Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Pantangan untuk Pasien GERD, Wajib Dihindari!

ilustrasi orang dengan GERD (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi orang dengan GERD (pexels.com/cottonbro)
Intinya sih...
  • Makan berlebihan dapat memperbesar perut dan meningkatkan tekanan ke atas, menyebabkan heartburn atau nyeri ulu hati.
  • Makan dengan sangat cepat atau terburu-buru dapat meningkatkan risiko heartburn, sehingga penting untuk makan dengan perlahan.
  • Berbaring saat perut penuh, merokok, stres, dan konsumsi makanan tertentu juga bisa memicu heartburn pada individu dengan GERD.

Pernah merasakan sensasi panas yang tiba-tiba merayap naik dari perut ke dada, seperti terbakar, lalu meninggalkan rasa asam di tenggorokan? Kalau iya, bisa jadi kamu sedang berhadapan dengan GERD atau gastroesophageal reflux disease.

GERD adalah penyakit kronis yang muncul ketika katup di antara lambung dan kerongkongan melemah, sehingga asam lambung, atau kadang empedu, bisa "bocor" naik ke esofagus. Cairan asam inilah yang kemudian mengiritasi dinding kerongkongan dan memicu rasa nyeri atau panas di dada, yang dikenal sebagai heartburn atau nyeri ulu hati.

Bagi sebagian orang, GERD bukan sekadar gangguan ringan. Rasa perih yang datang berulang bisa mengganggu waktu tidur, bikin sulit fokus, hingga membuat banyak orang harus menghindari makanan dan minuman favoritnya agar GERD tidak kambuh.

Supaya keluhan GERD tidak sering kambuh, salah satu kuncinya adalah mengenali apa saja yang sebaiknya dihindari. Karena meski terlihat sepele, kebiasaan kecil bisa jadi pemicu besar. Berikut beberapa pantangan yang penting dipahami jika kamu hidup dengan GERD.

1. Jangan makan terlalu banyak

Makan berlebihan akan memperbesar perut dan meningkatkan tekanan ke atas terhadap sfingter esofagus bagian bawah, suatu katup antara kerongkongan dan perut. Hal ini dapat menyebabkan heartburn atau nyeri ulu hati.

Untuk mencegah heartburn, individu dengan GERD sebaiknya makan enam makanan dalam porsi kecil setiap hari daripada tiga kali tapi dalam porsi besar. Dengan begitu, perut tidak akan terlalu penuh dan mencegah produksi asam lambung yang berlebihan.

2. Jangan makan terlalu cepat

Saat kamu makan dengan sangat cepat atau terburu-buru, ini akan membuat sistem pencernaan lebih sulit bekerja sebagaimana mestinya (Turkish Journal of Gastroenterology, 2013). Akhirnya, ini bisa menyebabkan masalah pencernaan dan meningkatkan risiko heartburn.

Tips yang bisa kamu terapkan untuk membantu makan dengan perlahan di antaranya:

  • Letakkan garpu dan sendok saat sedang mengunyah.
  • Kunyah makanan dengan baik sebelum ditelan.
  • Kunyah 20 kali atau hitung sampai 20 detik sebelum suapan berikutnya.
  • Gigit makanan dengan ukuran kecil.

3. Hindari makanan pemicu

ilustrasi gorengan (vecteezy.com/p.sanyoto968635)
ilustrasi gorengan (vecteezy.com/p.sanyoto968635)

Beberapa makanan dapat menyebabkan heartburn saat dikonsumsi oleh individu dengan GERD. Salah satu alasannya karena beberapa makanan dapat membuat perut memproduksi terlalu banyak asam. Kadang, makanan tertentu juga bisa menyebabkan asam lambung kembali naik ke kerongkongan yang menyebabkan rasa perih.

Beberapa makanan yang perlu dihindari oleh pasien GERD antara lain:

  • Gorengan.

  • Daging tinggi lemak.

  • Saus krim.

  • Produk susu

  • Cokelat.

  • Permen.

  • Minuman berkafein.

  • Minuman berkarbonasi.

  • Alkohol.

  • Makanan pedas.

  • Buah sitrus.

  • Produk berbahan tomat.

4. Jangan langsung rebahan setelah makan

Berbaring saat perut penuh dengan makanan dapat menyebabkan isi perut menekan sfingter esofagus bagian bawah lebih keras, meningkatkan kemungkinan makanan refluks.

Kamu bisa mencoba tips ini:

  • Makan malam maksimal dua hingga tiga jam sebelum tidur.

  • Jangan ngemil larut malam.

  • Jangan makan malam dengan porsi terlalu banyak.

5. Jangan tidur dengan posisi datar

Berbaring datar dapat menekan isi perut ke sfingter esofagus bagian bawah yang menyebabkan ketidaknyamanan. Ada baiknya kamu tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari perut, dengan demikian gravitasi akan membantu mengurangi tekanan ini.

Kamu bisa mengangkat kepala dengan beberapa cara, di antaranya:

  • Tempatkan balok atau apa pun yang kokoh dan aman di bawah kasur di bagian kepala.
  • Kamu juga bisa menggunakan beberapa bantal di bawah kepala dan bahu untuk mengangkat kepala saat tidur.

6. Jangan merokok

ilustrasi berhenti merokok (freepik.com/freepik)
ilustrasi berhenti merokok (freepik.com/freepik)

Ada banyak alasan bagus untuk berhenti merokok, salah satunya karena rokok bisa memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk heartburn. Risiko ini makin tinggi jika kamu memiliki GERD.

Merokok bisa memicu heartburn dengan beberapa cara:

  • Mengurangi produksi air liur. Padahal, air liur berfungsi menetralkan asam lambung dan membantu ‘membilas’ asam yang sempat naik ke kerongkongan kembali ke lambung.

  • Meningkatkan produksi asam lambung. Merokok dapat memicu lambung menghasilkan lebih banyak asam. Selain itu, rokok bisa menyebabkan garam empedu dari usus berpindah ke lambung. Kehadiran garam empedu ini membuat asam lambung makin "ganas" dan berisiko memperparah iritasi.

  • Melemahkan katup sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES). LES adalah katup antara lambung dan kerongkongan. Saat katup ini lemah atau terlalu sering rileks karena efek rokok, asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan.

  • Merusak lapisan kerongkongan. Merokok juga dapat secara langsung melukai dinding kerongkongan, membuatnya makin rentan rusak jika sering terpapar asam lambung.

7. Jangan membiarkan stres berlarut-larut

Stres dapat menyebabkan perilaku yang memicu heartburn. Selama stres, rutinitas akan terganggu, sehingga kamu mungkin tidak mengikuti rutinitas normal dalam hal makanan, olahraga, dan obat-obatan.

Mengingat stres secara tidak langsung dapat menyebabkan heartburn, penting untuk menemukan cara mengurangi stres. Cobalah metode relaksasi seperti latihan pernapasan, meditasi, journaling, atau berolahraga.​

8. Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat

Pakaian yang pas di sekitar perut dapat memicu rasa panas di dada. Sabuk atau pinggang yang terlalu kencang bisa menekan lambung dan memaksa makanan menekan LES. Hal ini dapat menyebabkan isi lambung kembali naik.

9. Tidak makan dalam waktu lama

ilustrasi makan (pexels.com/Michael Burrows)
ilustrasi makan (pexels.com/Michael Burrows)

Asam lambung dapat menumpuk di lambung saat kosong. Jika kamu belum makan selama berjam-jam, penumpukan cairan pencernaan ini dapat menyebabkan refluks asam, yang menyebabkan rasa panas di dada. Mual dan hunger pain (sensasi nyeri di perut saat perut benar-benar kosong) juga dapat terjadi.

Untuk kamu yang memiliki masalah dengan GERD, pastikan kamu menjauhi hal-hal di atas untuk mencegah gejala yang tidak nyaman dan mengganggu aktivitasmu.

Referensi

InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Heartburn and GERD: Learn More – Treatment options for GERD. [Updated 2024 Aug 5]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279252/

Azer SA, Hashmi MF, Reddivari AKR. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) [Updated 2024 May 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554462/

"Treatment for GER & GERD." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses Juli 2025.

Clarrett DM, Hachem C. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Mo Med. 2018 May-Jun;115(3):214-218. PMID: 30228725; PMCID: PMC6140167.

Dalbir Sandhu and Ronnie Fass, “STRESS AND GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE,” Proceedings of the Shevchenko Scientific Society Medical Sciences 52, no. 2 (March 1, 2018): 10–15, https://doi.org/10.25040/ntsh2018.02.010.

"Frequent Heartburn? Here Are Some Possible Causes." Healthline. Diakses Juli 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us