7 Cara Mengatasi Batuk akibat GERD

- Batuk terus-menerus bisa menjadi gejala GERD yang mengganggu dan tidak nyaman.
- Penanganan batuk akibat GERD melibatkan pengenalan penyebabnya, perubahan gaya hidup, dan pertimbangan perawatan medis.
- Perubahan gaya hidup seperti menurunkan berat badan, mengatur pola makan, tidur dengan posisi tertentu, hingga menghindari rokok dapat membantu meredakan batuk kronis akibat GERD.
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi umum yang dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk batuk terus-menerus.
Batuk sebenarnya bukanlah gejala utama GERD, tetapi jika terjadi, ini bisa terasa tidak nyaman dan mengganggu. Memahami cara mengelola dan meredakan batuk terkait GERD melibatkan pengenalan penyebabnya, penerapan perubahan gaya hidup, dan mempertimbangkan perawatan medis.
GERD terjadi saat asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, yang menyebabkan iritasi dan peradangan. Aliran balik ini dapat memengaruhi tenggorokan dan saluran pernapasan, sehingga mengakibatkan batuk kronis. Batuk yang terkait dengan GERD mungkin tidak selalu disertai dengan gejala khas lainnya seperti nyeri ulu hati (heartburn), sehingga lebih sulit didiagnosis.
Penting untuk menyadari bahwa meskipun tidak ada nyeri ulu hati, tetapi GERD dapat bermanifestasi sebagai batuk kronis, terutama jika telah berlangsung selama lebih dari delapan minggu.
Simak beberapa cara untuk mengobati batuk akibat GERD lewat paparan di bawah ini.
1. Pertahankan berat badan yang sehat
Berat badan berlebih meningkatkan tekanan perut, yang dapat memperburuk gejala refluks.
Bagi orang dengan GERD, menurunkan berat badan dapat mengurangi lemak perut/lingkar pinggang, yang pada gilirannya mengurangi tekanan pada lambung dan sfingter gastroesofageal. Ini dapat membantu mengurangi gejala GERD.
2. Hindari makanan pemicu
Bagi orang dengan GERD, beberapa makanan menyebabkan sfingter esofageal rileks dan menunda proses pencernaan, sehingga makanan berada di lambung lebih lama.
Makanan (dan minuman) yang dimaksud dapat meliputi:
- Makanan pedas.
- Buah jeruk.
- Cokelat.
- Kafein.
- Alkohol.
Kamu mungkin tidak harus menghindari semuanya sepenuhnya. Cobalah untuk membatasi porsinya dan menghindari makanan yang bermasalah pada malam hari menjelang tidur, sehingga tidak mengendap di perut dan kemudian naik ke kerongkongan saat kamu berbaring pada malam hari.
3. Makan dalam porsi yang lebih kecil

Mengonsumsi makanan dalam porsi yang lebih kecil dan lebih sering sepanjang hari dapat mencegah perut kembung berlebihan yang menyebabkan refluks.
Daripada makan tiga kali dalam porsi besar, lebih baik makan lima atau enam kali dalam porsi kecil sepanjang hari. Ini akan memberi waktu bagi perut untuk kosong setelah makan, meminimalkan tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah dan mengurangi risiko refluks asam.
Jumlah makanan yang ideal akan sangat bergantung pada faktor-faktor seperti tinggi badan, usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas, dan ukuran tubuh. Sangat penting untuk berhati-hati dengan jumlah makanan yang kamu makan jika kamu sedang mencoba menurunkan berat badan, dan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi dapat membantu menentukan berapa banyak dan apa yang harus dimakan sepanjang hari.
4. Tinggikan kepala saat tidur
Meninggikan kepala saat tidur hingga 20 cm dapat membantu mencegah refluks pada malam hari. Kamu bisa menggunakan beberapa bantal untuk membantu mengangkat kepala saat tidur. Strategi ini memanfaatkan gaya gravitasi selama tidur untuk menahan isi di dalam perut.
5. Hindari berbaring setelah makan
Berbaring setelah makan bisa menyebabkan gangguan pencernaan karena asam lambung naik ke kerongkongan. Untuk mencegahnya, sebaiknya tunggu setidaknya tiga jam sebelum berbaring setelah makan. Ini bertujuan untuk memberi waktu bagi tubuh mencerna makanan dengan baik.
Menunda berbaring juga membantu mengurangi risiko terjadinya refluks.
6. Berhenti merokok

Merokok mengurangi tekanan sfingter esofagus bagian bawah. Sfingter esofagus bagian bawah adalah penutup pelindung yang menahan asam di lambung dan keluar dari esofagus. Ketika tekanan sfingter esofagus bagian bawah berkurang, asam dapat lebih mudah naik dan menyebabkan mulas.
Tembakau dalam rokok juga mengurangi jumlah bikarbonat yang ada dalam air liur. Bikarbonat adalah senyawa penetral asam.
Merokok juga dapat meningkatkan kadar peradangan dalam tubuh. Para ahli telah menghubungkan peningkatan kadar peradangan dengan risiko yang lebih besar untuk GERD serta esofagus Barrett, suatu kondisi yang dapat menyebabkan kanker esofagus.
7. Kenakan pakaian longgar
Mengenakan pakaian longgar penting bagi individu dengan GERD karena membantu meminimalkan tekanan perut.
Pakaian ketat, terutama di sekitar pinggang, dapat menyempitkan perut dan memperburuk gejala refluks dengan memaksa isi perut kembali ke kerongkongan. Tekanan yang meningkat ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kemungkinan lebih tinggi mengalami nyeri ulu hati dan batuk.
Pakaian longgar memungkinkan pencernaan yang lebih baik dan mengurangi risiko refluks asam, yang berkontribusi pada manajemen gejala secara keseluruhan dan peningkatan kenyamanan bagi pasien GERD.
Batuk kronis akibat GERD dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup. Dengan memahami hubungan antara GERD dan batuk, kamu dapat mengambil langkah proaktif melalui perubahan gaya hidup dan perawatan medis untuk mengelola gejala secara efektif.
Jika kamu menduga batuk yang kamu alami terkait dengan GERD, konsultasi dengan dokter sangat penting untuk diagnosis dan perencanaan perawatan yang tepat.
Referensi
"Obesity: GERD and lifestyle changes – Healthy habits for weight management". American Gastroenterological Association. Diakses Desember 2024.
"Can Lying Down After Eating Cause Indigestion?" Healthline. Diakses Desember 2024.
"GERD and Chronic Cough: What Is the Link?" Healthline. Diakses Desember 2024.
"The Effect of Smoking on GERD and Acid Reflux". Healthline. Diakses Desember 2024.
"GERD Diet: Foods That Help with Acid Reflux (Heartburn)". Johns Hopkins Medicine. Diakses pada Desember 2024.
"How to Stop a GERD Cough". Raleigh Capitol. Diakses Desember 2024.
"Eating Smaller Meals for GERD". Palmyra Surgical. Diakses Desember 2024.