Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Mudah Mengetahui Proofing Adonan Roti Sudah Sempurna atau Belum

ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Felicity Tai)
ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Felicity Tai)

Membuat roti yang empuk dan mengembang sempurna bukan cuma soal resep, tapi juga soal waktu dan teknik yang tepat. Salah satu momen krusial dalam proses ini adalah proofing, yaitu proses fermentasi adonan sebelum dipanggang.

Proofing yang pas membuat tekstur roti jadi lembut, ringan, dan penuh rasa. Tapi kalau terlalu cepat atau terlalu lama, hasilnya bisa bantat atau justru kempis. Berikut enam cara sederhana tapi akurat untuk mengecek apakah adonan roti kamu sudah proofing dengan sempurna atau belum.


1. Uji jari (finger dent test)

ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Yusuf Timur Çelik)
ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Yusuf Timur Çelik)

Tekan pelan permukaan adonan dengan ujung jari, lalu amati reaksi bekas tekanannya. Kalau bekasnya kembali perlahan dan tidak langsung hilang, itu tanda proofing sudah tepat. Tapi jika langsung kembali cepat, artinya adonan masih butuh waktu fermentasi.

Sebaliknya, kalau bekas jari tidak kembali sama sekali dan permukaannya mulai terlihat kempis, berarti adonan overproof. Uji jari ini sangat praktis dan bisa kamu lakukan tanpa alat khusus. Pastikan kamu menekannya dengan perlahan agar tidak merusak struktur adonan.


2. Volume mengembang 2 kali lipat

ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Cats Coming)
ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Cats Coming)

Adonan yang sudah cukup proofing biasanya akan mengembang hingga dua kali dari ukuran awal. Untuk lebih mudah memantaunya, gunakan wadah bening atau tandai sisi wadah dengan spidol. Perbandingan visual ini sangat membantu mengecek kemajuan fermentasi.

Kalau volume belum meningkat secara signifikan, berarti ragi belum bekerja optimal. Tapi hati-hati juga kalau adonan sudah terlalu mengembang dan mulai turun, itu tanda overproofing. Pemantauan volume adalah salah satu cara paling akurat untuk melihat kemajuan proofing.


3. Tekstur permukaan halus dan sedikit tegang

ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Felicity Tai)
ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Felicity Tai)

Adonan yang matang dengan baik akan terlihat halus, tidak terlalu lengket, dan permukaannya sedikit tegang. Ini menunjukkan gluten terbentuk sempurna dan ragi sudah cukup menghasilkan gas. Bentuknya juga cenderung membulat rapi, tidak melebar lemas.

Kalau adonan masih tampak kasar atau lembek, kemungkinan besar belum cukup proofing. Tapi jika permukaan mulai terlihat kempis atau retak, bisa jadi sudah terlalu lama didiamkan. Perhatikan permukaan adonan sebagai sinyal visual utama.


4. Aroma ringan dan sedikit asam (untuk roti ragi)

ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Christina & Peter )
ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Christina & Peter )

Adonan yang terfermentasi dengan baik mengeluarkan aroma khas yang segar, sedikit manis, dan agak asam. Ini menunjukkan proses fermentasi berjalan normal tanpa berlebihan. Bau asam menyengat menandakan overproofing atau fermentasi terlalu lama.

Aroma juga bisa memberi petunjuk apakah adonan perlu segera dipanggang. Jika tidak berbau apa-apa, ragi mungkin belum aktif bekerja. Tapi kalau baunya menusuk dan tajam, sebaiknya kamu hentikan proses proofing sebelum rasanya ikut terganggu.


5. Ringan saat diangkat

ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Felicity Tai)
ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/Felicity Tai)

Angkat perlahan sebagian adonan dengan tangan atau spatula. Jika terasa ringan, lentur, dan tidak padat, tandanya gas dari ragi sudah terperangkap dengan baik. Tekstur ringan ini akan menghasilkan roti yang empuk dan berpori sempurna saat dipanggang.

Sebaliknya, kalau adonan masih terasa berat dan padat, kemungkinan besar belum cukup proofing. Tapi hati-hati juga jika terasa terlalu rapuh atau hampir pecah saat diangkat, itu bisa jadi tanda overproof. Rasa "ringan" yang pas jadi indikator fermentasi yang berhasil.


6. Bentuk tidak kembali saat ditekan perlahan (final proof)

ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/damla selen demir)
ilustrasi adonan roti yang telah melalui proses proofing (pexels.com/damla selen demir)

Sebelum roti masuk oven, lakukan tekanan ringan pada permukaan adonan. Jika bekasnya tertinggal sedikit dan tidak langsung menyusut drastis, itu tanda gas di dalam sudah stabil. Ini waktu terbaik untuk memanggang agar roti mengembang maksimal di oven.

Kalau adonan justru menyusut banyak saat ditekan, berarti belum cukup proofing. Tapi jika bekasnya tetap cekung dan roti mulai kempis, artinya kamu sudah terlambat. Final proof ini jadi titik penting terakhir sebelum roti benar-benar dipanggang.


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us