Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Terlengkap

laporan keuangan
Ilustrasi laporan keuangan (Pexels.com/AndreaPiacquadio)
Intinya sih...
  • Siklus akuntansi adalah bagian dari proses penyusunan laporan keuangan
  • Jurnal penutup digunakan untuk menutup akun nominal agar siap digunakan pada periode akuntansi berikutnya
  • Pencatatan transaksi pada jurnal dan buku besar merupakan bagian dari proses penyusunan laporan keuangan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam dunia akuntansi, seorang akuntan biasanya akan mengumpulkan dan mengolah data secara sistematis untuk mendapatkan informasi keuangan. Kegiatan tersebut dinamakan siklus akuntansi.

Siklus akuntansi adalah bagian dari proses penyusunan laporan keuangan. Tahapan prosesnya dimulai dari pembukaan pembukuan dan diakhiri penutupan jurnal. Sesuai namanya, proses ini akan dilakukan secara berulang selama perusahaan masih ada.

Namun, apakah kamu sudah tahu apa saja tahapan siklus akuntansi? Proses ini penting untuk diketahui jika kamu akan menerapkan siklus ini di perusahaan atau bisnis. Simak terus ya!

1. Mengidentifikasi transaksi

perempuan bekerja
Ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/KarolinaGrabowska)

Hal pertama yang wajib dilakukan dalam tahapan siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Lalu transaksi seperti apa yang harus diidentifikasi dan dicatat? Yang jelas adalah transaksi apa pun yang bisa mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dinilai ke dalam unit moneter secara objektif.

Seorang akuntan juga wajib mengumpulkan seluruh bukti transaksi. Contohnya kuitansi, nota, faktur, memo penghapusan piutang, bukti kas keluar, dan sebagainya.

2. Menganalisis transaksi

kalkulator
Ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/Pixabay)

Setelah mengidentifikasi transaksi, tugas akuntan selanjutnya adalah menganalisis transaksi. Ia wajib menentukan pengaruh sebuah transaksi terhadap posisi keuangan perusahaan. 

Biasanya perusahaan akan memakai double-entry system, yaitu setiap transaksi akuntansi akan berpengaruh pada posisi keuangan, baik debit maupun kredit. Ada rumus sederhana untuk menghitungnya, yaitu:

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas

  • Aktiva adalah kepemilikan aset.
  • Kewajiban adalah pembelian atau pengadaan barang dan jasa secara kredit.
  • Ekuitas adalah hak pemilik terhadap aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban.

3. Mencatat transaksi pada jurnal

pria bekerja
Ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/GustavoFring)

Tahapan siklus akuntansi selanjutnya adalah mencatat transaksi pada jurnal. Jurnal adalah bagian dari catatan kronologis yang berisi segala transaksi yang terjadi pada periode tertentu.

Ada 2 jenis jurnal, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Pencatatan pada jurnal umum biasanya dengan memasukkan transaksi ke dalam 1 rekening yang didebit dan 1 rekening yang dikredit.

Sementara jurnal khusus bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang. Misalnya jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan kas.

4. Mencatat di buku besar

kalkulator
ilustrasi belajar akuntansi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Setelah melakukan pencatatan pada jurnal, seorang akuntan wajib mencatatnya di buku besar akuntansi. Buku besar akuntansi adalah kumpulan dari semua rekening pembukuan yang digunakan untuk mencatat informasi tentang jumlah aktiva.

Setiap rekening dalam buku besar biasanya diberikan kode yang bertujuan untuk memudahkan proses identifikasi dalam jurnal. Pemberian kode itu juga akan mempermudah akuntan untuk mengecek ulang setiap transaksi.

5. Menyusun neraca saldo

gambar grafik
Ilustrasi akuntansi (Pixabay.com/200degrees)

Berikutnya, seorang akuntan perlu menyusun neraca saldo, yaitu daftar saldo rekening yang terdapat di buku besar akuntansi pada periode tertentu. Seorang akuntan hanya perlu memindahkan saldo di buku besar ke neraca saldo untuk digabungkan.

Jumlah saldo yang tertulis di neraca saldo wajib sama dengan yang ada di buku besar. Jika tidak, berarti masih ada penghitungan yang salah pada neraca saldo.

Oleh sebab itu, untuk sampai pada tahapan siklus akuntansi yang satu ini perlu ketelitian seorang akuntan. Jika terbukti ada kesalahan, ia harus mencari tahu letak kesalahan dan segera merevisinya. Akuntan juga harus mencatat kesalahan tersebut pada jurnal penyesuaian.

6. Menyusun jurnal penyesuaian

kalkulator
Ilustrasi kalkulator (Pixabay.com/777546)

Tahapan menyusun jurnal penyesuaian dilakukan untuk mencatat seluruh transaksi yang belum tercatat, transaksi yang salah, hingga transaksi yang harus disesuaikan. Biasanya pencatatan jurnal ini dilakukan secara periodik dan ketika laporan akan disusun.

Nantinya, semua transaksi pada jurnal penyesuaian juga akan dibukukan ke buku besar.

7. Menyusun neraca saldo setelah penyesuaian

kalkulator
kalkulator (Pexels.com/Pixabay)

Setelah membuat jurnal penyesuaian, tahapan siklus akuntansi berikutnya adalah menyusun neraca saldo. Sebenarnya seorang akuntan cukup memindahkan saldo yang sudah disesuaikan ke neraca saldo yang baru.

Biasanya pada siklus akuntansi semua saldo dibagi menjadi dua kelompok, yakni aktiva dan pasiva. Lalu nanti akan disusun hingga jumlah saldo sama besarnya.

Jika masih belum seimbang karena terdapat kesalahan, maka harus diteliti baik-baik. Sebab sebuah laporan keuangan harus dibuat dengan benar-benar akurat.

8. Menyusun laporan keuangan

laporan keuangan
Ilustrasi laporan keuangan (IDN Times/Shemi)

Setelah mendapatkan hasil seimbang dan akurat pada neraca saldo, seorang akuntan bisa mulai menyusun laporan keuangan. Lalu apa saja laporan keuangan yang wajib disusun? Berikut ini daftarnya:

  • Laporan laba rugi: untuk mendapat gambaran kinerja perusahaan

  • Laporan perubahan modal: untuk mendapat gambaran tentang perubahan modal

  • Laporan arus kas: untuk mendapat informasi tentang kas masuk dan kas keluar

  • Neraca: untuk memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas

9. Menyusun jurnal penutup

kalkulator
ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/rodnae-prod)

Tahapan siklus akuntansi selanjutnya adalah menyusun jurnal penutup pada setiap akhir periode. Rekening yang ditutup juga hanya rekening laba rugi.

Caranya tidak begitu sulit, yaitu dengan mengosongkan nilai rekening. Rekening tersebut ditutup agar dapat mengukur aliran sumber keuangan yang terjadi selama periode. Maka dari itu, jurnal penutup bisa membantu untuk memulai kembali siklus akuntansi pada periode berikutnya.

10. Menyusun neraca saldo setelah penutupan

kaca pembesar
ilustrasi laporan keuangan (pexels.com/Olya Kobruseva)

Penyusunan neraca saldo setelah penutupan merupakan salah satu tahapan siklus akuntansi yang bersifat opsional atau tidak wajib. Tahapan ini berisi daftar saldo rekening buku besar yang dibuat setelah menyusun jurnal penutup.

Tujuan menyusun neraca saldo setelah penutupan adalah untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan terkait keseimbangan saldo. Tahapan ini hanya dilakukan jika dirasa perlu oleh akuntan atau perusahaan.

11. Menyusun jurnal pembalik

laporan keuangan
ilustrasi laporan keuangan (freepik.com/roman)

Tahapan siklus akuntansi yang terakhir adalah menyusun jurnal pembalik. Sama seperti tahap sebelumnya, penyusunan jurnal pembalik juga termasuk tahapan yang sifatnya opsional atau tidak wajib.

Penyusunan jurnal pembalik dilakukan dengan cara membalikkan akun yang sudah dibuat pada jurnal penyesuaian, yakni yang awalnya debet menjadi kredit dan begitu sebaliknya. Tujuannya untuk menyederhanakan cara pencatatan transaksi tertentu yang terjadi secara berulang.

Demikian penjelasan lengkap tentang 11 tahapan siklus akuntansi yang penting diketahui. Fungsi utama dalam proses siklus akuntansi adalah sebagai bagian penting dalam membuat laporan keuangan.

FAQ seputar tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang dan jasa

1. Apa perbedaan siklus akuntansi perusahaan dagang dan jasa?

Perbedaannya terletak pada akun dan transaksi khusus seperti persediaan dan HPP yang hanya ada di perusahaan dagang.

2. Mengapa perlu dilakukan penyesuaian dalam siklus akuntansi?

Penyesuaian diperlukan untuk mencatat transaksi yang belum tercatat agar laporan keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya.

3. Kapan laporan keuangan disusun dalam siklus akuntansi?

Laporan keuangan disusun setelah proses penyesuaian dan penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Yogama Wisnu Oktyandito
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us