Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Minyak Mentah RI Melejit, Ini Sederet Pemicunya

Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)
Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)
Intinya sih...
  • Ketegangan di Timur Tengah memicu lonjakan harga minyak
  • Permintaan minyak global direvisi naik, termasuk di AS
  • Faktor regional dan kesepakatan dagang turut berperan dalam lonjakan harga minyak

Jakarta, IDN Times - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) untuk periode Juni 2025 mengalami kenaikan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkannya sebesar 69,33 dolar AS per barel.

Nilai tersebut menunjukkan kenaikan dibandingkan ICP pada Mei 2025 yang tercatat sebesar 62,75 dolar AS per barel. Penetapan harga dituangkan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 229.K/MG.03/MEM.M/2025.

1. Ketegangan di Timur Tengah jadi pemicu utama

Kilang minyak (Pixabay)
Kilang minyak (Pixabay)

Kementerian ESDM menyampaikan lonjakan ICP pada Juni 2025 tidak terlepas dari kenaikan harga minyak mentah global yang dipicu ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Situasi tersebut antara lain dipengaruhi oleh serangan udara yang melibatkan Amerika Serikat, Iran, dan Israel, serta ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, jalur penting perdagangan minyak dunia.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Tri Winarno, menjelaskan kondisi itu memicu spekulasi pasar dan mendorong pembelian minyak berjangka, seiring kekhawatiran akan gangguan pasokan global.

"Adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendukung terjadinya spekulasi dan sentimen pasar yang memperkuat lonjakan harga minyak dunia di pasar berjangka, akibat pembelian minyak untuk mengantisipasi kenaikan lebih lanjut," katanya dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (12/7/2025).

2. Permintaan minyak global direvisi naik

Kilang  minyak (Pixabay)
Kilang minyak (Pixabay)

Laporan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada Juni 2025 menunjukkan revisi kenaikan permintaan minyak dunia untuk kuartal III dan sepanjang 2025, masing-masing sebesar 0,14 juta barel per hari. Di AS, permintaan juga meningkat seiring datangnya musim mengemudi (driving season).

"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga minyak mentah bulan Juni 2025 adalah penurunan nilai tukar dolar AS di bulan Juni 2025 yang mendorong investor global untuk masuk ke komoditas minyak dan berdampak pada peningkatan permintaan minyak," ujar Tri.

3. Faktor regional dan kesepakatan dagang turut berperan

Ilustrasi Kilang minyak PT Pertamina. (Dok. Humas Pertamina)
Ilustrasi Kilang minyak PT Pertamina. (Dok. Humas Pertamina)

Kementerian ESDM juga menyebutkan kesepakatan antara AS dan China untuk memangkas tarif impor secara signifikan selama 14 Mei hingga 14 Agustus 2025 turut memberi sentimen positif di pasar, yang berdampak pada kenaikan harga minyak.

Untuk kawasan Asia Pasifik, lonjakan harga minyak turut dipengaruhi peningkatan permintaan di China dan India, serta kenaikan harga jual resmi (Official Selling Price/OSP) oleh Saudi Aramco untuk ekspor ke Asia. Kenaikan OSP terkait dengan kuatnya marjin kilang di kawasan tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
Dwifantya Aquina
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us