan rojali. Kedua istilah ini sering disebut-sebut oleh warganet dalam diskursus tentang menurunnya daya beli masyarakat Indonesia belakangan ini.
Bukanlah nama orang, istilah rohana dan rojali sebenarnya merupakan akronim yang merujuk pada sekelompok orang yang pergi ke pusat perbelanjaan tanpa berbelanja. Apa maksudnya?
Berikut penjelasan tentang apa itu rohana dan rojali dalam dunia belanja yang menarik diketahui. Simak selengkapnya di bawah ini, ya!
1. Apa itu rohana?

Rohana adalah akronim dari "rombongan hanya nanya". Maksudnya, rohana adalah beberapa atau sekelompok orang yang biasanya masuk ke toko di mal atau pusat perbelanjaan dan banyak bertanya tentang harga atau spesifikasi produk, tapi akhirnya tidak membeli apa-apa.
Kebiasaan sekelompok orang tersebut mungkin terlihat sepele. Namun, fenomena banyaknya rohana di Indonesia bisa jadi menunjukkan bahwa perputaran uang di dalam mal ternyata tidak berbanding lurus dengan ramainya masyarakat yang datang ke sana.
2. Apa itu rojali?

Istilah rohana tak muncul sendirian. Ada juga istilah rojali, yaitu akronim dari "rombongan jarang beli". Istilah rojali sebenarnya mirip dengan rohana, yaitu merujuk pada orang-orang yang datang ke mal atau pusat perbelanjaan, tapi hampir tidak ada transaksi yang dilakukan.
Biasanya sekelompok orang ini datang ke mal memang bukan untuk belanja, tapi hanya sekadar jalan-jalan, foto-foto, duduk santai, atau survei harga. Bahkan, ada beberapa pihak yang membuat konten untuk dimonetisasi di platform pribadinya tanpa melakukan transaksi apa pun.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dari aktivitas rojali di mal. Namun, dari sisi pengusaha, kebiasaan sekelompok orang tersebut dinilai kurang menguntungkan karena tidak ada transaksi yang terjadi.
Biasanya rojali sekadar berkeliling melihat-lihat produk di toko, mengecek harga dan membandingkannya dengan harga di platform online, mencoba tester produk, membuat konten media sosial, hingga hanya duduk di food court untuk mengobrol.
3. Jadi tanda menurunnya daya beli masyarakat?

Lantas, apakah fenomena rohana dan rojali bisa menjadi tanda menurunnya daya beli masyarakat Indonesia? Ada beberapa pihak yang menilai fenomena ini merupakan alarm ekonomi bagi pemerintahan Presiden Prabowo. Misalnya, ditandai dengan beberapa data yang menunjukkan tren penurunan penjualan di beberapa sektor.
Namun, tidak sedikit pula pihak yang menilai bahwa fenomena rohana dan rojali hanya tanda perubahan perilaku konsumen dan itu sudah biasa, khususnya di era jual beli online saat ini.
Selain itu, maraknya rohana dan rojali juga bisa disebabkan karena bergesernya tujuan masyarakat datang ke mal, yaitu yang semula hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik, berubah menjadi kebutuhan sosial seperti untuk refreshing dan healing.
Demikianlah penjelasan tentang apa itu rohana dan rojali yang viral belakangan ini. Kamu termasuk di dalamnya?