Kenapa Kopi Susu Literan Cepat Basi?

Kopi susu menjadi minuman favorit yang belakangan ini ramai dijual dalam kemasan literan. Praktis, hemat, dan bisa disimpan di kulkas untuk dinikmati kapan saja. Namun, di balik kepraktisan itu, muncul kekhawatiran soal daya tahannya. Banyak orang mengeluh kopi susu literan mudah berubah rasa, menggumpal, bahkan berbau asam padahal belum lewat tanggal kedaluwarsa.
Permasalahannya bukan semata di penyimpanan, tapi juga dari cara pembuatan hingga bahan yang digunakan. Untuk memahami hal ini lebih dalam, berikut empat alasan kenapa kopi susu literan cepat basi yang perlu kamu tahu.
1. Proses pembuatan tidak mempertimbangkan keseimbangan suhu

Pembuatan kopi susu literan sering dilakukan tanpa teknik yang jelas. Salah satu kekeliruan umum adalah mencampur kopi panas dengan susu dingin dalam satu waktu. Perbedaan suhu ini membuat tekstur susu rentan berubah dan menimbulkan rasa yang tidak stabil saat disimpan. Alih-alih menyatu sempurna, kopi dan susu justru malah bisa berpisah lapisan saat disimpan dalam kulkas.
Masalah ini sering terjadi karena fokus produsen hanya pada rasa, bukan ketahanan. Padahal, kalau suhu bahan tidak diseimbangkan dulu, hasil akhirnya mudah berubah. Kopi bisa teroksidasi lebih cepat, sedangkan susu kehilangan karakter lembutnya. Kombinasi ini membuat kopi susu lebih cepat mengalami perubahan aroma dan rasa hanya dalam hitungan hari.
2. Penggunaan susu segar mengurangi daya tahan minuman

Susu segar jadi andalan banyak pembuat kopi susu karena memberi rasa yang lebih lembut dan tekstur creamy. Sayangnya, susu segar punya umur simpan yang pendek, apalagi jika sudah dicampur dengan cairan lain seperti kopi. Sekalipun es kopi susu disimpan di kulkas, susu segar tetap rentan berubah rasa dalam waktu dua hingga tiga hari saja.
Berbeda dengan susu UHT atau kental manis, susu segar tidak punya perlindungan tambahan dari proses pemanasan tinggi atau kandungan gula yang bisa membantu memperpanjang daya tahan. Saat dicampur dengan kopi, apalagi yang asam, reaksi alami bisa terjadi dan memengaruhi tekstur. Kopi susu yang awalnya halus bisa jadi menggumpal atau terasa getir setelah beberapa hari.
3. Botol plastik yang digunakan tidak selalu cocok untuk menyimpan kopi susu

Botol plastik bening yang digunakan untuk menyimpan kopi susu literan biasanya hanya dipilih karena praktis. Tapi tidak semua jenis plastik cocok untuk menyimpan minuman yang mengandung susu dan kopi. Kalau jenis botolnya tidak sesuai, botol tersebut bisa membuat rasa kopi susu berubah karena terpapar cahaya atau suhu kulkas yang naik-turun.
Selain itu, banyak produsen rumahan menggunakan botol bekas atau botol sekali pakai yang kualitasnya kurang baik. Meskipun terlihat bersih, bahan plastik tertentu bisa membuat rasa kopi lebih cepat berubah, terutama kalau tidak disimpan dalam suhu ideal. Perubahan rasa ini bukan soal kontaminasi, tapi memang karena bahan kemasan tidak mendukung untuk penyimpanan jangka panjang.
4. Penyimpanan di kulkas sering tidak memadai

Menyimpan kopi susu di kulkas memang disarankan, tapi bukan berarti otomatis minuman jadi tahan lama. Posisi menyimpan di dalam kulkas ternyata berpengaruh. Kalau disimpan di pintu kulkas yang sering dibuka-tutup, suhunya tidak stabil dan bisa mempercepat perubahan rasa. Tekstur susu jadi lebih cepat pecah, dan rasa kopi bisa ikut terpengaruh.
Idealnya, kopi susu disimpan di bagian dalam kulkas yang suhunya lebih konsisten. Tapi pada kenyataannya, kulkas rumah tangga tidak selalu menjaga suhu antara 2–4 derajat Celcius dengan stabil. Ini membuat kopi susu hanya bertahan sebentar. Jadi, walaupun warnanya masih tampak sama, rasanya bisa berubah drastis hanya dalam dua hari penyimpanan.
Kopi susu literan cepat basi bukan karena minumannya salah, tapi karena banyak proses kuliner di baliknya yang belum diperhitungkan dengan matang. Dari cara membuat, bahan yang dipilih, sampai teknik penyimpanan, semuanya berpengaruh terhadap rasa dan daya tahan. Jadi, sebelum menyimpan kopi susu literan di kulkas, ada baiknya pahami dulu karakter bahan dan cara penanganannya agar rasanya tetap nikmat sampai tetes terakhir.