Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Disebut Bika Ambon padahal dari Medan?

Ilustrasi bika ambon (pixabay.com/broewnis)
Intinya sih...
  • Bika ambon berasal dari Medan dan diinspirasi dari kue tradisional Melayu, yaitu kue bika atau bingka.
  • Nama "Ambon" dalam Bika Ambon tidak ada hubungannya dengan Provinsi Ambon, Maluku.
  • Ada beberapa versi cerita tentang asal-usul penamaan bika ambon, termasuk kisah seorang Tionghoa yang membuat kue di rumahnya.

Bika ambon, kue tradisional yang terkenal dengan tekstur kenyal dan rasa manisnya, kerapkali membuat banyak orang penasaran mengapa diberi nama "Ambon" padahal kue ini berasal dari Medan, Sumatera Utara. Nama "Bika Ambon" sesungguhnya mempunyai kaitan sejarah yang menarik dengan peran kota Ambon dalam penyebaran sajian ini.

Walaupun berasal dari Medan, nama Ambon diambil sebagai referensi karena kota ini menjadi pusat perdagangan dan penyebaran budaya, termasuk kuliner, di masa lalu. Lantas, bagaimana cerita lengkapnya? Berikut penjelasan asal-usul bika ambon.

1. Asal-usul penamaan bika ambon

ilustrasi kota Ambon (unsplash.com/The Ian)

Bika ambon sebagai jajanan khas Medan diketahui berasal dari inspirasi kue tradisional Melayu, yaitu kue bika atau bingka. Untuk membedakannya dengan versi aslinya, bika ambon mulanya dimodifikasi dengan penambahan pengembang yang berasal dari nira.

Walaupun nama "Ambon" tersemat pada kue ini, menurut cerita yang berkembang di masyarakat, kue ini sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan Provinsi Ambon, Maluku. Terdapat sejumlah versi cerita tentang asal-usul penamaan bika ambon.

2. Versi 1

ilustrasi kota Ambon (unsplash.com/The Ian)

Menurut cerita pada versi 1, nama bika ambon dipercaya berasal dari tempat pertama kali kue ini dijual. Diketahui bahwa bika ambon mulai dikenal luas sesudah pertama kali dijajakan di simpang Jl. Ambon Sei Kera, Medan.

3. versi 2

ilustrasi kota Ambon (unsplash.com/The Ian)

Sementara itu, versi ke 2 mengungkapkan bahwa kata "Ambon" dalam Bika Ambon berasal dari akronim "Amplas-Kebon". Dahulu, terdapat sebuah daerah yang bernama Amplas yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu wilayah barat dan timur sungai. Masing-masing wilayah ini mempunyai julukan, di mana wilayah barat disebut "pabrik" karena terdapat pabrik pengolahan lateks, sedangkan wilayah timur dikenal sebagai "kebon" karena ada perumahan buruh dan kebun kakao, serta tembakau.

Berdasarkan cerita tersebut, bika ambon mulai dikenal luas di Medan sesudah diperkenalkan oleh seorang buruh transmigran dari Jawa. Singkat cerita, orang Belanda juga menyukai kue ini. Seiring dengan kepopulerannya, orang Tionghoa dan masyarakat transmigran lainnya turut menjual bika ambon.

4. Versi 3

Medan (unsplash.com/raja meliala)

Untuk versi ke 3, dikatakan bahwa nama bika ambon bermula karena seorang Tionghoa di Tanah Deli. Ia tengah melakukan eksperimen dengan membuat kue di rumahnya, yang dekat dengan kawasan Jalan Majapahit, Medan.

Sesudah kue ini matang, kemudian ia meminta pembantunya, yang merupakan pria Ambon, untuk mencoba kue itu. Pria tersebut suka dan lahap dalam memakannya. Dari sinilah asal-usul penamaan bika ambon khas Medan.

5. Versi 4

Ambon (unsplash.com/The Ian)

Sedangkan untuk versi ke 4, yang serupa dengan versi sebelumnya, asal-usul nama bika ambon menurut cerita ini meyakini bahwa penamaannya dihubungkan dengan seorang perantau asal Ambon. Orang ini merantau ke Malaysia dengan membawa bika. Akan tetapi, sesudah merasakan kelezatan dari kue, ia pun tidak ingin kembali ke Ambon dan menetap ke Medan.

6. Versi 5

Medan (unsplash.com/Edwin Petrus)

Untuk versi ke 5, terdapat juga yang percaya bahwa nama bika ambon sama sekali tak ada hubungannya dgn dengan nama jalan ataupun lokasi asal orang yang mempopulerkannya. Menurut versi ini, kata "ambon" mempunyai makna 'lembut' dalam bahasa Medan, jadi bila diartikan, bika ambon berarti 'kue bika yang lembut'.

Walaupun bika ambon berasal dari Medan, nama "Ambon" tetap melekat pada sajian ini berkat pengaruh sejarah perdagangan dan budaya di daerah tersebut. Dengan sejarah yang kaya dan rasa yang khas, kue ini tetap menjadi makanan favorit banyak orang, baik di Medan maupun di wilayah lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us