6 Makanan Murah tapi Bersejarah, Ada Nasi Jagung

- Nasi oyek adalah makanan pengganti nasi dari singkong kering yang populer pada masa penjajahan Jepang.
- Nasi jagung adalah campuran jagung giling yang menjadi makanan pokok masyarakat Jawa Timur dan Madura saat beras sulit didapat.
- Leughok, Janeng, Ketan jompo, dan odading merupakan makanan tradisional Indonesia lainnya yang murah tapi bersejarah.
Indonesia memiliki beragam kuliner yang bukan hanya beragam, tetapi juga sarat makna sejarah. Beberapa di antaranya bahkan sudah hadir sejak masa kolonial dan tetap bertahan hingga kini. Uniknya, banyak dari hidangan tersebut tergolong makanan murah tapi bersejarah yang masih bisa kita nikmati dengan harga terjangkau.
Berbagai kuliner yang akan kita bahas tidak hanya menjadi pengisi perut, tetapi juga saksi bisu perjalanan bangsa dari masa ke masa. Dari zaman kolonial hingga era modern, kehadirannya selalu lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Karena itulah, mengenal makanan murah tapi bersejarah bisa menjadi cara sederhana untuk menghargai budaya kuliner Indonesia.
1. Nasi oyek
Nasi oyek merupakan makanan pengganti nasi dari singkong kering yang diolah menjadi butiran mirip beras. Hidangan ini populer pada masa penjajahan Jepang ketika beras sangat langka.
Walaupun dianggap sebagai makanan darurat pada masa lalu, nasi oyek kini menjadi bagian dari kuliner tradisional yang unik. Rasanya gurih dengan tekstur agak kenyal, sering disajikan bersama sayur, atau lauk sederhana seperti tempe dan tahu goreng.
2. Nasi jagung

Nasi jagung atau dikenal juga dengan sego jagung adalah campuran jagung giling yang dimasak bersama beras atau tanpa beras sama sekali. Makanan ini dulu menjadi makanan pokok masyarakat Jawa Timur dan Madura saat beras sulit didapat.
Selain mengenyangkan, nasi jagung kaya serat dan menyehatkan tubuh. Kini, nasi jagung kembali diminati sebagai alternatif sehat dan warisan kuliner tradisional. Kini, nasi jagung disarankan untuk mencegah diabetes, tetapi tetap harus dalam porsi yang tidak berlebihan.
3. Leughok
Leughok adalah salah satu makanan tradisional khas Aceh yang terbuat dari campuran beberapa bahan, seperti pisang, ubi jalar, labu, dan santan. Pada masa konflik dan masa sulit, makanan ini menjadi sumber energi pengganti nasi. Berkat cita rasa uniknya, leughok menjadi salah satu kuliner warisan Aceh yang patut dicoba.
4. Janeng
Janeng merupakan makanan tradisional yang berasal dari Provinsi Aceh. Janeng terbuat dari umbi gadung yang diparut, dicuci, dan direndam berulang kali untuk menghilangkan racun. Setelah diolah, parutan umbi kemudian dikukus hingga matang dan disajikan bersama dengan kelapa parut dan gula merah. Rasanya disukai masyarakat lokal karena diproses dengan pembuatan yang unik. Ini membuat janeng sebagai salah satu warisan kuliner Aceh.
5. Ketan jompo jember

Ketan jompo adalah jajanan legendaris dari Jember yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Ketan jompo terbuat dari ketan yang dimasak, lalu diberi parutan kelapa dan gula. Makanan ini memang sederhana, tetapi penuh makna sejarah.
Nama jompo berasal dari sebuah jemabatan ikonik di Jember yang menjadi pusat penjualannya sejak puluhan tahun lalu. Hingga kini, ketan jompo tetap eksis dan menjadi ikon kuliner tradisional yang bersejarah.
6. Odading

Terakhir, ada kue manis bernama odading. Ini roti goreng khas Bandung yang terbuat dari adonan tepung terigu, gula, dan ragi, lalu digoreng hingga kecoklatan. Makanan ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dulunya, odading dikenal sebagai roti goreng khas masyarakat pribumi.
Bentuk odading sederhana dengan rasa manis legit dan tekstur empuk di dalam, tapi renyah di luar. Hingga kini, odading tetap menjadi jajanan rakyat yang murah meriah, sekaligus makanan murah tapi bersejarah. Beberapa waktu lalu, odading sempat viral lewat video odading Mang Oleh.
Semua makanan di atas menunjukan bahwa Indonesia memiliki warisan kuliner yang tak hanya mengenyangkan, tetapi juga menyimpan cerita masa lalu. Menikmati makanan murah tapi bersejarah bukan lagi sekadar soal rasa, tetapi juga cara menghargai perjalanan bangsa melalui sajian sederhana yang tetap lestari hingga kini. Mana makanan bersejarah favoritmu?