Apa Itu Intrusive Thoughts? Ini Penyebab dan Penanganannya

Pernah tidak, kamu lagi santai atau sibuk mengerjakan sesuatu, tapi tiba-tiba muncul pikiran aneh yang tidak diharapkan? Misalnya saja, tiba-tiba terpikirkan hal buruk, memalukan, atau bahkan hal yang bertentangan dengan dirimu. Pikiran ini bisa datang begitu saja tanpa alasan yang jelas. Alhasil, membuatmu merasa tidak nyaman. Nah, fenomena ini dikenal sebagai intrusive thoughts.
Apa itu intrusive thoughts? Secara singkat, intrusive thoughts adalah pikiran atau bayangan yang muncul tiba-tiba tanpa kamu inginkan dan sering kali terasa mengganggu. Meski bisa bikin resah, pikiran ini sebenarnya cukup umum terjadi. Supaya tidak salah paham, yuk, kenali penyebab hingga cara menghadapinya dengan tenang dalam artikel ini!
Apa itu intrusive thoughts?
Intrusive thoughts adalah pikiran atau gambaran yang muncul tiba-tiba di dalam kepala tanpa kita inginkan. Biasanya, pikiran ini terasa asing, mengganggu, atau bahkan menakutkan. Bentuknya bisa sangat beragam, mulai dari kekhawatiran tentang melakukan kesalahan, pikiran agresif, sampai gambaran seksual yang tidak pantas.
Pikiran semacam ini bisa menyasar diri sendiri, orang terdekat, atau bahkan orang asing di sekitar. Beberapa contoh bentuknya antara lain kekerasan, hal-hal menjijikkan, ketakutan ekstrem, sesuatu yang memalukan, atau bahkan bertentangan dengan nilai moral dan agama yang dianut seseorang. Nah, karena pikiran ini bertentangan dengan keinginan kita, biasanya akan menimbulkan perasaan perasaan tidak nyaman, cemas, atau bersalah setelahnya.
Apakah intrusive thoughts normal?

Intrusive thoughts atau pikiran yang muncul secara tiba-tiba dan tidak diinginkan adalah hal normal. Faktanya, hampir semua orang pernah mengalaminya. Sebuah studi pada 2014 menunjukkan bahwa sekitar 94 persen partisipan pernah mengalami setidaknya satu intrusive thought dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Bahkan hal itu juga terjadi pada orang-orang tanpa gangguan kesehatan mental.
Jenis pikiran yang paling umum ditemukan dalam studi tersebut adalah meragukan diri sendiri, seperti kekhawatiran tentang melakukan sesuatu dengan benar. Sementara itu, pikiran yang bernuansa seksual atau keagamaan adalah yang paling jarang dilaporkan.
Kabar baiknya, sebagian besar intrusive thoughts hanya sekilas lewat dan tidak membekas. Namun, terkadang pikiran ini bisa mulai mengganggu, apalagi jika seseorang merasa bersalah, takut, atau terus-menerus memikirkan pikiran tersebut alias overthinking. Dalam kasus seperti ini, intrusive thoughts bisa memicu kecemasan berlebih dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penyebab intrusive thoughts
Intrusive thoughts bisa muncul tanpa alasan yang jelas. Namun, perasaan ini sering kali dipicu oleh stres, kecemasan, kurang tidur, atau perubahan besar dalam hidup dan tubuh. Misalnya, ibu yang baru melahirkan sering mengalami pikiran mengganggu terkait keselamatan bayinya meskipun ia sangat ingin melindunginya. Ini bisa jadi cara otak memberi sinyal peringatan terhadap potensi bahaya meskipun tidak nyata.
Selain faktor pemicu sehari-hari, intrusive thoughts juga bisa berkaitan dengan kondisi kesehatan mental seperti OCD (obsessive-compulsive disorder), depresi, PTSD, hingga gangguan pascamelahirkan seperti postpartum OCD. Dalam beberapa kasus, kondisi neurologis seperti cedera otak, parkinson, atau alzheimer juga bisa memengaruhi munculnya pikiran-pikiran ini. Kalau intrusive thoughts muncul terus-menerus dan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara menghadapi intrusive thoughts

Menghadapi intrusive thoughts bisa terasa menakutkan, apalagi jika pikiran tersebut muncul secara tiba-tiba dan membuatmu tidak nyaman. Namun, kamu tidak perlu panik atau merasa bersalah, ya. Untuk mengelola intrusive thoughts, ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu:
Kenali dan beri label yang tepat. Saat pikiran muncul, katakan pada diri sendiri bahwa ini hanya intrusive thought alias pikiran yang tidak bisa dikendalikan.
Biarkan saja lewat. Daripada memaksa untuk mengusirnya, coba terima bahwa pikiran itu ada dan biarkan berlalu dengan sendirinya.
Lanjutkan aktivitas seperti biasa. Jangan hentikan apa yang sedang kamu lakukan. Dengan tetap fokus pada aktivitas, kamu bisa mengurangi dampak emosional dari pikiran tersebut.
Jangan mencari makna di baliknya. Menganalisis terlalu dalam hanya akan membuatmu makin terjebak dalam lingkaran kecemasan.
Sekarang kamu sudah tahu apa itu intrusive thoughts hingga cara menghadapinya, kan? Meski kadang terasa mengganggu, pikiran ini sebenarnya wajar dan bisa dikendalikan, kok. Terpenting, jangan panik dan tetap fokus pada hal-hal yang bikin kamu tenang, ya.
Referensi
"Intrusive Thoughts: Why We Have Them and How to Stop Them". Healthline. Diakses Juli 2025.
"What Are Intrusive Thoughts?" WebMD. Diakses Juli 2025.
"What Are Intrusive Thoughts, And Are They Normal?" Nebraska Medicine. Diakses Juli 2025.
Radomsky, A. S., dkk. (2014). Part 1—You can run but you can't hide: Intrusive thoughts on six continents. Journal of Obsessive-Compulsive and Related Disorders, 3(3), 269–279.