Pertumbuhan Ekonomi RI di Semester I Belum Tembus 5 Persen

- Pertumbuhan ekonomi RI semester I-2025 mencapai 4,99 persen.
- Kuartal II-2025 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,12 persen, didorong oleh konsumsi masyarakat.
- Seluruh komponen pengeluaran tumbuh kecuali konsumsi pemerintah, dengan PMTB dan ekspor sebagai kontributor utama.
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif mencapai 4,99 persen pada semester I-2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
"Pertumbuhan ekonomi di semester I-2025 dibandingkan dengan semester I-2024 itu sebesar 4,99 persen," katanya dalam konferensi pers, Selasa (5/8/2025).
1. Pertumbuhan ekonomi kuartal II sentuh 5,12 persen

Edy menjelaskan angka kumulatif 4,99 persen dihitung dari penggabungan nilai tambah pada kuartal I dan II 2025, yang kemudian dibandingkan dengan semester I 2024.
Dia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 secara tahunan (yoy) tercatat sebesar 5,12 persen, sementara secara triwulanan (quarter-to-quarter/q-to-q) mencapai 4,04 persen.
"Jadi kalau melihat tadi pertumbuhan secara year-on-year 5,12, kemudian q-to-q 4,04 maka kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I-2025 itu mencapai 4,99 persen," paparnya.
2. Pertumbuhan kuartal II ditopang konsumsi masyarakat

BPS mencatat konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan terbesar ekonomi Indonesia pada kuartal II dengan kontribusi sebesar 2,64 persen terhadap total pertumbuhan 5,12 persen.
"Konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu sebesar 2,64 persen dari 5,12 persen pada pertumbuhan ekonomi di triwulan II," kata Edy.
3. Seluruh komponen pengeluaran tumbuh kecuali konsumsi pemerintah

Komponen konsumsi rumah tangga memiliki distribusi sebesar 54,25 persen dan tumbuh 4,97 persen. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menyumbang 27,83 persen terhadap PDB dan tumbuh 6,99 persen.
Komponen ekspor mencatat distribusi sebesar 22,28 persen dan mengalami pertumbuhan 10,67 persen. Sementara itu, konsumsi pemerintah berkontribusi sebesar 6,93 persen, namun mengalami kontraksi sebesar -0,33 persen.
Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) menyumbang 1,35 persen dan tumbuh 7,82 persen. Sementara itu, impor tercatat dengan distribusi negatif sebesar -20,66 persen, namun tumbuh sebesar 11,65 persen secara tahunan.
"Secara year-on-year seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif kecuali konsumsi pemerintah," tambahnya.