Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Makanan Khas 1 Suro Beserta Maknanya

ilustrasi bubur merah putih (dok. Cook Me Indonesian/Bubur Merah Putih)

Bulan Suro dalam penanggalan Jawa bukan sekadar pergantian bulan biasa. Di balik nuansa mistis dan suasana heningnya, terdapat beragam tradisi yang masih dilestarikan hingga kini, salah satunya lewat sajian makanan khas yang penuh makna. Dari bubur merah putih hingga ayam ingkung, setiap hidangan yang disajikan di malam satu Suro memiliki makna tersendiri dan sarat akan doa.

Nah, kalau kamu penasaran apa saja makanan khas satu Suro dan makna di baliknya, yuk simak daftar lengkapnya di bawah ini. Bisa jadi, kamu bakal menemukan nilai budaya yang belum pernah kamu ketahui sebelumnya!

1. Bubur suro

ilustrasi bubur suro (dok. Cookpad/Resep bubur suro

Bubur suro merupakan salah satu makanan khas yang kerap disajikan dalam rangka memperingati hari pertama dalam bulan suro. Bubur suro dimasak menggunakan kuah santan berwarna kuning yang lembut dan gurih. Warna dan rasa tersebut melambangkan kemakmuran, kesejahteraan, dan ketenangan. Biasanya bubur ini disajikan bersama lauk seperti ayam suwir, sambal goreng tempe, telur rebus, serta berbagai taburan seperti bawang goreng, daun bawang, kacang goreng, dan kerupuk.

Masyarakat membuat bubur ini untuk dibagikan, sebagai bentuk syukur dan kebersamaan. Selain menjadi simbol rasa syukur, penyajian bubur suro juga dimaksudkan sebagai bentuk permohonan perlindungan dan kebaikan sepanjang tahun baru Hijriah. Masyarakat juga meyakini bahwa menyajikan dan menikmati bubur suro bersama keluarga atau tetangga bukan hanya mempererat tali silaturahmi, tetapi juga memperkuat nilai-nilai spiritual dalam menyambut pergantian tahun.

2. Bubur merah putih

Bubur merah putih atau jenang sengkolo (freepik.com/tyasindayanti)
Bubur merah putih atau jenang sengkolo (freepik.com/tyasindayanti)

Selain bubur suro yang sudah sangat terkenal, bubur merah putih juga sering muncul dalam tradisi 1 Suro, terutama di kalangan masyarakat Jawa. Walau terlihat sederhana, makanan ini punya makna simbolis yang dalam. Di beberapa daerah, bubur ini hadir sebagai simbol nasionalisme dan spiritual.

Warna merah dari gula merah melambangkan keberanian, semangat, dan perlindungan dari energi negatif. Sedangkan warna putih yang terbuat dari santan dipercaya bisa menolak bala dan membawa keberuntungan. Perpaduan kedua warna ini melambangkan keseimbangan hidup, antara keberanian dan ketulusan, antara duniawi dan spiritual.

3. Kue apem

ilustrasi kue apem jawa (YouTube.com/Dapur Vivi)
ilustrasi kue apem jawa (YouTube.com/Dapur Vivi)

Apem adalah kue tradisional yang terbuat dari tepung beras, santan, dan gula merah. Teksturnya lembut, rasanya manis gurih, dimasak dengan cara dikukus menggunakan cetakan kecil berbentuk bulat. Apem ini biasanya disusun dalam bentuk gunungan, lalu dibagikan ke keluarga, tetangga, atau masyarakat sekitar sebagai bagian dari tirakatan (malam doa bersama).

Kata “apem" dipercaya berasal dari bahasa Arab "afwan" yang berarti "ampunan". Jadi, menyajikan atau membagikan apem di malam 1 Suro mengandung doa dan harapan memulai tahun baru dengan hati bersih dan saling memaafkan. Kue apem bukan sekedar jajanan manis, tapi juga media untuk merenung, berbagi, dan membersihkan hati. Jadi, jangan heran kalau kue mungil ini selalu hadir di setiap peringatan 1 Suro.

4. Nasi tumpeng

ilustrasi nasi tumpeng (unsplash.com/Inna Safa)

Kalau kamu pernah ikut tirakatan malam 1 Suro, pasti sering lihat nasi tumpeng hadir di tengah-tengah acara. Bukan cuma cantik tampilannya, tapi tumpeng punya makna mendalam di balik setiap bentuk dan lauknya. Dalam budaya Jawa, tumpeng adalah sajian simbolik yang bentuknya menyerupai gunung.

Konon, bentuk kerucut nasi ini merepresentasikan hubungan manusia dengan Tuhan, semakin tinggi puncaknya, semakin dekat kita dengan Yang Maha Kuasa. Di sekelilingnya ada lauk-pauk beragam, yang mencerminkan rezeki, keberagaman hidup, dan hubungan sosial antarsesama. Maka dari itu, tumpeng 1 Suro bukan cuma sajian enak yang menggoda selera, tapi juga punya nilai spiritual dan budaya yang kuat. Lewat tumpeng, masyarakat mengajarkan makna syukur, kebersamaan, dan harapan yang dibalut dalam sajian yang nikmat.


5. Ayam ingkung

ilustrasi ayam ingkung utuh (pixabay.com/Wow Phochiangrak)

Ayam ingkung adalah ayam kampung utuh yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah lengkap. Yang membedakan dari ayam biasa adalah penyajiannya utuh, tidak dipotong-potong. Bahkan posisinya juga dibuat "membungkuk" seperti sedang sujud, melambangkan kerendahan hati dan ketundukan pada Tuhan.

Sedangkan keutuhan ayam melambangkan persatuan dan keharmonisan masyarakat saat menyambut tahun baru. Ayam ingkung juga dianggap sebagai sajian utama yang membawa doa, keselamatan, dan perlindungan. Dalam tradisi Jawa, makanan ini dipersembahkan sebagai bentuk permohonan agar tahun baru yang akan dijalani penuh berkah dan jauh dari mara bahaya.

Itulah lima makanan khas satu Suro yang tidak hanya lezat, tapi juga sarat akan makna dan nilai-nilai budaya. Setiap sajian seperti bubur merah putih, kue apem, hingga ayam ingkung bukan sekedar hidangan biasa, tapi simbol doa, harapan, dan penghormatan terhadap leluhur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us