Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

India Kecam AS dan Uni Eropa soal Impor Minyak Rusia

Bendera India (pexels.com/Studio Art Smile)
Bendera India (pexels.com/Studio Art Smile)
Intinya sih...
  • India beli minyak Rusia demi stabilitas energi dan diawali dorongan AS.
  • Impor minyak dari Rusia dibutuhkan untuk harga energi yang terjangkau.
  • Volume perdagangan bilateral India-Rusia melonjak tajam hingga 68,7 miliar dolar AS.

Jakarta, IDN Times – India melontarkan kritik pedas kepada Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) atas sikap mereka terhadap hubungan dagang India dengan Rusia. Kementerian Luar Negeri India menyebut negara mereka dijadikan sasaran secara tidak adil, setelah Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan menaikkan tarif secara drastis pada barang-barang ekspor India. Pernyataan resmi itu menyebut tuduhan yang dilayangkan AS sebagai tidak beralasan dan tidak masuk akal.

Ancaman dari Trump muncul pada Senin (4/8/2025), setelah ia menuding India membeli minyak murah dari Rusia dan menjualnya di pasar terbuka untuk keuntungan yang besar. Trump juga menandatangani perintah eksekutif bertajuk Further modifying the reciprocal tariff rates pada 1 Agustus 2025, yang menetapkan bea masuk 25 persen atas produk ekspor India.

1. India beli minyak Rusia demi stabilitas energi dan diawali dorongan AS

ilustrasi kapal (pexels.com/Alexander Bobrov)
ilustrasi kapal (pexels.com/Alexander Bobrov)

India mulai mengimpor minyak dari Rusia setelah pasokan tradisionalnya dari Timur Tengah dialihkan ke Eropa akibat pecahnya perang Rusia-Ukraina pada 2022. Kementerian Luar Negeri India menjelaskan bahwa impor itu dibutuhkan untuk memastikan harga energi tetap terjangkau dan stabil bagi konsumen domestik. Langkah ini disebut sejalan dengan dorongan awal dari AS untuk menjaga kestabilan pasar energi global.

Volume perdagangan bilateral India-Rusia melonjak tajam menjadi 68,7 miliar dolar AS hingga Maret 2025, hampir enam kali lipat dari angka sebelum pandemi. Rusia kini menjadi pemasok minyak utama India, dengan lonjakan impor dari kurang dari 100 ribu barel per hari sebelum invasi Ukraina menjadi lebih dari 1,8 juta barel per hari pada 2023. Laporan dari Badan Informasi Energi AS menyebut angka tersebut mewakili 39 persen dari total impor minyak India tahun itu.

Menteri Energi India, Hardeep Singh Puri, membela kebijakan pembelian minyak Rusia dalam wawancara bulan lalu dengan CNBC.

“Jika orang atau negara berhenti membeli pada tahap itu, harga minyak akan naik hingga 130 dolar per barel. Itu adalah situasi di mana kami dianjurkan, termasuk oleh teman-teman kami di Amerika Serikat, untuk membeli minyak Rusia, tetapi dalam batas harga,” kata Puri.

2. India soroti standar ganda AS dan UE dalam hubungan dagang dengan Rusia

ilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/Egor Filin)
ilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/Egor Filin)

Dilansir dari Times of India, India menyebut sikap AS dan UE sebagai bentuk standar ganda karena mereka sendiri masih menjalin perdagangan besar dengan Rusia. Kementerian Luar Negeri India mengungkapkan bahwa nilai perdagangan bilateral UE dengan Rusia pada 2024 mencapai 67,5 miliar euro atau sekitar 78,1 miliar dolar AS. Selain itu, impor gas alam cair (LNG) dari Rusia oleh UE bahkan mencapai rekor 16,5 juta ton pada tahun yang sama.

Di sisi lain, AS juga tetap mengimpor sejumlah komoditas penting dari Rusia. Produk tersebut mencakup uranium heksafluorida untuk sektor nuklir, paladium untuk kendaraan listrik, serta berbagai pupuk dan bahan kimia. India menyebut fakta ini sebagai bukti bahwa mereka tidak sendirian dalam menjalin hubungan ekonomi dengan Moskow.

3. India anggap kesepakatan dagang dengan AS tak realistis

ilustrasi pertanian (pexels.com/Alex Fu)
ilustrasi pertanian (pexels.com/Alex Fu)

Mantan sekretaris keuangan India, Subash Garg, menilai kesepakatan dagang dengan AS sulit tercapai karena posisi kedua negara yang terlalu berbeda. Dalam program Inside India di CNBC, ia menyarankan agar India membiarkan tarif 25 persen dari AS tetap berlaku.

“Jika ada permintaan Amerika, mereka akan membeli dan biarkan konsumen Amerika serta importir membayar tarif tersebut. Biarkan mereka menanggungnya,” ujarnya.

Garg juga menyebut bahwa potensi kerugian ekspor India bisa dikompensasi dengan konsumsi domestik atau mencari pasar baru. Meski ketegangan meningkat, India tetap berkomitmen untuk melanjutkan negosiasi dagang dengan AS. Putaran selanjutnya dijadwalkan berlangsung di New Delhi pada 25–29 Agustus 2025.

Namun, perselisihan masih muncul terutama dalam isu akses pasar bagi produk pertanian, susu, dan pangan hasil rekayasa genetika. India menyebut permintaan AS itu berdampak pada jutaan mata pencaharian. Meski begitu, AS tetap menjadi mitra dagang utama India, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai 186 miliar dolar AS pada 2024–25 dan surplus sekitar 44,4 miliar dolar AS di pihak India.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us